3. Tidak Bareng

57 32 177
                                    

Athfal yang baru saja berniat keluar kelas telah didatangkan duluan oleh Brylie dan sahabat lainnya. Tapi, ada hal yang mengganjal dipenglihatannya, sebab ada satu perempuan yang ikut berjalan dibelakang, terutama dibelakang Brylie.

Brylie yang merasa tatapan Athfal menuju ke arahnya lantas menaikkan satu alis.

"Kenapa?"

"Itu siapa?"

Brylie membalas biasa, "Anak baru dikelas kita namanya Kisha."

Athfal mengangguk paham lalu mengulurkan tangannya untuk menyapa. "Athfal, sahabat Brylie dan mereka berdua sejak SMP." Athfal menyapa sopan dengan menunjuk sahabat atau teman beda kelas meski satu jurusan.

Kisha menerima sapaan dan mengangguk kaku. "K-kisha, panggil Kisha aja, Kak."

Athfal menatap tangannya yang tidak dibalas, tepat masih mengambang diudara. Mungkin memang begini sejak disekolah dulunya.

Kalem.

Athfal tersenyum. "Jangan panggil Kak, Athfal aja. Btw kita satu angkatan ko, bukan Kaka kelas," ujar Athfal sopan.

Kisha, ia rasa telah memalukan seseorang.
"E-eh? O-oh ya, iya satu angkatan ya, maaf aku gak liat," balas Kisha canggung.

Athfal menaruh tangannya kembali disisi tubuh. "Gak papa."

Athfal mengangguk mengerti sebelum mengalih pandangan ke Brylie dan lainnya.

"Pulang berdua kayak posisi berangkat?" Tanya Athfal.

"Seterah."

"Iya, seterah."

"Gua sih, oke-oke aja," jawab Bryan.

"Bentar ... kalo pulang kayak berangkat, terus Kisha gimana?" Roza bertanya.

Jadi, maksud pulang kayak posisi berangkat itu motor Athfal membonceng Brylie, sedangkan motor Bryan membonceng Roza. Usulan itu juga dalam teori persahabatan mereka sejak semasa  SMP. Sudah lama sekali ya berarti?

"Dijemput pastinya, ya kan, Ki?" Brylie menatap Kisha.

Brylie disini bukannya tidak mau mengalah, cuman ia tidak mau pulang sendiri. Mengingat sudah sejak beberapa tahun sudah pulang, berangkat bareng dengan sahabatnya. Terutama Athfal.

Kisha mengangguk pelan sebagai jawaban.

Brylie tersenyum. "See?" Brylie menatap satu persatu sahabatnya untuk membuktikan bahwa Kisha telah dijemput.

Dengan possesive, Brylie langsung menghimpit lengan Athfal dan membawanya menuju parkiran.

Sebelum Roza dan Bryan mengikuti Brylie, mereka berdua berpamitan terlebih dahulu pada Kisha.

"Gua duluan ya, Kisha," pamit Roza yang disusul juga oleh Bryan.

"Gua juga Ki, hati-hati."

Kisha tersenyum tipis seusai melihat mereka telah meninggalkannya. Begitukah pertemanan ia sekolah disini? Pantaskah? Meski baru saja dihari ini?

Seingatnya waktu disekolahnya dulu ia tidak pernah ditinggal sendiri melainkan selalu bermain tanpa mengingat waktu. Dan sekarang? Waktu pukul malam atau sore masih lama dan ia telah ditinggal sendiri. Apalagi masih diarea sekolah.

Kisha tertawa sumbang. "Begitukah sikap kalian ke gua?"

Kisha lagi-lagi tertawa sumbang. Ia ingat akan kejadian tadi dikantin. Dimana sepertinya kedatangan dirinya tidak disukai oleh Brylie. Apalagi hanya mereka bertiga saja yang mengobrol dengan lurus, tanpa menyadari ada satu orang lagi diantara mereka.

Brylie [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang