Charlen berusaha menyelinap untuk melewati kerumunan orang yang sedang berusaha keluar untuk menyelamatkan diri. Alarm kebakaran sudah menyala sejak lima menit yang lalu, dan semua orang belum tahu darimana kebakaran itu berasal. Dia membawa beberapa berkas berharga dan surat-surat penting yang tidak boleh hilang.
Keluar melewati pintu samping yang biasa digunakan oleh para staf, suasana panik berselang selama setengah jam bahkan ketika semua orang sudah keluar dari ruangan. Akhirnya semuanya bisa bernapas lega setelah mengetahui bahwa alarm kebakaran itu hanya kesalahan teknis dan tidak ada bahaya yang sedang terjadi.
“Miss, kita harus mengamankan semua ini!” Charlen berteriak saat dia memasukkan semua barang berharga ke dalam brangkas yang ada di dalam Van milik rumah sakit.
“Kita masukkan semuanya ke sini,” Dokter Camilla membantu mengecek semua barang yang ada di dalam daftar. Semua peserta lelang diwajibkan mengisi formulir pendaftaran yang lengkap agar memudahkan panitia dalam melakukan pendataan.
Namun pekerjaan tersebut terganggu ketika seorang pria menghampiri mereka dan berhenti tepat di belakang Charlen, yang pertama menyadari hal tersebut adalah Camilla, wanita itu berbalik sambil menatap pria berwajah dingin yang saat ini menatapnya dengan tatapan tidak kalah menusuk, “Apa yang sedang kau lakukan di sini, Sir?”
“Aku minta maaf karena harus membawa satu stafmu bersamaku, ada keadaan darurat dan aku tidak bisa membiarkannya tanpa perlindungan,” Charlen yang sejak tadi hanya menatap pria itu tidak sempat mengerjap ketika pria berwajah tanpa emosi itu menariknya menjauh. Dia bahkan nyaris berpikir bahwa pria itu berlari dengan sangat cepat karena dia tidak bisa melihat keadaan disekelilingnya ketika sudah berada jauh di tempat acara.
"Hey, Manusia Kutub!" Charlen berteriak saat pria itu masih membawanya pergi, "Apa yang kau lakukan?" Dia tidak mengerti meskipun sepertinya sudah sangat jauh berlari, namun dia tidak merasakan lelah atau capek sedikitpun.
Seketika mereka berhenti dan Charlen menyadari bahwa saat ini sudah berada di pelataran panthouse yang berada di ketinggian. "Uwaaaaa!" Dia berteriak dan nyaris terpeleset ketika mencoba untuk berlari menjauh dari pria yang membawanya.
Tangan pria itu sudah menangkap tubuhnya sebelum dia terjerembab. "Bagaimana kau melakukannya?" Dia bertanya dengan gugup saat menatap ke dalam mata biru milik Kakak Damian, yang kalau dia tidak salah ingat pria itu bernama Devlin. "Maksudku, bagaimana kau melakukan semua ini?"
Namun bukannya menjawab, pria itu malah memasukkan tangan ke dalam saku dan mengeluarkan kalung miliknya yang sudah dilelang ketika acara berlangsung. "Bagaimana kalung ini bisa ada di tanganmu? Apa kau yang membelinya? Atau jangan-jangan...," Charlen menyilangkan ke dua tangan di depan dada saat sebuah pemikiran tentang niat Devlin membawanya ke tempat itu melintas.
"Hey! Aku memang melelang kalungku, tapi bukan berarti diriku juga ikut dilelang," meskipun dia tidak keberatan jika Devlin mengingkan dirinya. Well, sialan manusia kutub itu terlihat seksi meski tanpa senyuman di wajahnya.
Charlen mulai salah tingkah saat Devlin hanya menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi, pria itu seolah menganggap dirinya aneh karena terus meracau. "Apa ini benar kalung milikmu?" Dia mengulang pertanyaan yang sama.
"Iya, memangnya kenapa? Jika kau bermaksud untuk memiliki aku juga, sebaiknya kita harus saling mengenal terlebih dulu," Charlen memasang wajah angkuh. "Aku bukan wanita gampangan yang akan menyerah pada pertemuan pertama."
Devlin masih menatap Charlen, mata birunya seolah mengatakan bahwa gadis itu sudah gila. "Apakah aku tampak seperti orang yang sedang menginginkanmu?" Suaranya terdengar dingin, sementara wajahnya masih sedatar tadi. Dia menggelengkan kepala dengan acuh dan tidak memperdulikan wajah gadis di hadapannya yang sudah berubah seperti tomat matang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender To Heart [Surrender Series #3]
ParanormalCharlen Emilia Roger seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang magang di bawah bimbingan salah satu Dokter terkemuka di Manhattan, namun semua kesibukannya terganggu sejak dia bertemu dengan Devlin Fitzgerald-pria dingin dengan sikap sedingin laut...