Sedari tadi Arlina memperhatikan Leon dari ekor matanya. Leon terlihat sangat berbeda hari ini, apalagi sekarang laki-laki itu berada di hadapannya sambil membawa baju ganti untuk Arlina. Detak jantung Arlina terus saja berdetak kencang, hingga akhirnya Leon berdehem, membuyarkan lamunan Arlina.
“Ganti baju lo, ntar masuk angin,” ucap Leon datar.
Arlina tersenyum manis ke arah Leon. “Cie perhatian. Makasih deh, sering-sering kayak gini ya sayang. Kalau kayak gini terus 'kan aku makin cinta sama kamu.”
Tatapan Leon yang tadinya datar menjadi tajam. “Gue udah bilang, jangan KEGEERAN!” Tegasnya menekankan kata 'Kegeeran'.
Arlina seakan tidak peduli dengan ucapan Leon, ia mengambil seragam yang berada di tangan Leon. Dan membawanya ke ruang ganti.
Leon yang melihat Arlina masuk ke ruang ganti pun segera meninggalkannya tanpa berpamitan terlebih dahulu. Ketika Arlina selesai mengganti bajunya, ia keluar berniat mengembalikan baju seragamnya kepada Leon.
“Le---- loh, kemana orangnya?” Arlina berdecak sebal.
“Ishhh padahal gue belum sempat berterima kasih.” Arlina mengerucutkan bibirnya kesal. Ia menciumi bau keringat Leon yang menempel di baju seragamnya. “Gila! Bisa-bisa gue mabuk sama bau keringatnya. Aghhh Leon i love you!” seru Arlina berlari ke arah kelas 11 IPS 2.
Saat Arlina sudah sampai ke kelasnya. Ternyata semua teman-temannya sudah masuk. Mungkin pelajarannya akan segera di mulai. Arlina berjalan ke belakang dan duduk di sebelah Natalia sambil memegangi baju seragam Leon.
“Tumben lama. Kemana aja lo?” tanya Natalia kebingungan melihat Arlina yang senyum-senyum sendiri.
“Kalau gue cerita sama lo, pasti lo nggak bakalan percaya,” ucap Arlina melirik Natalia malas.
Natalia menggaruk-garuk pipinya bingung. “Emang kenapa sih? Kan lo belum ngomong, ya mana gue bisa percaya atau nggak, gimana sih lo.”
Arlina menghembuskan nafasnya lelah. “Jadi, tadi pagi gue ketemu Leon. Dan dia kasih gue ini.” Tunjuk Arlina kepada seragamnya. “Karena gue kena tumpahan air dan itu semua, karena cewek cabe yang sekarang jadi tunangannya. Iwuh.”
Natalia mengerjap-ngerjapkan matanya kaget. “Lo ngimpi kali, mana mungkin Leon peduli sama lo.”
Arlina menatap Natalia jengkel. Sudah ia duga kalau Natalia tidak akan percaya dengan ucapannya tadi. “Terserah. Yang pasti Leon udah mulai peduli sama gue.”
“Tapi dia udah punya tunangan bodoh,” ketus Natalia menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Bodo amat!” Balas Arlina tidak peduli dengan status mereka.
Belum sempat Natalia menceramahi Arlina. Pak Bandi selaku guru pelajar mereka, masuk ke dalam kelasnya dengan beberapa buku tebal di tangannya. Namun yang membuat mereka bingung. Pak Bandi tidak datang sendirian. Ada seorang murid perempuan dibelakangnya dengan rambut berwarna putih, dan pakaian yang berantakan. Arlina meyakini kalau gadis itu adalah bad girl.
“Baik anak-anak, kita kedatangan murid baru. Nah nak, silahkan perkenalkan namamu,” ucap Pak Bandi kepada gadis yang berada di sebelahnya.
“Hay, nama gue Audia Winata. Gue pindahan dari Italia, kalian bisa manggil gue Audi, semoga bisa berteman dengan baik ya,” ucap Audia tersebut manis ke arah murid-murid kelas 11 IPS 2.
Suara riwuh pun terdengar dari telinganya. Mulai yang manis hingga pahit. Ada yang hujat, dan ada yang memuji. Audia tidak peduli sama sekali.
“Baik Audia Winata, anda boleh duduk di belakang Arlina,” ucap Pak Bandi. “ ARLINA ANGKAT TANGANMU!”
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH KEJAR [SELESAI]
Teen FictionArlina Fatnan Mixcel. Tergila-gila dengan seorang kakak kelas yang bernama Nandoleon Pratama Welington. Dari kelas sepuluh hingga saat ini, ia terus mengejar cinta Leon. Namun Leon sama sekali tidak menoleh atau pun merespon pernyataannya itu. Dari...