1. pertemuan

16 4 1
                                    

" ALEASHA GANTARI" sentak mama Sarah dengan kejamnya

"Lo tuh sebenarnya punya telinga nggak sih, dari tadi mama manggil Lo" gertak Marsya sambil menjambak rambut Lea

Alea hanya diam, ia mengepalkan kedua tangannya. Urat nadinya mengencang, marah tentu saja.

"Sabar Alea ini bukan pertama kalinya, tapi ini udah kesekian kalinya. Lo udah terbiasa dibentuk plis jangan nangis. Bunda gak suka lihat Lo sedih. Lo hanya tinggal tunggu hari kebenaran" batin Alea sambil menahan tangis

Alea menangis tapi janjinya kepada bunda masih terngiang-ngiang dalam pikirannya. Pengen marah tapi tak bisa, mama dan kakak tirinya terlalu iblis untuk dilawan.

"Kenapa sih mah?" Tanya Alea lembut

"Cucian piring di dapur masih banyak, sana beresin"

"Tapi mah Alea mau sekolah, Alea takut ini udah jam tujuh kurang lima belas menit" ujar Alea lembut

"Mama juga harus ngertiin Alea dong, ini hari pertama Alea masuk SMA nggak mungkin Alea harus telat" sambung Alea membujuk sang mama

Plak...

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi kanan Alea. Perih itulah yang dirasakan Alea.

Alea berusaha untuk menahan, sabar, dan menjalani. Urat nadi dalam tubuhnya keluar, mati-matian Alea menahan rasa marah.

Ingin marah tapi mulutnya tak berani berucap. Ingin sekali rasanya menantang tapi sikap nya tak sekuat itu. Menangis itu adalah salah satu cara yang bisa ia jalani.

"Maaf mah Alea salah, Lea minta maaf ya"  dengan sekali tarikan nafas Alea lagi-lagi mengalah

Lea berjalan menuju dapur, secepat mungkin ia mencuci piring kotor itu. Dengan tangan terlatih Alea mencuci satu persatu cucian kotor.

Jam menunjukkan pukul 07.15 kini Alea baru selesai mencuci piring. Ia menghela kan nafas berat. Ia telat sekolah dihari pertamanya menjadi murid baru.

Dengan buru-buru Alea menaiki salah satu mobil yang sudah dihuni pak supir dari 30 menit yang lalu.

" Pak cepet pak Alea udah telat" ujar Alea dengan nafas tak beraturan

"Sabar atuh neng, habisnya neng Alea lama bener. Ngapain aja atuh neng" balas pak Mamat supir pribadi Alea

"Biasalah pak mama selalu bikin Alea terjebak dalam keadaan rumit" jawab Alea sambil menghela nafas lelah

Alea memejamkan kedua matanya. Ia menarik kuat-kuat nafasnya.

Pak Mamat terdiam batinnya selalu mengasihani Putri majikannya. Pak Mamat hanya bisa diam dan mendoakan yang terbaik buat Alea.

••••

Alea berlari begitu kencang menuju gerbang SMA . Ia membulatkan kedua matanya ketika gerbang tertutup rapat.

Alea pikir dihari pertama masuk sekolah gerbang tak akan ditutup. Tapi harapan nya kini hari pupus begitu saja.

"PAK TOLONG BUKA GERBANG NYA PAK" teriak Alea kencang

"PAK... PAK SATPAM" sambung lea sambil meninggikan tingkatan volume suaranya

"Berisik" sentak cowok berparas tampan

Alea terhipnotis oleh ketampanan cowok itu. Dengan menurunnya tingkat kesadaran Alea benar-benar mati rasa. Ingin rasanya ia bersandar di bahunya.

Sama halnya dengan si tampan itu. Sekejap ia terpaku dengan wajah cantik gadis didepannya.

"Ehh sorry" ucap Alea sambil menundukkan kepalanya

Matanya memang melihat sepatu yang ada dikakinya, tapi fikiran nya masih teralihkan oleh wajah tampan cowok yang ada didepannya.

"Buat" cowok itu mengangkat sebelah alisnya buat mencerna kata-kata cewek yang ada didepannya

"Tadi" ragu Alea sambil memainkan jari-jari tangannya

"Menggemaskan" batin cowok itu tersenyum simpul

"Aregal" ucap Regal menyodorkan tangannya didepan tangan cewek itu.

Alea mendongak menatap manik mata Regal.

"Aleasha" balas Lea

Inilah pertemuan pertama kali mereka. Didepan gerbang sekolah, bukan tempat yang romantis sih. Tapi banyak menyimpan kesan.

••••

Alea menarik nafas lega, bagaimana tidak lega dirinya tidak dihukum oleh ketua OSIS. Bukan apa-apa sih, ketua OSIS itu mengampuni semua murid baru yang terlambat.

Alea menatap barisan cowok. Ia mencari Aregal, Kenapa cowok itu tidak baris.

"Kenapa? Nyari gue?" Bisik Regal tepat di kanan telinga Alea

Alea tersentak kaget, sontak ia menoleh ke kanan. Bibirnya tersenyum lebar kala mendapati Aregal yang berdiri tepat disisinya.

"Kok kamu ada disini sih gal?"

"Nggak sopan!" Balas Regal sengaja membenarkan almamater yang ia pakai

Alea membulatkan matanya lebar, ia menganga syok. Sebelum berkata sepatah kata Aregal sudah pergi menuju mimbar pemimpin MOS.

"Malunya" gumam Lea sambil memukul pelan mulutnya

Next part:)

Jangan lupa vote dan komen

Follow Ig: ala_lia28

ArahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang