Ketika matahari menyentuh wajah Charlen dari tirai jendela yang tipis, dia merasakan kehangatan serta dorongan kuat yang menyuruhnya untuk segera bangun. Sekelebat ingatan tentang kejadian semalam membuatnya meringis, hal pertama yang muncul dalam benak Charlen adalah; sosok transparan yang di temuinya di lorong.
Tanpa sadar tubuhnya bergidik, dia tidak pernah membayangkan jika akan bertemu mahluk seperri itu. Selama ini dia tidak percaya pada hal-hal yang ada di luar logika, tapi setelah melihat hantu di depan matanya sendiri... Rasanya Charlen harus menata ulang isi kepalanya. Bagaimana bisa dia terjebak dan berada pada situasi seperti ini?
Charlen merasa dilemparkan pada twiligh zone, kehidupannya yang normal sedang dipertaruhkan. Dan kebersamaannya dengan Devlin seolah membentangkan spanduk 'Selamat di zona berbahaya.' Yeah, kata berbahaya sepertinya cukup untuk merangkum semua kejadian, dia harus melihat hal di luar nalar, dan juga berhubungan dengan manusia aneh yang mengaku harus melindunginya.
Mana yang lebih aneh? Manusi kutub--Devlin--itu? Atau dunia lain yang tampak seperti omong kosong? Well, Charlen mengerjap setelah berusaha mengumpulkan kesadaran. Dahinya mengernyit saat merasakan tangan seseorang melingkari tubuhnya. Dia memutar kepala dengan perlahan saat merasakan seperti ada sesuatu yang tidak biasa.
Astaga!
Charlen memekik tertahan saat mendapati Devlin yang tengah terlelap satu ranjang dengannya. Dia berhasil mengendalikan diri, meski sejujurnya dia ingin menarikan tarian selamat datang. Well, Charlen bukannya senang karena pria itu tidur satu ranjang dengannya. Tapi dia merasa bangga karena sudah membuat Manusia Kutub itu mengendap dan lupa diri, sepertinya Devlin lupa untuk kembali ke kamar, setelah puas memandangi wajahnya yang tengah terlelap.
Begitulah isi kepala Charlen, saat ini dia berbaring menyamping dengan perlahan. Matanya menelisik garis wajah Devlin yang tampak kokoh, hidung mancung yang terlihat tegas, alis hitam tebal, serta rahang persegi yang tampak menawan. Ugh, pria di hadapannya memang benar-benar luar biasa menggoda, Jika dikategorikan ke dalam golongan pria menawan, maka Charlen akan memasukkan Devlin ke dalam golongan pria dingin yang mampu membuat wanita terbakar.
Perlahan tangannya terulur untuk menyentuh rambut sewarna mahoni milik Devlin, yang saat ini menutupi dahi pria itu, dia menyentuh dengan garakan pelan, namun sial! Mata Devlin secepat kilat terbuka, lalu menggulingkan serta memerangkap tubuh Charlen hingga berada di bawah pria itu. Mata mereka saling menatap, Charlen merasa jantungnya memukul dengan sangat keras, mata seperti lautan lepas itu seolah ingin membawa Charlen untuk tenggelam di dalamnya.
Devlin si manusia kutub tampak menggoda dengan rambut berantakkan serta wajah yang baru bangun dari tidur. Dia berharap akan terjadi sesuatu yang akan membuat mereka menjadi dekat, tapi Charlen harus menahan diri saat kata yang meluncur dari mulut Devlin menghancurkan harapannya.
"Apa yang kau lakukan?!"
***
Devlin merasakan sentuhan di pelipisnya, hal tersebut sontak membuat matanya terbuka. Alarm pengingat bahaya dalam dirinya memekik keras, dia sudah terbiasa hidup dalam kewaspadaan. Sejak dirinya diberitahu mengenai apa yang ada dalam tubuhnya, sejak saat itu pula Devlin terus dihantui rasa takut, waspada, dan berbagai macam hal yang mengharuskannya untuk tidak kehilangan kesadaran secara penuh.
Tapi tadi malam... Dia benar-benar tidak bisa untuk tetap terjaga, semua kekuatan yang dimilikinya terkuras habis. Kekuatannya tidak stabil setelah dia mengambil resiko untuk menembus dinding, cara mengurai diri seperti itu selalu membuatnya kelelahan. Sekalipun dirinya memiliki kekuatan yang tidak dimilikki oleh manusia lain, tapi tubuhnya tetaplah terdiri dari tulang dan daging, serta partikel-partikel lain--sama seperti yang terdapat pada tubuh manusia lainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender To Heart [Surrender Series #3]
МистикаCharlen Emilia Roger seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang magang di bawah bimbingan salah satu Dokter terkemuka di Manhattan, namun semua kesibukannya terganggu sejak dia bertemu dengan Devlin Fitzgerald-pria dingin dengan sikap sedingin laut...