04

110 13 1
                                    

Oohalloooo

Jangan lupa votmentnya yaww😉

Happy Reading 💚










.
.
.
.




"Kak..."

Brakk.

Karena reflek, Rena membalikkan ponselnya ke meja dengan sedikit membanting. Rena menoleh kebelakang. Betapa terkejutnya Rena saat melihat Jaemin berada dibelakangnya.

Jaemin menatap Rena dengan aneh, kenapa Rena sampai segitunya habis Jaemin panggil.

"J-jaemin. Lo disini."

Jaemin segera merubah raut wajahnya dan tersenyum manis ke Rena. "Iya, ini aku bawain bubur. Mau berangkat ke kampus kan? Makan dulu ya kak."

"Oh iya.. makasih Jaem."

"Aku ambilin sendok sama mangkuknya ya." Jaemin berjalan menuju lemari yang berisikan alat-alat makan. "Ohiya ini air buat apa?"

"Astaga gue lupa airnya.."

"Udah aku matiin kok tadi. Buat nyeduh energen ya?"

"Iya.. Gue lupa tadi kalo lagi ngerebus air."

"Kenapa ngerebus air? Kan ada dispenser." tanya Jaemin sambil menuang air panas itu ke dalam dua gelas yang berisikan energen.

"Rusak, udah dari kemaren sih. Makanya ngerebus pake kompor." Jaemin mengangguk paham.

Selagi menunggu Jaemin menyiapkan energennya, Rena mengecek ponselnya. Ternyata sambungan sudah terputus. Ada perasaan lega dan juga kecewa. Kecewanya mungkin karena Jaehyun gak bilang-bilang kalau mau mematikan sambungan videocallannya.

"Ini kak, energen sama buburnya." Jaemin memberikan segelas energen dan semangkuk bubur ayam untuk Rena.

"Makasih.. lo— ehm.. kamu gak makan?"

"Kak Rena aja duluan makan, aku nanti aja."

Rena tak lanjut bertanya lagi, dia segera menghabiskan bubur dan energennya sebelum Jaehyun datang. Dalam hati Rena sangat berharap Jaemin tidak bertanya soal tadi Rena videocallan sama siapa dan Rena berharap Jaemin tidak tau kalau itu Jaehyun.

"Tadi siapa kak?"

"Uhukk.."

Dengan cepat Jaemin memberikan segelas air untuk Rena, Rena segera meminum air itu.

"Ehm.. tadi itu temen."

Jaemin tidak bertanya lagi. Karena dia percaya kepada Rena kalau itu memang temannya. Wajar bukan teman bersikap seperti itu, teman dekat.

"Rin!"

Arin menghentikan langkahnya menuju lemari alat makan karena baru saja memasuki dapur sudah di panggil oleh Rena.

"Kenapa Ren?" tanyanya sambil lanjut jalan.

"Hari ini lo juga ada kelas kan?"

"Iya lah, kan kita sama jadwalnya. Nanti juga ada praktikum."

"Bareng ya."

"Iya."

"Itu buat siapa?" tanya Rena ketika melihat Arin membawa dua mangkuk dan sendok.

"Buat gue sama Jeno."

"Ada Jeno?" tanya Rena terkejut.

"Ada, kenapa emang? Biasa aja kali nanyanya." jawab Arin sambil terkekeh pelan karena melihat reaksi Rena.

[2] Noona - (?) [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang