Daripada pusing mencari yang baik, kenapa tidak kita saja yang menjadi baik? Percayalah, yang terjaga hanyalah untuk yang terjaga.
------------
.
.Di dalam sebuah masjid yang indah nan megah, terdapat seorang pemuda yang tengah melantunkan kitab suci Al-qur'an dengan begitu syahdu. Siapa pun yang mendengar pasti akan membuat hatinya bergetar.
Ar-Rahman ...
Allamal-Qur'an ...
Khalaqal-insan ...
'Allamahul-bayan ...
Asy-Syamsu wal-qamaru bihusban ..."Waw merdu banget suaranya. Calon imam idaman gue nih. Pulang dari sini bakal dapet kenangan terindah kayaknya," timpal Assyifa asal.
"Yah calon imam gue lah," tambah Nauren dengan kehaluannya.
"Udah-udah, jodoh bukan untuk yang menang rebutan, tapi yang memenangkan hati Tuhan. Daripada mencari yang baik, kenapa tidak menjadi baik? Percaya deh, yang terjaga hanyalah untuk yang menjaga," nasihat Safiya.
"Iya, Ustazah Safiya," ucap Assyifa dan Nauren kompak.
"Aamiin."
Beberapa saat kemudian, mereka menuju tempat wudu perempuan untuk bersuci dan berwudu. Nauren dan Safiya telah selesai terlebih dahulu dan akhirnya menunggu Assyifa di luar.
Setelah Assyifa bersuci, ia hendak berwudu, tetapi kancing lengan bajunya susah dibuka sehingga air wudu tidak sampai ke sikunya.
Seorang ustazah melihat hal itu, lalu menegur Assyifa dengan ramah.
Wudu merupakan sebuah kewajiban bagi umat Islam, sebelum melakukan ibadah salat fardhu atau pun salat sunnah. Sebabnya, tanpa berwudu ibadah salat tidak akan sah. Itulah sebabnya, mengapa penting bagi umat Islam untuk mengetahui cara berwudu yang benar.
Berwudu merupakan sebuah cara bagi umat Islam untuk menyucikan diri dari najis kecil. Cara berwudu dilakukan dengan membasuh beberapa bagian anggota tubuh dengan menggunakan air. Wudu begitu penting sebab berwudu merupakan salah satu rukun sahnya salat.
Perintah untuk melakukan wudu sebelum salat disampaikan langsung dari Allah SWT. Perintah wudu tersebut terdapat dalam Qs. Al-Maidah ayat 6, yang artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melakukan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki".
Ustazah itu menasehati Assyifa dengan lemah lembut sehingga membuat gadis itu terdiam mendengar penjelasan ustazah yang berumur setengah abad itu.
"Jadi, gadis cantik ini harus melepas kancing ini dulu agar air bisa mengalir sampai ke siku."
Ustazah itu menambahkan lagi sambil melepas kancing yang ada di pergelangan lengan bajunya. Kemudian, ustazah itu mengusap lembut puncak kepala Assyifa yang tertutupi hijab yang sedikit dilebarkan karena diperintahkan Bunda Aisha saat di rumah. Assyifa tersenyum melihat perhatian ustazah itu.
"Syukron (terima kasih), Zah," ucap Assyifa.
"Afwan cantik," balas ustazah itu sambil tersenyum.
"Nama kamu siapa?" tanya ustazah itu lagi.
"Assyifa, Zah," jawab Assyifa.
Ustazah itu melarang Assyifa memanggilnya ustazah.
"Panggil Umi Hana aja, Sayang," ujar ustazah yang bernama Hana tersebut dan dibalas anggukan oleh Assyifa.
![](https://img.wattpad.com/cover/270570943-288-k555697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Sekilat Pesantren Kilat
Teen FictionJangan lupa untuk follow sebelum baca🙏😚 "Jangan pernah mengharapkan saya, Assyifa!" "Kenapa, Gus?" "Karena kamu bukan idaman saya!" "Kenapa? Saya rasa, tubuh dan wajah saya cukup bagus." "Ada yang lebih berharga dari sekadar menjadi perempuan can...