10

304 54 7
                                    

sekarang hari sabtu. waktu yang tepat buat pacaran gak si?

"ma, pa, kakak pergi dulu ya mau main!"

sinbi menghampiri kedua orangnya yang sedang duduk bersantai di ruang tv. "mau kemana kak?" tanya papa.

sinbi duduk di sebrang sofa mereka, "mau keluar, gak tau kemana, kakak diajak main keluar!"

"sama siapa? kamu yakin udah sehat betul kak?" kini giliran mama yang nanya.

"udah kok! lihat!" sinbi memasang senyum lebarnya lalu diakhiri dengan kekehan.

"kakak gak akan pergi jauh kok ma, pa! kayanya mau ke amusement park deket sini!"

"sama siapa?" mama bertanya dengan jahil, alisnya naik turun menggoda anak perempuannya itu.

"sama temen!"

"temen kamu yang waktu kemarin nemenin kamu nyari ronde bukan kak? kalo iya, suruh sering-sering kesini, mau papa ajak main catur lagi, hebat dia kemarin, bisa kalahin papa. san aja gak bisa."



alis sinbi menyerit. "kapan dia main catur sama papa? kan dia sama kakak terus?"

"temenmu itu datang dari siang loh kak, nungguin kamu buat bangun tapi gak bangun-bangun sampai akhirnya adikmu bangunin." terang mama.

"loh? dia datang dari siang?"

mama mengangguk. "seonghwa tuh anak baik loh kak, sopan juga sama papa dan mama. kalo status kamu sama dia berubah, kabarin mama cepat-cepat ya." mama mengedipkan sebelah matanya ke sinbi.

pipi sinbi terasa memanas begitu denger ucapan dari mama. "ma lihat anak kita malu-malu, tidak kerasa ya, dari yang awalnya jadi princess nya papa sekarang sudah bisa jadi princess nya orang lain."

sinbi menggeleng. "apasih pa! eunbi mau keluar main doang ini, kenapa jadi kesannya kaya mau menikah?" bibirnya maju merengek sebal.

mama tertawa melihat sikap sinbi. "ya gak kerasa aja kak, rasa-rasanya kemarin mama masih gendong-gendong kamu sama san tapi sekarang, sudah besar kalian berdua, sudah gak kuat mama buat gendong kalian, bahkan mama mau peluk san saja susah, sudah terlalu tinggi dia."




sinbi mendekat ke mama, lalu duduk di karpet dibawah kedua orangnya duduk. "mama jangan bahas gini dong, kakak jadi sedih nih."


"mungkin ini pertama kalinya eunbi ngomong kaya gini. eunbi bersyukur dan berterimakasih banget sama mama dan papa yang udah ngurus eunbi dengan penuh kasih sayang sampai sekarang. makasih ya ma, pa, eunbi sayang banget sama kalian!"


✨✨✨

"kok nangis?"

seonghwa kaget begitu lihat sinbi masuk ke mobilnya dengan mata sembab dan aliran air mata yang masih tercetak jelas di pipinya.

"apasih siapa yang nangis?" sinbi berniat buat pasang seatbelt namun bahunya ditarik seonghwa buat menghadap ke dia.

"itu mata lo sembab, di pipi juga keliatan bekas air matanya. siapa yang bikin lo nangis?" tanya seonghwa panik.



sinbi mengambil tissue yang ada di dashboard mobil, menghapus bekas air matanya dan mencoba buat tersenyum ke seonghwa. "gue tadi akhirnya berhasil buat ngomong makasih ke mama sama papa, makanya nangis!"

sinbi melepaskan kedua tangan seonghwa yang ada di bahunya. "berkat lo gue berhasil ngomong ke mereka, makasih hwa."


"eh, maksudnya seonghwa!" lanjut sinbi.

7 days [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang