9

254 61 8
                                    

sejak kemarin mereka cerita di bukit malem itu, sinbi besoknya langsung sakit. angin kenceng, diem di bukit malem-malem gimana gak sakit?


badannya anget, kepalanya agak sedikit pusing, akhirnya sinbi disuruh sama mama buat gak sekolah, sinbi sih nurut aja, toh enak gausah sekolah.

tapi kepalanya langsung pusing begitu san pulang sekolah. dia ngerusuhin sinbi dikamarnya, bilangnya mau nemenin tapi kenyataannya ngerusuh.

"adek kalo cuma bisa bikin kepala kakak pusing mending keluar aja!" sinbi menarik selimutnya ke atas kepala, sudah pusing sama kelakuan san.

san daritadi main game di komputer sinbi, sebenernya sinbi gak masalah, tapi san teriak-teriak mulu bikin sinbi pusing.

"adek nemenin kakak sampai pacar kakak datang!" ujar san, tanpa ngalihin perhatiannya ke sinbi.

sinbi membuka selimutnya, menoleh heran ke san. "kakak gak punya pacar!"

"bang seonghwa?"

"temen!"

san tertawa. "temen macam apa yang rela nemenin kakak malem-malem nyari bintang sampai ke kota sebelah?"

sinbi mendengus. "cuma 2 jam perjalanan pulang pergi itu gak jauh adek! dia serius temen kakak doang! udah ah kamu keluar sana, main game di komputer kamu aja!"

"gak mau, udah amanat disuruh nunggu sama cowok kakak."

sinbi berteriak pasrah. "terserah kamu deh, jangan berisik tapi! kakak pusing!"


sinbi kembali menarik selimutnya, dan sepertinya san nurut, dia langsung nggak berisik lagi begitu sinbi ngomong.

cukup lama mereka diem, sinbi sendiri udah terlelap, sedangkan san, masih berisik walau gak seberisik tadi.

"aish mati!"

layar komputer sinbi menunjukkan kata game over, membuat san akhirnya mutusin buat matiin komputer sinbi lalu jalan ngedeket ke kakaknya yang lagi tidur.

san tersenyum ngeliat wajah kakak angkatnya yang damai banget pas tidur, beda sama kenyataan yang berisik nya minta ampun. "gak tau kenapa meskipun lo bukan kakak kandung gua, gua senang bisa punya kakak kaya lo kak! gua sayang sama lo, jadi cepet sembuh ya! jangan bikin mama, papa, sama gua khawatir."

san menaikkan selimut yang sinbi pakai, lalu melangkah keluar dari kamar kakaknya, menelepon seseorang lalu setelah teleponnya diangkat san berucap. "bang, kakak lagi tidur, lo kesininya malem aja, tapi gua nitip bubur ya buat dia, jangan dipakein kacang, kakak gasuka."

✨✨✨


"kak."

"hm."

"mau makan dikamar atau dibawah?"



"dikamar aja." gumam sinbi tanpa membuka matanya sedikitpun.

"oke, tunggu ya, adek bawain."


sinbi mengangguk mendengar san ngomong, gak lama kedengaran suara san keluar dari kamar eunbi, lalu setelahnya pintu kamarnya kembali dibuka.

"adek kenapa cepet banget ngambil makanannya?" tanya sinbi, masih dengan mata tertutup dan suara serak khas bangun tidur.

"adek-adek! ini seonghwa!" sembur orang itu yang ternyata seonghwa.

sinbi otomatis langsung membuka matanya, menoleh ke pintu dan nemuin seonghwa lagi bawa nampan mendekat ke arahnya.

"eh stop! dilarang masuk! kita makan di bawah aja!" sinbi menghentikan seonghwa yang mau mendekat kearahnya.

7 days [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang