01.

2.2K 145 4
                                    

Arlina Fatnan Mixcel. Mempunyai mata hazel yang indah, rambut sebahu yang selalu ia uraikan. Dan tak lupa dengan body-nya yang mampu memikat semua kaum Adam. Arlina menyukai salah satu kakak kelas yang sama sekali tidak menoleh kepadanya. Oke fine, meskipun begitu Arlina tetap mengejar cinta sang kakak kelas. Karena selain kakak kelasnya itu most wanted sekolah. Ia juga adalah cinta pertamanya.

Arlina berjalan tergesa-gesa. Meskipun Arlina tipikal orang yang tidak suka berdandan. Tetapi ia juga sering memoles wajahnya hanya untuk menarik perhatian Leon. Sang kakak kelas yang ia temui saat masih kelas 10. Namun sayangnya Leon adalah musuh para kakak-kakaknya yang menyebabkan ia harus menjaga jarak dengannya. Namun jika dibelakang para kakak-kakaknya Arlina sangat gencar mengejar Leon.

Mata Arlina berbinar kala melihat pujaan hatinya sedang asik mengobrol dengan teman-temannya. Arlina berlari menghampiri Leon dengan hati yang berbunga-bunga.

“Kak Leon ... Hay!” sapa Arlina menggibas-gibaskan surai rambutnya ke belakang.

Leon menatap Arlina datar. “Ngapain sih lo disini, ganggu aja.”

Arlina tersenyum manis mendengar perkataan Leon yang terdengar arogan itu. Arlina memiringkan kepalanya menatap wajah tampan Leon. “Hmmm ... Kak Leon dahinya kenapa? Berantem lagi?”

“Bukan urusan lo,” ketus Leon memutar bola matanya malas.

Septian, sahabatnya Leon menepuk pundak lelaki itu pelan. “Jangan galak-galak dong sama cewek. Kasian tau dari tahun ke tahun Arlina yang bahenol dicuekin mulu sama lo.”

Leon menatap Septian dengan tatapan membunuh. “Lo nggak usah mencampuri hidup gue!”

Septian bergidik ngeri melihat sahabatnya yang tengah kesal itu. Leon menatap Arlina yang masih setia tersenyum ke arahnya. Ia meninggalkan Arlina tanpa mengucapkan apapun.

“Ehhh, kak! Kak Leon tunggu!” teriak Arlina yang menyadari kalau Leon sudah meninggalkannya berdua dengan Septian.

Arlina mengejar Leon tanpa melihat ke arah sahabatnya Leon yang masih menatap mereka dengan tatapan bengong. “Ck, selalu aja kayak gini,” gerutu Septian.

Namun petaka bagi Arlina karena saat ia melangkah ada seseorang yang hampir menabrak Arlina menggunakan motor bebeknya. Arlina membulatkan matanya sempurna saat melihat laki-laki yang memakai kaca mata bulat serta baju yang dimasukkan ke dalam celana, tak lupa dengan dasi yang rapi, mengesankan laki-laki itu adalah cupu. Arlina mengerjap-ngerjapkan saat menyadari laki-laki turun dari motor bebeknya.

“Ehhh maaf ... nggak sengaja,” ucapnya menundukkan kepalanya.

Arlina menyipitkan matanya sinis. “Bacot lo cupu. Lo tau nggak kesalahan lo apa?!” bentak Arlina berkacak pinggang.

Laki-laki cupu itu menggaruk-garuk kepalanya bingung. “Emang apa?” Dengan bodohnya dia bertanya.

Arlina menganga lebar. “Lo nggak tau kesalahan lo apa? OMG Nono! Lo itu udah ngabisin waktu gue, dan lebih parahnya pangeran gue udah pergi jauh karena lo yang mau nabrak gue!”

Laki-laki itu bernama Doni Pratamowono. Ia sering sekali mendengar panggilannya diganta-ganti oleh Arlina. Entah itu Ono atau O'on. Dan banyak lagi karena huruf belakang Pratamowono. Doni memegangi telinganya yang hampir saja copot dari sarangnya.

SALAH KEJAR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang