𝟷𝟻. 𝙰𝚛𝚐𝚞𝚜

361 113 4
                                    

≪•◦ ❈ ◦•≫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≪•◦ ❈ ◦•≫

Axel telah berhasil mengambil apa yang mereka cari lalu kembali ke tempat Florence dan Lulu menunggu, tanpa hambatan sama sekali. Sebab, satu-satunya penghalangan telah pergi mengejar Arthur. Kini, Axel dan Florence menunggu dengan cemas.

"Apa sebaiknya kita mencari Arthur?" tanya Axel sembari melihat ke sana sini, berharap Arthur segera muncul. Namun, sedari tadi belum ada tanda-tanda kedatangan laki-laki itu.

"Dia mungkin saja tengah mencari kita."

Florence mungkin benar. Akan tetapi, Axel tak akan tahan terus menunggu seperti ini. Sedangkan Arthur sedang dalam bahaya di sana. Entah apa yang tengah terjadi sampai-sampai ia belum kembali. "Aku akan mencarinya. Kau dan Lulu tunggu saja di sini. Jika aku tak menemukannya, aku akan kembali."

Arthur masih terus berlari. Tanpa tujuan dan memilih jalan secara asal-asalan. Tempat itu dapat dikatakan luas. Alhasil, naga itu pun bisa terbang sesukanya.

"Tunggu!" Suara berat terdengar, menghentikan langkahnya.

Suara itu asing, Arthur belum pernah mendengarnya. Sama sekali tidak. Ia pun memberanikan diri untuk berbalik. Mencari si pemilik suara dengan napasnya yang memburu serta keringat di sekujur tubuh.

Saat ia berbalik, keterkejutan muncul tanpa bisa dicegahnya. Suara itu bukan berasal dari manusia. Melainkan ... dari naga yang tadi mengejarnya.

Matanya membelalak ketika naga itu berada dalam posisi bersujud di hadapannya.

"Kau ... bisa bicara?" tanyanya. Kemudian naga itu bangkit.

"Ya, Tuan," jawabnya. "Aku Argus. Matamu sama persis dengan milik ibumu. Karena itu aku dapat mengenalimu," ucap naga itu lagi.

"Arthur! Ah, di sini kau rupanya." Axel datang dari arah kanan. Mulanya ia sangat lega saat melihaf Arthur dalam keadaan baik. Namun, saat melihat naga itu berada di hadapan mereka, ia pun terkejut juga.

"Tidak apa-apa. Namanya Argus. Dia tidak akan menyakiti kita."

Mereka kemudian pergi menyusul Florence dan Lulu. Rupanya, gadis itu tidak terkejut sama sekali saat melihat Argus. Padahal Axel akan mengejeknya jika ia terkejut. Pasti akan menyenangkan. Sayangnya, ekspektasi Axel hancur begitu saja. Florence memang tidak bisa ditebak.

"Dia sedang sakit," kata Arthur memberitahu Argus mengenai kondisi Florence. Bermaksud agar Argus tidak tersinggung sebab gadis itu sama sekali tidak ramah. Meski, dalam keadaan normal pun Florence tetap seperti itu.

"Di atas ada sebuah tanaman yang dapat mengobati penyakit ringan. Akan kuambilkan."

Argus kemudian pergi. Axel sudah menunggu sejak tadi. Ingin membicarakannya dengan Arthur. "Apa kau yakin dia bisa dipercaya?"

The Lost Castle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang