part 9

995 85 6
                                    

Hari-hari mereka lewati, namun dengan kebiasaan baru Novendra. Pria tampan itu sering pulang malam dengan alasan sibuk bekerja. tak jarang juga jika sampai pria itu tidak pulang.

Alila tetap diam, meski ia curiga. Namun ia memilih tetap diam, percuma jika ia bertanya juga. Tak mungkin bagi suami nya itu untuk mengaku.

Hari ini adalah hari dirinya harus priksa ke rumah sakit untuk melihat apakah ada kemajuan dengan penyakit nya, meski ia tahu bahwa fakta kebalikan nya.

Alila menatap dokter di hadapan nya, terlihat dokter itu menghela nafas lelah. Dan Alila tahu apa yang terjadi saat ini.

"Kesehatan mu semakin menurun" ucap si dokter, membuat Alila tersenyum kecil.

"Kau meminum obat nya dengan teratur kan" tanya si dokter yang di angguki oleh Alila.

"Tetapi itu sekarang sudah tak berguna" gumam si dokter.

"Apa aku akan mati" tanya Alila menatap dokter di hadapan nya dengan tatapan kosong tanpa  binar kehidupan.

"Kenapa kau berkata seperti itu" kata dokter prihatin.

"Entahlah" gumam Alila menatap pada jendela dengan sinar mentari yang cerah.

*****

"Novendra, apa kau menyembunyikan sesuatu padaku" tanya Alila, membuat Novendra yang  sedang meminum air menghentikan kegiatannya akan pertanyaan Alila.

"Apa yang kau maksud" tanya Novendra balik menatap tajam pada Alila.

"Kau sering pulang larut, kadang sampai tak pulang. Apa kau selingkuh padaku" tanya Alila, sungguh ia ingin tahu apa jawaban dari suami nya. Apakah ia akan tetap menyembunyikan kenyataan itu.

Novendra diam, tidak langsung menjawab. Membuat Alila yang diam di belakang nya tersenyum sendu menanti ucapan suami nya.

"Aku lelah, aku akan tidur" ucap Novendra melangkahkan kaki nya menuju kamar, namun tangan nya segera di tahan oleh Alila yang sudah menatap nya dengan pandangan berkaca-kaca.

"Kau- kau selingkuh... kau selingkuh- hiks!" Isak Alila.

Sungguh setelah berobat siang tadi perasaan nya sangat tak enak, ia terus ingin bertanya pada Novendra perihal ini. Niat nya untuk pura-pura tak tahu, tak bisa penuhi karena rasa sakit yang di terima nya.

"Kau menduhku?!" Tanya Novendra dengan meninggikan suara nya.

Alila menggeleng, ia ingin teriak pada suami nya ini. Mengatakan bahwa ia akan mati dalam jangka dekat, akibat penyakit sialan ini. hingga obat yang di minum saja sudah tak berguna.

"Jujur saja padaku- hiks! Aku tak akan marah, aku hanya ingin tahu apakah ia orang yang baik dan bisa menjagamu jika aku sudah tak ada nanti" isak Alila dengan air mata sudah membasahi wajah tirus dan pucat itu.

Novendra mengepalkan tangan nya, entah kenapa kata-kata Alila barusan membuat nya marah. Melihat sosok itu menangis membuat nya sungguh marah.

Apalagi dengan perkataan nya, yang seolah Alila akan meniggalkan nya membuat dia emosi akan sesak yang di rasakan nya.

"Ikut aku!" Novendra menarik tangan Alila membawa nya ke kamar mereka.

Novendra mendorong Alila hingga terjatuh pada kasur dengan terlentang, mengurung tubuh kurus itu dengan menatap tajam pada mata yang masih setia mengeluarkan buliran bening itu.

"Kau berniat meninggalkan ku ha...?" tanya Novendra dingin.

Alila tak menjawab, ia masih terisak menatap sendu pada Novendra yang berada di atas nya.

Kukira Dia Tapi Aku Salah [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang