part 1

1K 58 0
                                    

Wanita cantik nan sholiha baru keluar dari rumah sakit ternama di kotanya, melangkahkan kakinya di bawah gerimis yang cukup lebat.

Wajahnya yang pucat, berbalut hijab hijau tosca dengan gamis selaras dengan hijabnya, dan mantel tebal yang melingkar di sisi lehernya agar ia tak terlalu merasakan kedinginan.

Dirinya menaiki bus yang memang tujuannya untuk pulang, karena ia sangat merasa lelah dan ia butuh istirahat. Ia duduk di salah satu kursi kosong, membuka setengah jendela bus membuat angin menerpa wajah pucatnya.

Kedua tangannya memegang ponsel, menatap layar ponsel yang menampilkan sebuah foto dirinya dengan seorang pria.

Jemarinya dengan lincah mengetik sebuah deretan angka yang sudah di hafalnya di luar kepala.

"Hallo" sapa seseorang di sebrang sana.

"Apa malam ini kau akan pulang" ucapnya.

"Sepertinya tidak bisa, karena saat ini aku sedang sibuk dengan pekerjaanku" balas pemuda di seberang sana.

"Sudah beberapa bulan ini, kamu tak pulang kerumah" ucapnya berusaha tegar.

"Ayolah Lila! Jika aku sudah tak banyak kerjaan aku akan segera pulang" ucap pria di sana dengan suara kesal, membuat wanita yang bernama Alila itu menangis tanpa suara.

Tanpa salam pria di seberang telepon langsung memutuskan panggilan.

"Assalamualaikum...." Alila begumang pelan mengucap salam meski lawan bicaranya menutup panggil telpon. Dan lagi-lagi tanpa mengucap salam sama sekali.

Alila menutup wajahnya yang sudah basa dengan air matanya. Air mata yang sendiri tadi ia tahan, tumpah tanpa ia minta.

Alila membekap mulutnya menahan suara isakannya, dadanya terasa sesak karena sikap suaminya yang berubah padanya beberapa bulan akhir ini, hingga sekarang.

Alila tahu betul suaminya itu sudah berubah tak seperti dulu lagi, padahal dulu suaminya itu teramat perhatian padanya. Dan selalu menyayanginya dan selalu membuatnya nyaman dengan semua sikapnya.

Alila masih ingat bagaimana suaminya dulu menyatakan cintanya di depan umum meski penolakan yang Alila berikan karena dia di ajak berpacaran. Tapi Alila dibuat haru akan keberanian dan perjuangannya.

Flashback

"ALILA!!....." teriak seorang pemuda yang masih mengenakan seragam sekolahnya di tengah-tengah ramainya para siswa yang baru keluar kelas karena jam istirahat.

Orang yang di panggil menoleh namun tak menemukan siapa yang memanggilnya, hanya para siswa yang menunduk ke arah lapangan di bawah sana.

karena memang Alila baru keluar kelas juga, yang mana kelasnya berada di lantai dua. merasa penasaran Alila mencoba mendekati sisi tembok yang hanya tingginya sebatas dada Alila menampilkan luasnya lapangan.

Mata Alila mengernyit saat mendapati seorang siswa yang berdiri di tengah-tengah lapangan menatapnya dengan senyuman, membuat Alila tambah bingung.

"ALILA!! AKU MENCINTAIMU!!..... JADILAH PACARKU MULAI HARI INI...."

Teriaknya yang mana sangat menggelegar karena pemuda itu menggunakan mic milik sekolah.

Semua siswa langsung menatap ke arah Alila mengikuti tatapan pemuda itu, membuat Alila langsung salah tingkah di tatap oleh ratusan para siswa.

"Terima!!" Teriak seorang gadis cantik yang berdiri di samping pemuda itu

"Terima!!... terima!!.... terima!!...." lanjutnya.

Entah kenapa, karena para siswa lainnya juga malah mengikuti gadis cantik itu. bahkan ada dua siswa menarik Alila menuruni tangga untuk ke lantai satu tepat di lapangan berhadapan dengan pemuda yang ternyata adalah Novendra.

"TERIMA!!.... TERIMA!!!..... TERIMA...."

"TERIMA ALILA.... TERIMA!!...."

"ALILA, GAK USAH MALU.... TERIMA AJA UDAH SANA!!"

Alila menundukan wajahnya yang mulai memerah, di tambah dengan teriakan-teriakan itu yang malah membuatnya makin malu.

"Alila.... aku mencintaimu.... ayo kita pacaran?" ucap Novendra yang langsung di soraki oleh para siswa bahkan siulan para siswa mencoba mengejek Novendra karena merasa lucu akan cara Novendra mengatakan perasaannya.

Alila tak langsung menjawab, melaiankan ia menunduk malu, Bahkan sangat malu ia seorang muslimah yang di ajak berpacaran, sungguh ia tak tahu jalan pikiran Novendra, terlebih-lebih semua siswa-siswi yang malah mendukung cara pikir Novendra yang menurut Alila menurunkan harga dirinya sebagai seorang wanita yang takut kepada Allah.

Alila menatap Novendra yang sedang tersenyum lembut ke arahnya membuat perasaan Alila hampir goyah. Tapi cepat-cepat Alila beristigfar dalam hati dan menundukkan pandangannya. hingga akhirnya Alila menggelengkan kepalanya.

Seketika semua hening, terlihat dari sorok mata siswa yang ada disana tak percaya apa yang mereka lihat. Alila menolak pria nomor satu di sekolah itu, sungguh mereka tak habis pikir dengan jalan pikiran Alila.

Novendra mengernyitkan dahinya."apa maksud dari gelenganmu itu" bingung Novendra.

"Maaf Endra" cicit Alila menunduk.

"Kenapa?" Ucapnya sendu.

"Kamu Bahkan sangat tahu Endra, Ayat tentang larangan berpacaran bukan?" Ucap Alila masih memandang ke bawah.

"Taq...rabuzinna?" Balas Novendra dengan terbata-bata.

Alila hanya melirik sekilas. Novendra dapat melihat dengan jelas dari ekor matanya, di sana buih air mata jatuh.

Alila mundur selangkah, tapi sebelum itu Alila berucap.

"Jika kau benar-benar mencintaiku seperti ucapanmu tadi, aku menunggumu melamarku setelah kelulusan kita nanti" ucap Alila serius.

"Iya aku benar-benar akan menagih ucapanmu Lila setelah lulus nanti aku akan menikahimu" ucap Novendra dengan nada tegas.

Alila masih mendengar dengan jelas setiap kata yang di ucapkan Novendra, tanpa balasan apapun, Alila berbalik dan berlari kencang ke arah kelas.

Sungguh Alila tak habis pikir bawah ia akan berada di situasi ini. Novendra yang merupakan orang anak terpandang di kotanya malah memilih dirinya yang seorang gadis miskin yatim piatu.

Beberapa tahun setelah kelulusan.

Novendra benar-benar melamar Alila, setelah Novendra lulus dari universitas impiannya. Meski kedua orang tua dari Novendra tak merestui Novendra dan Alila. Ia tetap bersih keras untuk menikahi Alila seperti ucapan dan janjinya dulu ke Alila waktu di sekolah menengah atas.

FlashBackEnd

Alila meremas dadanya mengingat betapa gigihnya dulu Novendra memperjuangkan dirinya, membuat Alila sakit. Dan berbagai kenangan-kenangan manis yang tertanam dengan subur ketika Novendra melamarnya dengan gentel di depan kedua orang tuanya, sungguh membuat ulu hati Alila terhantam dengan keras dan membuat dadanya sungguh sesak.

•Next

Kukira Dia Tapi Aku Salah [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang