Papat

284 47 5
                                    

Garis takdir

"Gue harus nyari dimana?" Yoonbin menghela napas sambil mengusap wajahnya dengan kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue harus nyari dimana?" Yoonbin menghela napas sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

Yoonbin baru saja selesai mengubek-ngubek laci meja maupun lemari yang ada di rumah atas perintah sang Mama. Dan setelah berjuang selama hampir 2 jam lamanya, Yoonbin menemukan secarik foto usang dengan beberapa bercak noda yang sudah mengering.

"Siapa namanya?" Gumam Yoonbin menatap foto tersebut, dimana tampak 2 bayi laki-laki yang sedang tertidur berpelukan.

"Siapa namanya?" Gumam Yoonbin menatap foto tersebut, dimana tampak 2 bayi laki-laki yang sedang tertidur berpelukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bisa disimpulkan bahwa foto tersebut adalah foto Yoonbin bersama sang Kakak saat keduanya masih kecil dulu. Dan sang Mama juga berkata bahwa Kakaknya lebih tua 2 tahun dari Yoonbin.

Sejujurnya Yoonbin belum pernah melihat foto ini sebelumnya, dan ia sendiri pun tidak tau siapa nama sang Kakak. Kesimpulan yang bisa Yoonbin cerna dari cerita Mamanya adalah sang Kakak yang diadopsi oleh keluarga lain karena dulu kedua orang tua Yoonbin adalah orang miskin.

Dan sekarang sudah 17 tahun berlalu sejak berpisahnya Yoonbin dengan sang Kakak. Dimana ia bisa mencari dan menemukan sang Kakak? Bahkan namanya saja Yoonbin tidak tau, karena bisa saja keluarga baru Kakaknya juga memberikan nama baru.

Yoonbin memijat pelipisnya pelan, kepalanya juga berdenyut nyeri sedari tadi. Ia benar-benar pusing dan bingung diwaktu yang bersamaan. Yoonbin harus mencari dan menemukan Kakaknya seperti permintaan sang Mama. Sementara ia juga harus kuliah dan bekerja supaya bisa membayar biaya rawat inap sang Mama.

"Gue sendiri juga gak tau apa Kakak masih hidup atau enggak!" Celetuk Yoonbin, setelahnya ia mendesah dan mengacak-ngacak rambutnya dengan kasar.

.....

"Aduh telat!" Gerutu Yohan yang saat ini menatap cemas ke arah jalanan sambil menyetir kemudi mobilnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi, dan Yohan masih berada diperjalanan menuju kampus. Ia sudah terlambat karena kelas dimulai pukul 8 pagi, ditambah ia ada kuis dadakan dari dosen yang terkenal killer. Ini semua karena Yohan terlambat bangun setelah kemarin malam melakukan video call bersama Haruto hingga pukul 1 dini hari.

"Duh gimana nih?" Yohan cemas bukan main, hingga tanpa sadar ia semakin menambah kecepatan laju mobilnya. Tatapan Yohan terfokus ke arah jalanan, sambil sesekali bibirnya mencebik beberapa senti ke depan.

Neol saranghae..

Nada dering dari ponsel Yohan berbunyi nyaring, pertanda ada panggilan telpon masuk. Yohan yang masih sibuk menyetir melirik sekilas ke arah ponselnya yang ia taruh pada dashboard mobil.

"Aduh Byungchan ngapain telpon sih?" Ucap Yohan setelah melihat nama kontak orang yang menelponnya.

Yohan mencoba berpikir positif, mungkin Byungchan menelponnya untuk menanyakan keberadaan dirinya karena ia sudah amat sangat terlambat.

Dengan tangan kanan yang memegang kemudi, tangan kirinya ia gunakan untuk meraih ponsel. Namun jarak ponselnya lumayan jauh, hingga tangannya tak mampu menggapai ponselnya yang masih setia berdering tersebut.

Yohan yang melihat jalanan didepannya dari arah berlawanan sepi berniat untuk mendahului agar ia bisa cepat sampai ke kampus.

"Ck!" Yohan berdecak malas, ia sedikit menyondongkan tubuhnya dan kembali mencoba meraih ponselnya saat ia akan berhasil mendahului sebuah truk tepat didepannya.

Namun tanpa disangka Yohan kehilangan keseimbangan yang membuat tubuhnya oleng. Dan tentu saja akibat pergerakannya tersebut membuat ia tanpa sadar ikut membelokkan kemudi ke arah kiri dengan kuat.

Mobil yang ditumpangi Yohan berbelok keluar jalur, membuat beberapa pengemudi lainnya kaget dan mengerem secara mendadak. Namun tidak dengan pengemudi sebuah truk yang hendak Yohan dahului tadi.

Brak..

Naasnya, mobil yang dikendarai Yohan menabrak truk tersebut dan langsung terseret beberapa meter ke depan. Hingga sang pengemudi truk yang panik langsung menginjak pedal rem, membuat mobil Yohan kini berguling-guling dijalanan dengan bebas dan berhenti ditengah persimpangan jalan raya. Kecelakaan tersebut tak berhenti sampai disitu saja, karena dari arah berlawanan melintas sebuah mobil dengan kecepatan tinggi dan menabrak mobil Yohan kuat hingga mobil tersebut kembali terpental jauh.

.....


"Iya Hoon ini gue udah dijalan mau ke rumah sakit.."

Yoonbin yang saat ini tengah berada didalam sebuah angkot pun segera mematikan sambungan telpon dari Jihoon. Kemudian ia mengernyit heran saat melihat sebuah truk melintas sambil menderek sebuah mobil berwarna hitam dalam kondiri rusak parah.

Bisa dilihat jika mobil tersebut peyot dan ringsek, seperti baru menghantam atau dihantam mobil lainnya. Yoonbin bergidik ngeri sambil membayangkan bagaimana keadaan orang yang mengemudikan mobil tersebut.

"Pasti habis ada kecelakaan.." Celetuk seorang wanita paruh baya yang duduk disebelah Yoonbin.

Yoonbin dalam diam mengangguk mengiyakan, dalam hati ia menyayangkan siapapun orang yang mengemudikan mobil tersebut.

Pasti ngebut! Cibir Yoonbin dalam hati.

Yoonbin terus melamun hingga tanpa sadar angkot yang ia tumpangi sudah berhenti disebuah halte yang memang dekat dengan rumah sakit. Yoonbin segera turun, tak lupa ia membayar ongkos dan berjalan ke arah rumah sakit tempat dimana Mamanya dirawat.

Yoonbin terus melangkahkan kakinya sambil bersenandung pelan. Ia ada kelas pukul 11 siang nanti yang artinya ia masih ada waktu untuk menjenguk dan menunggu Mamanya.

Sampai di sebuah koridor, tampak beberapa perawat berlari cepat ke arah sebuah ambulance yang baru saja tiba. Yoonbin meringis kecil saat matanya tanpa sengaja menatap tubuh seorang laki-laki bersimbah penuh darah yang langsung cepat dibawa ke ruang UGD.

Yoonbin berani bersumpah, pemuda tersebut bisa saja mengalami pendarahan hebat jika terlambat mendapatkan pertolongan pertama.

Yoonbin menggeleng pelan, mencoba menepis pemikiran buruknya. Kemudian ia melanjutkan langkahnya menuju kamar dimana Mamanya dirawat. Sambil berjalan Yoonbin mendengar beberapa orang berteriak dari arah belakang sambil menangis. Yoonbin yang kepo menoleh sebentar, memerhatikan seorang wanita paruh baya berlari ke arah ruang dimana pemuda yang sekarat tadi dibawa.

"YOHAN!"

"Pihak keluarga ya?" Gumam Yoonbin pelan.




"Pihak keluarga ya?" Gumam Yoonbin pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kejadian kecelakaan Yohan bisa dibayangin gak? Takutnya penjelasanku terlalu berbelit-belit jadi bikin bingung hikd

Fall For You || HarubinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang