Seperti hari hari sebelumnya, Seka hanya menghabiskan waktu liburan dengan rebahan di kamar, dengan berbagai jenis camilan bergeletakan di bawah kasurnya dan es krim jumbo di meja kecilnya.Seka yang sedang fokus menonton film sambil memakan camilan terusik dengan ponselnya yang terus terusan menyala karena notifikasi.
Terpaksa, Seka menjeda film yang dia tonton dan mengambil ponselnya. Rupanya, notifikasi notifikasi itu datangnya dari Bian yang tak henti hentinya mengirim pesan.
|| ding dong 09.44am
|| kak, gabut kan? 09.45am
|| aku ngerti, gak usah sok sibuk 09.46am
|| Dolen hayok! 09.46am
(Dolen : main)|| aku buosen pol 09.47am
|| kak! 09.53am
|| woy!! 10.00am
|| hancik, ngepet a? Suwene nek bales 10.10am
(ngepet ya? Lama banget kalo bales)Seka mencebikkan bibirnya, merasa sia-sia telah menjeda filmnya demi manusia tidak jelas seperti Bian. Tapi karena terlanjur membaca pesan, ditambah ajakan Bian, Seka mau tak mau membalas pesan Bian.
|| Ngepet ndasmu, babi e gaonok
( gaonok = gaada)|| clue babi : Bian
|| Aku lagi nonton seh, tapi gass
|| Mau kemana??Seka terkejut saat Bian langsung membaca pesannya. Bahkan tak perlu menunggu bermenit-menit, dia sudah mendapat balasan.
|| oh asu
|| kafe biasa yok gassSeka meneguk ludahnya kasar saat melihat tujuan main Bian. Bagaimana kalau ada Arjuna? Dia belum siap bertemu karena kejadian beberapa hari sebelumnya.
Dia berpikir begitu karena setiap mereka bermain ke kafe pasti ada Arjuna, Tama, dan juga Kai.
|| Cuk?? Yg bener aja
|| Males bet, jauh
|| Kamu maen kesini aj, nobar viu kita|| anjir nobar viu kek wong susah
Seka mendengus, berbicara dengan Bian selalu menguras emosinya.
|| Bacot
|| ayo ta, ke kafe
|| tak jemput wes
(aku jemput deh)|| Moh
(gamau)|| jangkrik! kenapa seh? ayo taa~
|| Kok maksa si babi?
|| Kalo ada kak Juna gimana?
|| Males ah ketemu|| yaelah kirain kenapa
|| kan seng ngajak aku, kalo ada
kak Jun seng ngajak kak Seka
main pasti ya kak Jun, bukan aku
|| nolak = atheisSeka memajukan bibirnya, hatinya ragu, tapi nafsu bermain lebih mempengaruhinya saat itu.
"Daripada ng gabut kek orang susah, gas aja lah,"
|| Heh krg ajar ketikan e kek asu
|| Yauda iya oke budalkan
|| Km yg jemput, kan?
|| Tanggung jawab anterin aku pulang tapi|| nyenyenye banyak bacot
|| iyh cepet siap2
|| kak Seka pasti sek pake baju tidur
|| wes apal akuforward massage
|| nyenyenye banyak bacot
|| Iyh, cepet
|| otw ngueengg~
Seka melemparkan selimutnya ke sembarang arah, tangannya kemudian sibuk mengutak-atik laptop, mematikannya.
Seka berdiri sedikit membungkuk, mengambil semua sampah plastik di bawah kasurnya dan membuangnya ke tempat sampah.
Setelah merapikan kamarnya, dia berjalan ke arah lemari, mengambil kemeja polos dan vest coklat, serta celana jeans, kemudian pergi ke kamar mandi.
Selang beberapa menit kemudian, Bian sampai di rumah Seka. Seka pun bergegas keluar rumah setelah berpamitan dengan Bundanya yang terlihat senang karena anak satu satunya yang hobi rebahan itu akhirnya mau keluar rumah.
"Buset, mau kencan kak?" sarkas Bian.
"Kenapa? Ganteng? Emang dari lahir udah gini," balas Seka.
Keduanya tertawa.
Setelah basa basi singkat tak berbobot itu, Seka segera duduk ke belakang sepeda Bian. Sembari mengobrol tentang topik yang tak ada habisnya, keduanya pergi ke kafe biasa mereka bertemu.
Sesampainya di kafe, Seka mengerutkan keningnya, bingung dengan keadaan kafe yang berbeda dari yang biasa dia lihat.
Ada berbagai macam dekorasi lucu dan cantik di sekitar dinding kafe lantai atas, meja-meja pun rasanya tertata lebih rapi. Kesan "aesthetic" memenuhi sepenjuru kafe saat itu.
"Ini habis ada yang pacaran apa gimana deh?" tanya Seka.
Bian terbatuk, "Ha? Kenapa kak Seka langsung mikir habis ada orang pacaran?"
"Lah itu hiasannya pink pink lop lope,"
Bian meringis, "O.. Oh iya ya,"
"Beneran habis ada orang pacaran? Apa malah belum?"
Bian mengangkat bahu, "Gatau lah, emang e aku yang punya kafe? Bodo amatlah anjir yok jajan,"
Seka mengangguk. Keduanya berjalan ke kursi tempat biasa mereka berkumpul.
Seka memperhatikan sekeliling. Tidak ada seorangpun. Aneh, tetapi Seka memilih tidak peduli.
Setelah menghabiskan segelas smoothie, Bian berdiri, berpamitan kepada Seka jika dia ingin ke kamar mandi. Seka mengangguk tanpa menoleh, fokus kembali dengan game di ponselnya.
Sepuluh menit, Bian belum juga kembali dari kamar mandi. Seka menutup gamenya. Di hatinya, sudah terlintas pikiran buruk jika Bian meninggalkannya.
Seka mengintip ke bawah, ke tempat parkir sepeda yang cukup ramai, kebanyakan orang memilih di lantai bawah. Namun yang membuatnya bernapas lega adalah masih ada sepeda motor Bian di bawah sana.
Lima menit kemudian, Bian tetap belum kembali dari kamar mandi. Belasan dengusan dan berbagai umpatan sudah Bian keluarkan dari bibirnya.
Lelah dan kesal, Seka hendak berdiri untuk menjemput Bian sambil mengomel pelan. Sayangnya, dia dipaksa untuk membatalkan niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories [Yeonbin]
RomanceHanya cerita tentang bagaimana Seka bertemu sosok Arjuna. Sosok yang awalnya tak sengaja dia jumpai, sekarang menjadi sosok yang pertama kali dia ucapkan selamat pagi. WARNING : ∆ BXB || BL ∆ lokal tapi nggak lokal banget ∆ bahasa Indonesia denga...