Charlen Emilia Rogers terlibat perasaan aneh saat dia melihat Devlin Fitzgerald yang ternyata kakak dari kekasih sahabatnya Caterin, dia terperosok pada pesona lelaki yang telah berhasil mengambil alih akal sehatnya; hanya dengan sebuah tatapan di acara sebuah pengumpulan dana untuk amal.
Saat Charlen berusaha untuk menembus sikap dingin yang Devlin tunjukan, dia dihadapkan pada kenyataan sulit tentang masa lalu pria itu. Pria tampan dengan segela kelebihan yang dia milikki, ternyata mengalami masa lalu yang tidak diketahui siapapun. Termasuk Damian yang notabene adik pria itu.
Hal itu membuat Charlen terguncang dan memutuskan untuk mundur, tapi hati kecilnya berteriak agar dia mempertahankan pria itu untuk tetap di sisinya. Dia bertekad dengan semua kemampuan yang dimiliki, untuk membawa pria itu keluar dari lembah gelap dan mengajaknya berjalan menuju cahaya.
***
Aku merasa seolah jantungku melompat melalui mulut, tatapanku terkunci pada laki-laki bermata biru terang. Dia begitu tampan dalam balutan Tuxedo yang menempel pas di tubuhnya, dapat kupastikan bahwa baju itu dijahit langsung oleh Desainer dan dirancang sesuai lekuk tubuhnya.
Sebelumnya perasaan seperti ini pernah aku alami, namun tidak lebih baik dari ini. Begitu intens dan mendebarkan, menatapnya yang tengah menyesap anggur nyaris membuat seluruh tubuhku terbakar. Aku tidak melihat ada cela pada dirinya, dia begitu sempurna dan mengagumkan.
Saat dia berbalik tatapannya tepat mengarah padaku, dan mata sialan ini tidak berniat untuk berpaling ketika dia berjalan ke arahku dengan gerakan lambat. Aku merasa seperti dimasukan pada salah satu film romantis yang bercerita tentang seorang pria yang menyukai gadis di tengah pesta. Meskipun sebenarnya aku sendiri tidak yakin dia akan menyukaiku.
Tepat setelah dia berada di depanku, tanpa sadar aku mengendus untuk menghirup baunya yang terasa segar dan sedikit memabukan. Aku tidak dapat menjamin dapat tetap berdiri dengan ke dua kaki jika dia terus berada di dekatku seperti ini.
"Miss, saya titip gelas ini untuk diantar ke dapur," dia menyerahkan gelas anggurnya yang telah kosong. Menyelipkannya tepat diantara jari tanganku, untuk sesaat aku mengerjap karena masih belum mengerti dengan apa yang terjadi. Menyadari aku hanya diam, dia berbalik dan melihatku melalui matanya yang luar biasa indah.
"Seragam yang manis," gumamnya tanpa menunjukan senyum atau apapun. Aku mengerjap setelah menyadari kesalahan pada diriku adalah baju yang kukenakan nyaris menyerupai para pramusaji wanita, mereka mengenakan rok pendek hitam dengan atasan kemeja polos lengan panjang. Dan bajuku sama persis!
Oh Tuhan ingin rasanya aku membunuh pembuat ide gila yang memberi para pelayan wanita seragam seperti itu. Dan laki-laki bermata indah tadi tampaknya dia tidak memiliki penglihatan yang baik, di leherku dengan jelas menggantung tanda pengenal sebagai salah satu panitian yang mengadakan acara ini.
"Akan kubunuh siapapun yang telah mengusulkan pakaian seperti itu pada semua pelayan!" Aku benar-benar merasa telah dipermalukan di hadapan bajingan pemilik Poker Face itu. 'Oh My.'
***
Poker Face (Wajah Tanpa Ekspresi)
Kakaknya Damian atau Devlin Antonio Fitzgerald kemungkinan baru akan muncul di STD saat acara penggalangan dana untuk amal. Buat yang setia baca terima kasih, buat yang gak suka, lebih baik jangan dibaca, dear.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender To Heart [Surrender Series #3]
ParanormalCharlen Emilia Roger seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang magang di bawah bimbingan salah satu Dokter terkemuka di Manhattan, namun semua kesibukannya terganggu sejak dia bertemu dengan Devlin Fitzgerald-pria dingin dengan sikap sedingin laut...