O3 | -

564 122 52
                                    

"pengumuman! seluruh siswa diharap mengerti. kami dari pihak sekolah akan langsung membubarkan kalian, selamat berjuang untuk hidup masing-masing!"

ratusan siswa berlari pontang-panting kesana kemari dengan teriakan memekik yang tidak ada gunanya. membuat suasana semakin gaduh dan tidak terkendali.

berbeda dengan mashiho. ia tengah mendengarkan sebuah lagu dibalik earphone yang terpasang ditelinganya. berjalan biasa dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana.

toh, sudah jelas dia akan mati bukan?

mashiho simple. dari banyaknya film yang ia tonton, seberapa keras pemain mencoba bertahan hidup, di akhir juga akan tetap mati.

dan sekarang, mashiho menatap sekelilingnya miris. bukannya berdoa kepada tuhan, kenapa manusia melakukan hal sia-sia? menjaga hartanya, misal.

"kalian semua itu bakal mati, mending doa sama yang di—"

omongan mashiho terputus begitu saja karena ada yang menarik kedua tangannya. dilihat dari seragam yang dikenakan, orang itu berasal dari sekolah yang sama dengannya.

mashiho memberontak, tetapi kedua orang itu tenaganya lebih besar dari dia. masalah lari, mashiho tidak kesulitan mengikuti karena dia memiliki fisik yang cukup kuat.

setelah dirasa berlari cukup jauh, kedua orang itu berhenti. mashiho mencoba mengatur napasnya yang kalang kabut tidak karuan.

"mau kalian apa?" tanya mashiho tanpa basa-basi.

junkyu dan jeongwoo yang tengah bersandar di bawah pohon rindang hanya menatap mashiho lelah, kemudian menyuruhnya untuk duduk terlebih dahulu.

mashiho menurut, "ngapain sih pa—"

"lo gila ya?" potong jeongwoo. alis mashiho menyatu, dia sedikit tidak terima dengan perkataan orang didepannya.

"maksud lo apa?"

"kenapa ngga lari? lo pengen mati hah?!"

mashiho tersenyum remeh, "iya, gue pengen mati."

"gila ya lo! coba lo liat kanan kiri sekarang, semua orang pengen hidup, bahkan di titik entah mereka bisa hidup apa engga. lo ngerti ngga sih???"

mashiho meremat ujung seragamnya. dia mencoba untuk tidak tersulut emosi. jujur saja, mashiho sedikit tercerahkan. saat ini, ia melihat pemandangan yang sangat menyakitkan.

seorang anak kecil meninggal dalam pelukan ibunya yang sekarat. mashiho yakin, itu akibat dari perbuatan manusia yang egois dan, ya, ingin bertahan hidup.

"uwoo! woo!" junkyu menggoncangkan tubuh jeongwoo tidak santai. membuat sang empu mendengus kesal.

"apa sih?!"

jeongwoo menengok ke arah temannya yang raut wajahnya tersirat ketakutan. lantas mengikuti arah pandang mata junkyu.

"bangsat!"

didepan sana, ada sebuah titan berukuran 7 meter tengah berjalan ke arah mereka. titan itu tidak mempunyai mata, hanya saja gigi-giginya sangat besar.

jeongwoo menggelengkan kepalanya, "asli, kok gue seneng ya?"

"goblok!" serapah junkyu. kemudian bangkit dan menggenggam tangan jeongwoo untuk segera berlari.

sedangkan mashiho masih takjub. ia merasa seperti sedang menonton anime kesukaannya.

"lo mau mati apa hidup?" tanya junkyu dingin.

"gue..." mashiho menjeda ucapannya, dia bangkit dari duduknya dan melempar earphone kesayangannya.

"pengen berjuang bareng kalian!"

××××










cerita ini bakal panjang,
jadi jangan bosen duluan ya:(

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

attack on titan | treasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang