ii

582 98 9
                                    

###






"Told you. Aku kembali kesini, kan."

Jongseong bahkan sudah hampir melupakan pria di hari selasa kemarin yang menyatakan ia akan kembali ke bar tempat dia bekerja untuk menontonnya tampil. Yang Jongseong kemudian ingat, mengajaknya untuk berteman.

Tapi sejauh apapun ia berpikir, penampilan yang saat ini ia perhatikan benar-benar berbeda, mengingat dia waktu itu mengenakan pakaian yang sangat formal.

Wajah yang saat ini tersenyum di hadapannya setelah melepas bucket hatnya mengenakan jaket leather hitam dengan kalung sebagai pelengkap.

Jongseong hampir saja terpana karena wajahnya terlalu luar biasa untuk pakaian yang harus Jongseong akui terlihat try hard to being cool dan ajaibnya dengan mudahnya berhasil.

Bukankah wajah dengan proporsi tubuh yang seperti itu sangatlah tidak adil?

Terlalu. . . sempurna.

"Jongseong-ssi?"

Satu panggilan itu mengembalikan Jongseong pada akalnya,

"Ah, iya? Duduk saja dimanapun kamu suka. Saya akan segera tampil."

Meminum botol air yang selalu ia bawa, dengan segera menaiki panggung. Memposisikan dirinya untuk terduduk di kursi atas panggung, kembali menangkap pergerakan Sunghoon yang saat ini malah duduk di bangku dekat panggung—bangku yang dapat ia bilang, bangku miliknya.

Menghela napasnya, ia mulai memainkan gitarnya.







🎵And if I was to blame
I swear that I'll pick up the pieces
You say that you don't wanna keep 'em
I'll leave one behind just in case
Through all the mistakes
I'm scared of the fact that you're leaving
I know that we both had our reasons
But I wish that you wanted to stay







Istirahat sesi pertamanya kali ini sudah akan ditemani pria yang sedang meminum entah apa di gelasnya. Jongseong tidak mau peduli.

Dan ketika baru saja terduduk, Sunghoon seperti sudah siap mengatakan sesuatu,

"Kamu tiap istirahat disini, banyak yang nyamperin ya?"

Apa yang Sunghoon rasakan ketika Jongseong tampil adalah benar-benar perasaan kagum. Cara Jongseong memetik senar, vokal indah yang keluar dari tiap pergerakan bibirnya, terdengar manis. Sunghoon suka.

Hingga kemudian merasa penasaran apakah hanya ia yang merasa seperti itu jadi ia memeriksa sekitarnya,

dan dugaannya benar. Hampir setiap pasang mata di ruangan itu menatap Jongseong dengan tatapan memuja. Namun entah kenapa perasaan itu terlihat berbeda pada manik tiap orang yang ia perhatikan—Sunghoon bisa merasa bahwa orang orang itu, beberapa, mengincar Jongseong.

Jongseong sebenarnya tidak menyangka pertanyaan yang keluar adalah pertanyaan seperti itu, ia hanya mengangkat bahunya. Tidak tertarik untuk menjawab lebih lanjut,

"Tapi aku penasaran. Jongseong sudah punya pacar?"

"Belum. Dan tidak akan, mungkin." Ia memang tidak tertarik untuk menjalin hubungan lebih dengan siapapun. Terlalu merepotkan. Sudah menjawab pertanyaan yang dilontar, Jongseong kira ini saatnya dia yang ganti bertanya,

"Tapi saya juga penasaran. Banyak meja lain yang bisa kamu tempati. Kenapa milih disini? Maksud saya, disini kan sudah ada tulisannya?"

Menunjuk papan reservasi yang berada di tengah meja, bertuliskan guest.

notes n words • jayhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang