02

119 14 9
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya

Maaf kalo ada typo:)

Happy Reading💚















.
.
.
.

Setelah kepergian Jeno, cukup lama Arin menatap pintu lift yang telah membawa Jeno turun ke lobi. Menatap kosong lift itu sambil memikirkan apakah Jeno marah padanya? Apa Arin sudah keterlaluan? Apa Arin sama saja seperti Suho yang memaksa Jeno bukan malah membujuknya?

Arin berjongkok di depan pintu apartemen sambil menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya. Apa yang telah Arin lakukan? Kenapa malah memperburuk suasana. Harusnya Arin biarkan Jeno saja dulu baru membujuknya. Ujiannya juga masih ada semingguan lagi, mungkin saja Jeno berubah pikiran kan.

Sungguh Arin sangat menyesal telah berbuat seperti itu. Harusnya sebagai pacarnya, Arin menenangkan Jeno. Ini malah semakin memperkeruh suasana hati Jeno.

"Bodoh... bodoh." ucapnya dalam hati sambil memukul kepalanya sendiri.

Cukup lama Arin melakukan itu, Rena yang baru saja datang bersama Jaehyun saling melempar pandangan bingung dengan kelakuan Arin. Siapa yang tidak bingung, Arin berjongkok didepan pintu sambil menunduk dan memukuli kepalanya sendiri.

"Rin?" panggil Rena ragu. Takut salah orang, tapi sedetik kemudian Rena bisa menghela napas lega kerena benar itu Arin setelah Arin mendongakkan kepalanya.

"Eh? Ren, ngapain lo disitu?" tanyanya seperti orang bodoh.

Rena memutar bola matanya menatap Arin jengah, "yang ada gue yang nanya. Ngapain lo disitu, kaya orang gila tau ga. Tadinya gue pikir gitu malah."

"Oh, hehe..." jawab Arin salah tingkah, "gak ngapa-ngapain sih. Cuma mau jongkok aja." Arin terlihat sangat malu, pipinya sampai memerah. Bahkan Jaehyun yang di belakang Rena menahan tawanya melihat kelakuan Arin.

"Aneh.. awas gue mau masuk."

Arin sedikit menggeser tubuhnya supaya Rena bisa membuka pintunya. Setelah pintu terbuka Rena masuk dan Jaehyun juga ingin ikut masuk tapi di hadang oleh Arin.

"Kenapa Rin?" tanya Jaehyun bingung.

"Ehm.. kak ngapain ikutan masuk? Jeno gak ada disini."

"Oh Jeno gak ada ya. Gapapa sih, gue cuma mau mampir." jawab Jaehyun santai.

Arin menganggukkan kepalanya dan kembali menatap Jaehyun, "tapi udah malem kak." tanya Arin lagi dengan wajah polos yang membuat Jaehyun menjadi gemas.

Bukannya menjawab, Jaehyun malah maju beberapa langkah lalu membisikkan sesuatu di telinga Arin. "Kalo udah malem kenapa?" tanyanya dengan senyum miring.

Reflek Arin mendorong bahu Jaehyun, "gak enak di liat tetangga. Udah ya kak pulang aja.. hehe maaf ya kak."

Buru-buru Arin berbalik badan untuk masuk kedalam, tapi ketika hendak menutup pintu tiba-tiba Jaehyun main masuk begitu saja sampai Arin kedorong mundur karena pintunya di dorong Jaehyun.

"Kak ko masuk sih." tanya Arin dengan kesal karena jidatnya tadi hampir kepentok pintu kalau saja tangan Jaehyun tidak memegang pintunya.

Dengan wajah tanpa dosanya Jaehyun duduk di sofa, menyalakan televisi dan mengangkat kakinya di meja.

"Rin gue haus nih, lo gak mau bikinin gue minuman gitu?" kata Jaehyun masih fokus dengan televisi didepannya.

"Gak. Nanti malah betah disini."

Jaehyun menengok ke Arin yang masih diam di depan pintu sambil memasang wajah kesalnya.

Shit, gemes bgt.

[2] Noona - (?) [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang