Terimakasih sudah mau mampir^^
Hope you all like this~
Happy reading^^
•••
Dari tadi yang dilakukan Keynara hanya melongo saat masuk ke dalam vila milik Juna. Masih mengagumi interior bangunan ini yang benar benar apik dan mewah. Apalah daya rumahnya yang hanya 2 lantai kemudian sederhana. Masih kalah jauh dengan vila milik Juna.
"Awas, nanti ada lalat masuk," sindir Juna melihat Keynara yang berdiri di belakangnya masih menganga lebar.
Keynara yang disindir langsung menutup rapat rapat mulutnya, kemudian menyilangkan tangannya di depan dada, seolah tidak terjadi apa apa. Walaupun begitu, matanya masih jelalatan menatap sana sini.
Juna hanya geleng geleng kepala melihat tingkah Keynara. Dasar gadis tidak waras, batinnya.
"Apa yang harus aku lakukan disini?" tanya Keynara memecah keheningan.
"Em, mungkin aku akan mengantarmu ke kamar dulu. Ayo," ajak Juna kemudian kembali melangkahkan kaki memimpin jalan.
"Kamarnya ada dua kan?" tanya Keynara. Tidak mungkin vila seluas ini hanya memiliki satu kamar.
Langkah Juna kembali terhenti, "Tentu saja. Kenapa? Kau mau sekamar denganku? Tidak, terimakasih," cibir Juna sambil menggunakan kata andalan Keynara, sedikit menyindir.
Keynara membelalakkan matanya. Padahal ia tadi hanya iseng bertanya. Tapi malah disindir seperti itu.
"Kau ge-er sekali, ketua osis," balas Keynara tak kalah tajam.
"Ya sudah ayo. Kau mau tidur disini? Tidak apa apa sih sebenarnya. Aku juga tidak keberatan kalau kau memang mau tidur disini," cerocos Juna saat Keynara tak kunjung melangkahkan kakinya saat mereka berada di tangga menuju lantai atas.
Keynara dengan segera melangkahkan kakinya mengikuti Juna. Masa iya dia harus tidur di tangga? Tidak ada yang tahu kan kalau tiba tiba ada hantu? Hi, membayangkannya saja sudah membuat Keynara merinding.
Sampailah mereka di lantai atas. Disana terlihat ada dua ruangan yang saling berhadapan. Mungkin itu kamar yang dimaksud Juna?
"Jadi, kamar kita berhadapan?" tanya Keynara sambil celingak celinguk mencari kamar lain. Tapi nihil, tidak ada. Hanya dua kamar itu.
Juna hanya berdehem, malas meladeni Keynara yang banyak tingkah. Ia lalu membukakan kamar yang nantinya akan digunakan Keynara beristirahat. Kemudian menyalakan saklar lampu yang ada di kamar tersebut.
"Panggil saja aku kalau kau perlu bantuan," ujar Juna sebelum meninggalkan Keynara sendirian di kamar tadi.
Keynara hanya mengangguk, kemudian masuk lebih dalam ke kamar itu. Benar benar kotor dan tidak terurus. Seperti kamar yang sudah lama tidak dihuni. Tapi, sangatlah luas untuk ukuran kamar normal.
"Jadi, aku yang harus membersihkan semua ini? Astaga, aku benar benar jadi budak hari ini," celetuk Keynara kepada dirinya sendiri sambil meratapi nasibnya.
Dengan pasrah, Keynara membersihkan kamar tersebut. Mulai dari merapikan tempat tidur, menyapu lantainya, bahkan mengelap debu debu yang beterbaran ada disana.
Selesai. Keynara membaringkan tubuhnya sejenak di tempat tidur tadi. Sangat melelahkan. Tiba tiba ia teringat sesuatu. Ia kesini hanya berbekal baju sekolah yang sedang ia pakai kemudian tas sekolah. Selain itu, ia tidak membawa apapun. Bagaimana ia ganti baju nanti?
Merasa memerlukan bantuan Juna, Keynara segera bangkit dari tempat tidur kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar Juna.
Tepat di depan pintu kamar Juna, Keynara berhenti sejenak. Kamar Juna benar benar hening, seperti tidak ada kehidupan saja. Atau dia sedang tidur? Entahlah, Keynara ketuk pintunya saja dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʜᴇᴀʀᴛ ʙʀᴇᴀᴋɪɴɢ ; ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ
RandomPerubahan fisik atau style pada manusia itu memang sudah wajar. Yang tidak wajar adalah perubahan sikap. Bagaimana bisa seseorang yang hangat dan baik bisa berubah menjadi seseorang yang kejam dan hanya semaunya sendiri? Ya, tentu saja semua itu ad...