Part 1

5K 35 0
                                    

Pagi ini terasa begitu dingin, derasnya air hujan mengguyur purwodadi saat ini. Semua org pasti sedang bergelud bawah selimut mereka, berbeda dgn gadis berambut pendek saat ini, dia hanya memakai celana pendek dan tanktop yang melekat di tubuhnya, tidak sedikitpun merasa kedinginan padahal di luar sedang hujan deras.

Gadis itu bernama Rena Ananta Prawidja, gadis berusia 16th berambut pendek yang sering kali kegerahan, tak perduli di luar sedang hujan / pun dingin.

"awas kek! Tangan lu jangan nutupin mata gw dong" bentak gadis tersebut, sambil memindahkan tangan yang menutupi matanya

"gamau"
sahut lakilaki itu

gadis itu tak sendiri, dia bersama Dion Pamungkas, dia adalah teman kakaknya yg sudah Rena anggap sebagai kakak laki lakinya sndiri, umurnya 2 tahun diatas Rena

Dion sering sekali menjahili Rena, karna menurut Dion, Rena sangat menggemaskan ketika sedang marah.

Saat ini mereka sedang merebahkan diri diatas kasur empuk milik Rena, kenapa tidak mengusir Dion saja dari kamarnya, jangan ditanya, Rena sudah sering kali mengusirnya tapi percuma, akhirnya dia tak pernah menperdulikan Dion yg slalu di kamarnya

"yaudah gw aja yg pergi" sahut Rena beranjak duduk

"gamau, disini aja" cegah Dion sambil memeluk perut Rena yang sudah setengah duduk

"makanya diem, kan gw jadi ga konsen main ulernya"
Akhirnya Rena kembali merebahkan diri di samping Dion yang dari tadi hanya memeluk dan menjahili Rena

"iya iya maaf" jawab Dion sambil mendongak menatap rena yg fokus dgn hpnya

"hmm" jawab Rena

"Iih maafin yayayaya" bujuk Dion sambil menggoyang goyangkan badan Rena

"Iyaiya udah diem nanti mati ulernya!!" kesal Rena karna hampir saja ulernya menabrak ekornya sendiri

"mmmm" sahut Dion yg masih setia memeluk Rena, mencari kehangatan di bawah ketek Rena

"ANJING MATI" "ARGH" umpat rena kesal, karna ularnya menabrak ular lawan

"ah udahlah capek anjing, dari tadi nabrak mulu" udah hampir 2 jam Rena memainkan ular tersebut dan selalu berakhir dengan menabrak lawan lalu mati

Rena meletakkan hp disamping bantalnya lalu melirik Dion yg terlihat kedinginan

"emang dingin ya?" tanya Rena

"banget, makannya peluk" jawab Dion sambil mengeratkan pelukannya, ia menyelipkan kaki kirinya di antara paha Rena dan kaki kanannya menindih kaki Rena

"kok gw ga ngrasa dingin ya"

"lu mana punya rasa dingin sih, banyakan dosa sih, makanya gerah mulu tu badan"

"enak aja mulut lu"

"kenapa mulut gw? Sexy kan"

"HAHAHAHAH mulut kecil kecil begitu dibilang sexy" tawa Rena

"heh gini gini jago kalo cuma buat nyumpel mulut lo itu"

bluss

"APASI"
"GW GAMPAR LU BRANI NYIUM GW" sentak Rena melotot menatap Dino yang berada di bawahnya

"santuy santuy, matanya lepas nanti" dibarengi dengan kekehan Dino, gimna gak ngakak, mata Rena udah kayak mau keluar

PLAK

"AAH, sakit goblok" jerit Dino

"gosah desah juga lah anjir"

"siapa yang desah wooy, pikiran lu gak baik"

"Itu tadi kan lu kek gini, aaah"
sahut Rena mecontohkan teriakan Dino dengan nada menggoda

"ASTAGHFIRULLAH RENA"
"JAN BIKIN GW TURN ON YE LUU"
"MAU LO TANGGUNG JAWAB NI KALO DEDEK BANGUN"

"ayoohh bwaanggh perkossaah akuuh" goda rena sambil menggigit bibir bawahnya dan menggerayangi dada Dino

"ASTAGHFIRULLAH COBAAN APALAGI INI" sebut dino sambil mengelus dadanya sabar

"udah lu sono mandi kek, bau tau!!"
perintah dino mendorong Rena mengjauh

"nyenyenye, udah tau bau masih di peluk" sahut rena sambil beranjak dari kasur berjalan mengambil handuknya

"ya gimana orang enak hehe" jawab Dino sambil nyengir

BUK

"makan tuh enak" Rena melempar handuk yang dia bawa, dan segera berlari ke kamar mandi agar tidak terkena amukan Dino

BRAK

"SIALAN LU, AWAS AJA, GW PERKOSA LU NTAR MALEM" teriak Dino  menggema di dalam kamar

BabyboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang