6. [MATURE]

243 5 0
                                    

Content Warning: sex during pregnancy

Mingyu dan Wonwoo sedang bergelung di atas kasur. Wonwoo baru saja menyelesaikan pekerjaannya, dan ia bilang ia ingin mengisi ulang tenaganya melalui bermanja-manjaan dengan sang kekasih. Jadi, yang lebih tua tadi segera menutup laptopnya dan menarik Mingyu ke kasur. Dan di sinilah mereka sekarang.

Wonwoo bangun sedikit, kemudian duduk di atas perut Mingyu.

"Mingyu...., adek mau ciuman dari Papa," Wonwoo berkata seraya ia bergerak semakin dekat ke wajah Mingyu.

Shit. He looks so fucking adorable. And hot. Fuck.

Wonwoo kemudian membungkuk dan menggosok-gosokkan perutnya pada wajah Mingyu. Dia sempat berhenti sebentar untuk mengangkat kaosnya agar ia dapat menyentuh Mingyu secara langsung. Saat perut Wonwoo sudah terekspos sepenuhnya, ia mulai menggosokkan perutnya lagi pada wajah Mingyu dari kiri ke kanan, lalu ke kiri lagi  dan seterusnya. Saat melakukannya, Wonwoo juga terkikik karena ia merasa geli, tapi juga nyaman dan enak pada waktu bersamaan.

Di sisi lain, Mingyu mulai mabuk oleh aroma tubuh Wonwoo. Semua hal saat ini membuatnya gila. Aroma Wonwoo, kikikannya, dan sensasi kulit mereka yang saling bersentuhan.

Mingyu meraih Wonwoo dan mengubah posisi mereka. Sekarang Wonwoo berbaring di atas kasur dengan Mingyu yang menindihnya.

"I'll give proper kisses to our baby."

Mingyu mulai menciumi perut Wonwoo dengan lembut, memastikan tak ada satu inchi pun bagian yang terlewati karena ia ingin memberikan banyak kasih sayang untuk anak mereka.

Ketika ciuman Mingyu semakin turun, napas Wonwoo tercekat dan lenguhan pun lolos dari bibirnya.

Mendengar suara favoritnya, Mingyu semakin semangat dan akhirnya ciumannya pun sampai ke selangkangan Wonwoo.

Tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, Wonwoo mencoba mendorong kepala Mingyu menjauh.

"No, Gyu."

Mingyu masih mencoba melanjutkan niatnya, namun ketika ia mendengar nama lengkapnya diucapkan Wonwoo, ia pun berhenti.

"Sorry."

"Mingyu…, kan aku uda bilang berkali-kali. No sex selama anak kita masih belom lahir," Wonwoo mengusap perutnya.

"Maaf, Won. Aku cuma— I guess I'm just sexually frustrated. Uda berbulan-bulan kan."

Wonwoo menunduk. "Sebenernya aku juga mau. Tapi, tau kan, aku beneran takut nanti bayinya kenapa-napa."

"Dan aku juga uda bilang berkali-kali kalau seks waktu hamil itu ga papa. Orang-orang ngelakuin itu kok."

Mingyu memejamkan mata dan menghela napasnya.

"Aku tau maksudmu. Kamu pasti takut. Tapi— Lupain deh. Aku ga mau tengkar."

Mingyu berdiri, lalu mengambil kunci mobilnya.

Wonwoo melompat dari kasur mereka dan mencoba menghentikan Mingyu. "Babe…, jangan pergi. Please?"

Mingyu tahu jika kalimat itu memiliki makna yang lebih dalam. Dia tahu jika kekasihnya memiliki banyak kekhawatiran selama beberapa waktu terakhir. Itulah mengapa Mingyu berbalik menghadap Wonwoo.

"Aku ga pergi, Won. Cuma mau jalan-jalan bentar. Nikmati pemandangan, gitu. Nyegerin pikiran dikit. Ga lama kok."

"Engga." Wonwoo memeluk Mingyu. "Ayo… lakuin itu."

Mata Mingyu membelalak. Dia mencengkram bahu Wonwoo, membuat sedikit jarak di antara mereka, dan menatap mata Wonwoo. Ada sedikit kilatan marah yang terlihat di mata Mingyu.

NarasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang