Sudut 4;Tinggal

12 1 0
                                    

"Tiap-tiap yang pergi terkadang bisa kembali,tapi jangan berharap banyak. Bisa jadi ia hilang,walau begitu aku memilih tinggal."

~~~••••~~~

Aletta sudah tahu tentang Larasati, Senandika sendiri yang menceritakan nya. Tiap Senandika bercerita tentangnya dulu selalu bersemangat kini dia terlihat sendu,sudah berakhir katanya "kamu sendiri yang bilang padaku dulu disetiap awal selalu ada akhir, seperti buku kita hidup seperti itu" aku melihat ke arah Senandika dengan terus menatap matanya aku tahu dia belum sepenuhnya mengikhlaskan

"Aku masih belum siap ternyata"

"Kamu gak perlu bersiap untuk kehilangan,karena manusia gak akan pernah siap untuk itu"

Tangan Senandika terulur menggenggam tangan Aletta sambil menunduk menatap genggaman tangannya pada Aletta yang terasa pas untuknya,bersuara teramat pelan "tolong jangan pergi,seperti katamu aku tidak akan siap. Aku ingin tinggal"

Aletta membingkai wajah Senandika menangkupnya dan berkata "aku telah lama tinggal,aku disini,masih dan akan terus begini. Seperti kataku aku juga tidak pernah siap untuk kehilangan. Biarkan aku menetap untukmu ya" kedua mata Aletta menghilang ketika tersenyum sangat manis pikir Senandika. Ia memeluknya rasanya segala hal yang berat dihatinya kini terasa ringan, mengikhlaskannya tak lagi berat.

Senandika tidak pernah tahu kapan tepatnya Aletta memilih untuk menunggu seperti ini,menunggu perasaan nya dibalas. Padahal yang Senandika ingat ialah yang dulu menawarkan agar Aletta tetap bersamanya tapi saat itu bahkan Aletta tidak menjawab nya sama sekali,entah saat itu Aletta ragu atau memang ia belum memiliki rasa atau mungkin juga Aletta tahu bahwa masih ada yang lain di hati Senandika.

~~~°°°~~~

Aletta adalah anak ke dua dari tiga bersaudara,suara nya tak didengar dirumah,apa yang ia dapat tak lain telah dipakai sang kaka,beban dipundaknya hadir karena kegagalan saudaranya,disalahkan karena tidak dapat menjadi contoh bagi si bungsu,dianggap pembangkang karena tidak mendengar perintah sulung,seorang yang ditekan dengan dalih untuk tidak mengecewakan, ditambah dengan luka yang masih membekas dimana euforia cintanya dikhianati. Walau begitu syukurnya tak pernah redup,ingin rasanya sekali saja mungkin bagi Aletta untuk egois,tentang bagaimana bahagia nya. Hingga tangan itu terulur menjabat dengan hangat, membiarkan tatap itu bercengkrama lebih dalam menjadi dekat seiring waktu dan menjadi ruang cerita dari segala penat dan dia Senandika, adalah alasan Aletta untuk menjadi egois.
Ia merasa cukup dengan Senandika,doa nya tetap sama "Tuhan,biarkan kami bersisian selamanya."

~~~•••~~~

Hening malam ini masih membuat Aletta berkutat dengan tugasnya,sesekali ia melihat layar handphone nya berharap seseorang memberikan pesan untuk mengajaknya jalan-jalan malam saat ini,jujur saja tugas membuatnya bosan setengah mati. Ntah ini kebetulan atau memang telepati Aletta sampai,Senandika mengirim pesan padanya.

Senandikaku🐰💖
online

|Taa
19.05
|tapirrr
19.05
|sayangg hehe
19.05
|jalan hayu urang bosen di imah
19.06
|udah malem tapi gak boleh ya?yaudah deh
19.06
Read

Hayu atuh|
19.07
ih keren maneh teh tau isi hati urang|
tau aja lagi bosen pisan
19.07
Read

|lama batt balesnya keong
19.07
Read

iss beda semenit|
19.09
jadi gak?|
19.09
Read

|otw cantik
19.12
Read

ati-ati jgn ngebut|
19.13
kalo nyampe nya cepet aku marah|
19.13
Read

|aneh bgt kamu asli dateng cepet malah diomelin wkwk
20.14
Read

ya itu kan berarti kamu ngebut|
19.15
Read

|ya kan biar cepet ketemu kamu nya
atuh sayangg
19.16
Read

nanti bukannya cepet ketemu aku| malah ketemu tuhan duluan gimn?
19.17
udh kamu pelan² aja ok!jangan| ngebut pokoknya
19.18
Read

|ih amit-amit sicantik ketikan nya gk di filter dulu ah
19.19
|kalo sampe iya aku lebih dulu nemuin tuhan aku mau doa banyak² untuk kebahagiaan kamu aku mau saat itu kamu siap dengan ketidakhadiran aku sama seperti janjiku aku gak akan pernah ninggalin kamu jadi kamu gak boleh banyak nangis karena aku ada disetiap jalan yang kamu tapaki disetiap ruang yang kamu singgahi dan tolong percaya itu percaya kalau aku ada bersama kamu
19.22
|ok maniezz😘berangkattt~
19.22
Read

Perasaan takut apa ini yang menyelimuti Aletta, tolong jangan seperti ini monolog Aletta setelah membaca pesan Senandika nya,pikiran buruk mulai merambat. Perasaan nya tidak tenang entah mengapa Aletta menangis
"Aletta tenang pliss lu kenapa si Al udah stop jangan mikir yang aneh-aneh dia bakal sampai ok lu harus siap-siap"
Aletta berusaha menenangkan dirinya dengan segera ia menghapus air matanya dan bersiap,ia tatap isi lemarinya entah kenapa tanpa sadar ia mengambil hoodie hitam Senandika yang ia pinjam,lebih tepatnya terpaksa karena Senandika yang bawel takut Aletta flu karena angin dingin malam hari, tepatnya saat itu mereka akan pulang dari kampus. Bayang-bayang kebersamaan mereka selama ini masi amat jelas untuk Aletta,tatap nya kini teralih pada pigura fotonya bersama Senandika,senyum nya terulas hatinya kini nyaman dan tenang ia ambil hoodie hitam itu dan ia kenakan, dipikir-pikir perjalanan malam memang dingin.




"kita patah untuk tumbuhmemulih dan membaurmenutup luka yang terlanjurbertemu dan menemukanhal baru yang sayangnya abu abusemu dan kita butahanya samar dan tak pastitapi berjuang seakan lupa dengan lukadan pergi selamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kita patah untuk tumbuh
memulih dan membaur
menutup luka yang terlanjur
bertemu dan menemukan
hal baru yang sayangnya abu abu
semu dan kita buta
hanya samar dan tak pasti
tapi berjuang seakan lupa dengan luka
dan pergi selamanya."

-Aletta kepada kasihnya

Pigura Aletta | Na Jaemin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang