Jadilah wanita salihah, yang cara berpakaiannya diatur oleh agama, bukan dunia.
.
.
-Bismillah...Jodoh!-
.
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita (keluarga) orang-orang mukmin, agar mereka mengulurkan atas diri mereka (ke seluruh tubuh mereka) jilbab mereka. Hal itu menjadikan mereka lebih mudah dikenal (sebagai para wanita muslimah yang terhormat dan merdeka) sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah senantiasa Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
.
-Q.S. Al-Ahzab ayat 59-
.Empat Tahun Kemudian!
Hari ini, nabastala begitu ceria. Mentari bersinar cerah, menambah aura positif dalam atma. Seorang gadis cantik berpakaian putih abu-abu yang sangat ketat, tengah berdiri menunduk di ruangan majelis guru. Baju kemeja putihnya yang sangat pendek, tidak dapat menutupi bagian pantatnya secara keseluruhan. Rok panjangnya begitu sempit dan memiliki belahan yang sangat tinggi, hingga mencapai lutut. Tidak hanya itu, jilbab yang seharusnya ia lebarkan dan menutupi bagian dada, ia perpendek sehingga jilbab itu hanya dapat menutupi bagian lehernya saja. Guru-guru memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Udah berapa kali Ibu bilang, jangan pakai rok ketat dan baju kemeja pendek itu. Kamu tahu 'kan kalo di SMA Bintang Harapan ini, dilarang menggunakan kemeja ketat? Tapi kenapa masih kamu pakai? Kamu udah mau naik ke kelas dua belas, loh. Jadilah contoh yang baik untuk adik-adik kelas kamu. Buku kasus Ibu udah penuh dengan nama kamu. Ibu aja capek nulis nama kamu, tapi kamu gak pernah capek bikin onar. Kenapa, sih, kamu?"
Bu Mayang sebagai guru BK di SMA Bintang Harapan memarahi gadis itu.
Assyifa Naufalyn Alfatunnisa. Gadis yang kerap dipanggil Assyifa atau Syifa ini memiliki tubuh mungil nan cantik yang begitu memesona. Kulitnya putih bersih tanpa cacat. Wajahnya oval, hidungnya mancung, matanya sipit, memiliki lesung pipi di kedua belah pipinya, dan tidak lupa dengan bibirnya yang berwarna merah muda. Kecantikannya semakin bertambah saat ia tersenyum, lekuk kecil di kedua pipinya terlihat dan matanya semakin menyipit seperti orang yang tengah tertidur.
Assyifa duduk di kelas sebelas IPS. Ia merupakan gadis pintar, tetapi ia seringkali melanggar peraturan, mulai dari menggunakan kaus kaki yang pendek, baju yang ketat, dan rok yang memiliki belahan panjang.
"Maaf, Bu."
"Ibu udah capek memberi hukuman untuk kamu. Sekarang Ibu akan menggunakan cara lain. Tunggu hukuman kamu di papan pengumuman nanti," tekan Bu Mayang dengan tegas.
Assyifa tidak ada pilihan lagi selain mengikuti aturan yang telah ditetapkan Bu Mayang. Ia keluar dari ruang majelis guru tanpa semangat.
.
.
.
Saat ini, Assyifa tengah duduk di kantin sambil memakan mi ayam plus bakso. Tidak lupa dengan saus pedas yang semakin menambah kegurihan rasa dari mi ayam tersebut. Assyifa memang suka makan dari dulu apalagi makanan pedas. Meskipun demikian, Assyifa tidaklah bertubuh gendut. Dia merupakan gadis berumur tujuh belas tahun yang memiliki berat 43kg dengan tinggi badan 155cm.Assyifa duduk bersama dua orang sahabatnya. Nauren Aimmatul Hasyimah dan Safiya Sema Zuleika. Assyifa berteman akrab dengan Nauren dan Safiya sejak sekolah dasar hingga saat ini. Perbedaan sikap, kesukaan, dan kepribadian membuat keberagaman yang unik dalam kisah persahabatan mereka bertiga.
Assyifa yang suka menggunakan pakaian ketat meski berjilbab, disandingkan dengan Nauren yang kocak dan sedikit bobrok serta dilengkapi dengan kehadiran Safiya yang dekat dengan agama. Safiya senantiasa menjadi penasihat untuk Assyifa dan Nauren.
"Gue kesel tau sama Bu Mayang. Gak pernah bosen kasih gue hukuman. Sekarang ga tau lagi hukuman apa yang bakal dikasih sama Bu Galak itu," celoteh Assyifa sambil menceritakan apa yang ia alami kepada sahabatnya.
"Sama, gue juga kesel sama Bu Galak. Kemaren dia ambil ojol gue, padahal gue udah capek-capek pesen," gerutu Nauren menambahkan.
Safiya yang mendengar gerutuan kedua sahabatnya hanya tersenyum menggelengkan kepala.
"Jangan ngomong gitu. Bu Mayang ngasih kalian hukuman biar kalian itu jera. Kalo masalah Bu Mayang yang ambil ojol kamu, Ren, mungkin karena Bu Mayang buru-buru dan ada kepentingan. Jadi lupa minta izin dulu. Jangan berburuk sangka gitu, Allah gak suka dengan hambanya yang suudzon."
Safiya menasihati sahabatnya dengan lembut.
"Iya, Fiya, Sayang," ucap Nauren sambil mencium pipi Safiya.
"Iwww jijik," timpal Assyifa yang geli melihat kelakuan Nauren.
Salam hangat dari gadis berdarah Minang
Hai-hai ...
Gimana? Feelnya udah dapet belum?😇Terima kasih. Bantu tandai typo di kolom komentar ya😊
![](https://img.wattpad.com/cover/270570943-288-k555697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Sekilat Pesantren Kilat
Teen FictionJangan lupa untuk follow sebelum baca🙏😚 "Jangan pernah mengharapkan saya, Assyifa!" "Kenapa, Gus?" "Karena kamu bukan idaman saya!" "Kenapa? Saya rasa, tubuh dan wajah saya cukup bagus." "Ada yang lebih berharga dari sekadar menjadi perempuan can...