12). Clear?

36 10 0
                                    

Terimakasih sudah mau mampir^^

Hope you all like this~

Happy reading^^

•••

Ceklek

Keynara memutar gagang pintu vila kemudian membukanya. Sepatu dan kaos kaki ia lepaskan terlebih dahulu sebelum melangkahkan kakinya masuk lebih dalam.

Gadis itu mengernyit saat melihat vila yang tampak kosong. Netranya tak menangkap sosok Juna di ruang tamu maupun di dapur.

Batinnya bertanya-tanya, apakah Juna belum pulang?

Tetapi saat sudah sampai di depan pintu kamarnya, ia melihat sepasang sepatu yang tercecer di depan kamar Juna, menandakan pria itu sudah sempat pulang.

Keynara menghela nafas, kebiasaan Juna yang menaruh sesuatu di sembarang tempat memang bukan hal asing lagi baginya.

Gadis itu mendekat, kemudian menata sepatu Juna agar lebih rapi. Matanya teralihkan pada pintu kamar Juna yang tertutup rapat.

Hingga saat ini, Keynara belum menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Juna, sampai-sampai membuat pria itu uring-uringan sendiri.

•••

Pukul tujuh lewat tiga menit malam hari, Keynara sedang duduk melamun di depan televisi yang menyala.

Sesekali matanya melirik ke arah pintu, mengharapkan kedatangan Juna yang entah berantah pergi kemana. Pria itu belum menampakkan batang hidungnya sedari ia pulang sekolah tadi.

Ceklek

Pintu vila terbuka, menampakkan seorang pria dengan pakaian casual.

Panjang umur, Juna yang ditunggu-tunggu pun akhirnya pulang.

"Juna!" panggil Keynara refleks. Ia menghampiri Juna yang masih sibuk menutup pintu vila.

Juna mengangkat sebelah alisnya setelah memastikan pintu vila terkunci. Wajah pria itu hanya datar tanpa ekspresi.

Keynara meneguk ludahnya, mendadak gugup. "Ah emm, kau sudah makan?" tanyanya canggung.

Gadis itu merutuk dalam hati menyadari pertanyaannya sendiri yang terkesan hanya basa-basi.

Juna terdiam kemudian menganggukkan kepalanya sebagai respon. Setelah itu, ia melenggang pergi menuju kamarnya di lantai atas.

Keynara tersenyum canggung. Ia kembali diabaikan oleh pria itu.

"Huh, memangnya apa yang kau harapkan dari sosok Juna, Key?" batinnya bertanya.

Keynara sendiri juga tidak tahu sejak kapan ia menjadi 'peduli' kepada pria itu. Batinnya juga masih bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.

•••

Flashback on.

Usai makan malam berakhir, semua teman-teman Juna segera beralih ke ruang televisi, untuk sekedar bermain dan mengobrol ringan.

Sementara Keynara masih membereskan piring dan antek-anteknya, membawanya kembali ke dapur untuk di cuci.

Sedangkan Juna ikut duduk sembari memangku snack kesukaannya. Mulutnya tak berhenti mengunyah, Kadang-kadang ikut terbahak karena candaan Chandra yang tidak tertebak. Selalu lucu.

"Tadi pagi aku bertemu anak kecil," ucap Chandra memulai ocehannya. Semua orang hanya diam mendengarkan, seolah penasaran apalagi yang akan dibuat lelucon oleh Chandra.

ʜᴇᴀʀᴛ ʙʀᴇᴀᴋɪɴɢ ; ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang