iv. diluc

1K 178 0
                                    

━━━━𝗮𝗳𝘁𝗲𝗿𝗴𝗹𝗼𝘄ディルック━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━━━
𝗮𝗳𝘁𝗲𝗿𝗴𝗹𝗼𝘄
ディルック
━━━━

[Name] sudah lama bermimpi memandangi pijaran ekor bersama Diluc.

Keindahan momental mungkin tidak pernah menjadi kesukaan pria Ragnvindr, namun saat keduanya ditelan keheningan dan cahaya oranye melukis kulit masing-masing, Diluc berharap dia tak mengenal konsep waktu.

Ia ingin terus berbaring dalam pangkuan wanitanya, sesekali berdeham sementara diri berpura-pura menuangkan konsentrasi pada langit jelita. Sungguh sulit berpretensi ketika sentuhan kecil [Name] merupakan distraksi yang besar, tetapi Diluc akan lebih kewalahan mengatasi rona merah di pipi seandainya emosinya dibiarkan mengalir bebas.

"Apa ini?"

Merasakan sesuatu menyentuh kepala, lelaki tersebut mengangkat sebelah alis. Dengan wajah sedikit mendongak, Diluc mencermati detail ekspresi [Name] yang bermandikan sinar emas di pengujung hari.

Sang perempuan enggan banyak berbicara. Sembari meletakkan bunga yang masih segar ke rambut Diluc, [Name] berbisik, "Aster putih. Aku memetiknya di perjalanan."

Diluc lambat laun melembutkan tatapan. Kendati tak mempelajari floriografi secara khusus, dia diam-diam menyetujui bahwa sifat [Name] dan makna di balik kembang itu memang sesuai.

Bahasa cinta mereka selalu serupa; perbuatan subtil yang manis dan sederhana. Tidak mengapa jika orang lain tak sejeli itu untuk menemukan afeksi melalui aksi yang ia lakukan, sebab Diluc tak memerlukan validasi supaya bahagia dengan relasinya.

Lagipula, penduduk Mondstadt mengerti, hanya dengan didampingi [Name], Diluc telah berada di atas bulan.

𝗯𝗲𝗮𝗺𝗶𝗻𝗴Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang