6

257 63 9
                                    

hari ini, jujur aja sinbi gak kepikiran harus ngapain. katanya seonghwa dia disuruh buat rencana aja, tapi sinbi bingung, rencana apa?


akhirnya dia mutusin buat let it flow aja, ngikutin waktu dan kehendak dari si pencipta.


kaya sekarang, gak disangka-sangka dirinya telat masuk sekolah, gerbang udah ditutup dan ya mau gimana lagi, masa manjat?


gini nih karena eunseo gak ngajak dia naik bus bareng! atau karena san yang gak mau nebengin dia ke sekolah! atau karena seonghwa yang gak jemput dia!

pokoknya salah mereka, sinbi gak pernah salah!




akhirnya karena percuma diem didepan gerbang sekolah, sinbi mutusin buat pergi, gak tau kemana yang penting pergi dulu.

dia jalan ke halte bus dan duduk disana. jam baru nunjukin pukul 7.10, biasanya bus selanjutnya datang jam 7.30 jadi ya tungguin aja mau gak mau.




tapi suara klakson motor tiba-tiba ngeganggu sinbi yang lagi coba ngehubungin eunseo, supaya bilangin ke guru-guru yang nanyain dia, kalo dia itu sakit.


"lo di cariin di rumah ternyata pergi duluan dan sekarang malah diem di halte?"

sinbi mendecak sebal begitu mendengar orang itu ngomong. "lo gak ngomong mau jemput gue! dan juga gue telat karena lo gak jemput! makanya gue disini!" protesnya.



cowok itu menaruh helmnya di spion motornya, lalu duduk di sebelah sinbi. "iya maaf, tadi gua bangun agak siang makanya lupa ngabarin dan jemput lo tepat waktu."

sinbi mendengus menoleh ke arah seonghwa yang ada di sebelahnya. "terus sekarang lo ngapain disini park seonghwa? gak masuk sekolah?"

"nemenin lo bolos?" ujar seonghwa ragu, menggaruk tengkuknya.


sinbi mengangguk, "nyali lo gede juga buat bolos."

seonghwa tertawa. "lo duluan yang bolos, lihat siapa yang disini duluan?"



sinbi menatap seonghwa kesal. "kan salah lo juga!"

"iya salah gua! yaudah kita pulang aja. jam segini toko-toko belum ada yang buka." seonghwa berdiri dari duduknya. "ayo." ajaknya.

sinbi menggeleng. "gak mau pulang ke rumah! nanti dimarahin mama sama papa."


"yang bilang ke rumah lo siapa? kita ke rumah gua."

✨✨✨



"wow."

sudah gak terhitung berapa banyak kata itu terucap dari bibir sinbi sejak masuk ke dalam rumah seonghwa.



"rumah lo gede banget, ini teras depannya aja bisa jadi lapangan futsal!"



"seonghwa serius ini makanan di meja makan bisa ngehidupin orang sekampung kalo ada sebanyak ini!"



"gila, bahkan kulkas di dapur lo aja lebih besar dibanding sama ukuran pintu kamar gue!"



"ini karpet kenapa bisa sebesar kasur di kamar gue?"



"wah gila, tv lo bisa dipake buat layar tancap yang kalo gerimis bubar! asik banget liatnya, udah hd, gede lagi! orang sekampung bakal seneng pasti liat ginian!"



"ini cara nyalain vacuum cleaner nya pencet apa-- wah gila nyala sendiri! ada penunggunya ya disana?!"



"ini ac di ruangan ini kalo dinyalain semua bisa bikin ruangan ini jadi kutub utara gak ya?"



daritadi, sinbi gak henti-hentinya mengomentari seluruh benda yang ada di rumah seonghwa.

bahkan ini baru beberapa ruangan, dan sinbi udah ngoceh gak berhenti, gak kebayang kalo dia ngeliat seluruh isi rumah seonghwa. sampai seonghwa jadi kakek-kakek pun, kayanya gak akan beres ocehan dia.



"sinbi, stop." akhirnya seonghwa berhasil ngomong setelah sebelumnya selalu disela sinbi dengan ocehannya.


sinbi menoleh ke seonghwa yang tampaknya pusing dengan kelakuan sinbi, tapi sinbi tetaplah sinbi. "gila tapi ini akuarium kalo di bongkar bisa jadi tempat tidur buat gue! gede banget ini!"



seonghwa menghela napasnya, sepertinya membawa sinbi kemari bukan hal yang bagus.


"bi, bisa tolong ambil minum sama beberapa makanan ringan buat dibawa ke ruang depan? makasih sebelumnya."

"eh lo manggil gue?"



seonghwa mengangkat telepon rumah yang dia pegang. "bukan, lagi nelfon bibi buat ambilin makanan."


sinbi mengangguk lalu membulatkan mulutnya membentuk huruf 'o'. "canggih bener serumah doang harus sampe nelfon! tapi apa gak ngerepotin?"

seonghwa menggeleng. "gak apa. lo mau duduk dimana?"


"di... depan?"

"depan? ruang nonton?"

sinbi mengangguk ragu. "boleh tuh."


"ikutin gua."

sinbi berjalan di belakang seonghwa, mengikutinya bak anak ayam. matanya masih melirik kesana-kemari, memperhatikan rumah seonghwa.



seonghwa membuka pintu yang dia maksud lalu mempersilahkan sinbi masuk. "SEONGHWA INI KENAPA ADA LAYAR PROYEKTOR SEBESAR INI?" tanya sinbi kaget.



"lo kata, mau nonton?" jawab seonghwa bingung.

sinbi mengangga. "ya maksudnya, nonton di tv yang tadi gue bilang bisa dipake nonton sekampung juga udah cukup. kalo ini sih, bisa lo pake nonton seprovinsi!"

sinbi hiperbola.


seonghwa mengelus tengguknya. "ya, yaudah, kita kedepan lagi aja."


sinbi masih mengangga. "lo pusing ya punya rumah sebesar ini? mending lo buka kos-kosan deh, sewa satu ruangan ini aja lo udah profit banget!"


"ya gak gitu juga sin--"


"--ya gak gini juga seonghwa! gue pusing banget sama rumah lo, mending kita keluar aja cari tempat main!"

akhirnya, sinbi memaksa keras seonghwa buat pergi dari rumah mewahnya seonghwa.



karena ya. sinbi pusing dengan segala kemewahan yang ada disana.

✨✨✨


tanggal 3 sinbi ulangtahun dan kingdom finale stage, gak sabar banget!!!

7 days [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang