Bab [3]

3.4K 127 7
                                    

Charlen tidak menyangka jika dokter Camilla ternyata pergi bersama pria sexy itu. Wanita itu masih tetap berusaha menyangkal perasaannya, Charlen sangat yakin dia melihat ada sesuatu dalam tatapan Dokter berambut pirang itu, seperti ada hal yang membuat Camilla sengaja menghindari Spencer, mungkin jika dipikir-pikir; selama ini dokter Camilla memang sangat tertutup jika itu menyangkut kehidupan pribadinya.

"Semoga wanita itu bisa bahagia," gumam Charlen saat dia keluar dari lift. Dia baru saja melarikan diri dari dua orang yang saling menyukai, namun salah satunya bersikeras menyangkal perasaan tersebut. Charlen mengedarkan pandangan ke sekitar, dia berusaha untuk mencari kendaraan yang akan dipilih untuk kembali ke hotel. Well, sebenarnya Devlin bersikeras untuk ikut. Tapi dia sedang tidak ingin berdekatan dengan pria itu untuk beberapa saat. Akal sehatnya masih dalam masa pasca trauma, menyaksikan pria itu berlari secepat kilat--demi Tuhan itu masih membuat jantungnya seperti ingin melompat keluar.

Charlen tidak yakin bagaimana dirinya bisa mengikuti pria itu seperti itu. Bahkan jika dia ditipu dan dijadikan persembahan untuk ratu Vodoo, pasti tidak akan ada yang membantu--dan yang lebih buruk lagi, tidak akan ada yang mengetahui kejadian yang sebenarnya. Dia menemukan taxi dan segera melompat masuk saat taxi itu berhenti. Charlen menyebutkan alamat tempatnya menginap, dia bermalam di Le Richelieu in the French Quarter, dia harus sampai di sana sebelum Devlin menyusul dan membawanya pergi dengan kekuatan--yang bahkan dia sendiri tidak tahu harus menyebutnya apa.

Sesampainya di hotel, Charlen lupa harus berjalan arah mana. "Aku harus ke arah mana ya?" Dia berdiri sambil menatap ke sekelilingnya, perlahan dia berjalan sambil menatap deretan angka yang ditempel disetiap pintu, dia ingat nomor kamar yang ditempatinya, hanya saja... hanya saja dia lupa harus berjalan ke arah mana. Saat tadi pergi, Dokter Camilla menariknya dengan terburu-buru, jadi dia tidak sempat memperhatikan sekitar.

Charlen berjalan sambil terus mendongak untuk melihat semua nomor kamar yang ada di pintu. Tiba-tiba langkahnya terhenti, dia memiringkan kepala sambil menatap sesuatu yang tampak berwarna putih melayang di udara. Dia berusaha memusatkan pandangan agar dapat melihat hal tersebut dengan lebih jelas, seketika napasnya tercekat, detak jantungnya meningkat dengan kecepatan luar biasa.

Demi segala yang ada di dunia, Charlen berani bersumpah bahwa sosok tersebut tampak seperti manusia. Namun tubuhnya terlihat transparan dan melayang di udara, "Hai, apa kau bisa melihatku?" Tanya sosok tersebut yang tampak seperti seorang pria berusia awal dua puluhan.

Charlen menjerit sekuat tenaga, namun yang keluar dari bibirnya hanya rengekkan yang tidak jelas. Sosok itu saat ini sudah berada tepat di hadapannya, memiringkan kepala dan memperhatikan Charlen dengan seksama. "Jika kau bisa melihatku, tolong jangan abaikan aku ya," sosok itu tersenyum dan berkata dengan riang. "Ayo kita berkenalan, namaku Jhony, kau siapa?"

Dan setelah hantu itu mengajaknya berkenalan, Charlen berlari sambil sesekali tersaruk. Berkali-kali dia memutar kepala untul mengintip melalui bahunya, dia melihat ke arah sosok transparan yang ada di di belakangnya. Sekalipun wajahnya tidak tampak terlalu jelas, tapi Charlen merasa yakin bahwa dirinya; seperti baru saja menatap wajah hantu yang menunjukkan ekspresi terluka. "Kenapa aku bisa melihat hal semacam ini?" Charlen mengumpat sambil tertatih, kakinya sudah menabrak kursi hingga lututnya terasa gemetaran. Dan dia ketakutan setengah mati!

"Oh, syukurlah," dia mendesah lega dengan dramatis, memutar knop setelah menemukan kamar yang ditempatinya. Beruntung dia ingat nomor kamar tersebut, karena jika tidak. Well, bisa saja saat ini dia sedang bercengkrama dengan sosok transparan yang nyaris membuat jantungnya lepas itu.

Charlen terengah saat dia berlari menuju dapur, dia mengambil air putih dari lemari pendingin. Memutar penutup botol dan menenggak isinya dengan cepat. "Apa yang telah kau lakukan?"

Surrender To Heart [Surrender Series #3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang