03. di tampar

23 1 0
                                    

Jara memasuki rumah nya, belum ada selangkah ia sudah di suguhi pertanyaan dari abangnya

"siapa cowo tadi? pacar lo ya?" tanya Gibran sambil menaik turunkan alisnya

"babu gue" jawab nya enteng

"baru tau ada yang mau sama adek gue, gue kira lo beneran belok dek" Gibran berujar dengan tampang watados nya

"eh abangke jangan mentang mentang gue kaga pernah bawa temen lawan jenis ke rumah lo mikir gue belok ye, gue getok pala lo amnesia mampus" nah kan ngerap si Jara

baru saja ingin membalas ucapan adik nya, ia sudah di dahului

"alah bacot lo, minggir gue mau istirahat capek nih" ucap Jara langsung berjalan kearah kamar nya

saat berpas-pas an dengan Gibran dengan sengaja Jara menabrakan bahu nya. oalah kurang ajar untung adek kalo ga udah gue lempar lo ke kali -batin Gibran

"santai dong tante" begini lah Gibran, jika ia kesal ia akan memanggil Jara dengan sebutan 'Tante'

"bawel, daripada lo ngebacot ga jelas bagus lo pijitin gue bang"

"ogah, badan gue menolak keras bcs kalo deket sama tante tante suka gatel badan gue" Jara menatap sengit Gibran lalu merogoh kantung rok nya dan mengambil benda pipih, entah apa yang di lakukan gadis itu,

Yang Gibran lihat ia menekan nekan benda tersebut dan membawanya ke arah telinga nya sendiri. Ah rupa nya gadis itu tengah menelpon seseorang. mungkin cowok tadi, sabodo teing lah.

Gibran mendudukan bokong nya di sofa, saat hendak menyalakan tv ia mendengar suara adiknya yang sengaja di besarkan

"hah apa Yah, uang saku bang Gib di potong? okedeh nanti Jara bilangin, cepet pulang ya Yah kami rindu Ayah, hahaha love u too, see youu Ayahh" ucap Jara

"bang uang saku lo di potong ayah tapi karena gue yang ngatur keuangan disini jadi uang saku lo gajadi gue potong" ucapan itu membuat senyum Gibran merekah, namun adiknya ini tak akan membiarkan senyum Gibran mengembang begitu saja

"tapi boong hayyuukk, lo ga dapet duit jatah bulan ini mampus mampus dah utang lo makin banyak di warung bi inah, btw lusa ayah pulang . . bye abang ku tercintaaa selamat menikmati hari hari tanpa jajan" setelah berucap seperti itu Jara berlari kearah kamar

sedangkan di bawah Gibran tengah mencak-mencak karena kesal tidak dapat uang bulan ini, mengapa ia percaya ? pasalnya Jara tak main main jika sudah menyangkut uang.

"dasar ngaduan"

••••


"Assalamualaikum bun, aku pulang"

"Waalaikumsalam, makan dulu bang baru tidur" jawab sang Ibunda

"iya bun" ucap lelaki yang di panggil bang tadi

"tumben telat, kemana dulu tadi?" tanya Bunda

"nganter bidadari galak dulu bun" jawabnya enteng, Bunda nya hanya terkekeh

"siapa bidadari galak nya al?" tanya Bunda

"nanti al kenalin, mau bun?" tawar lelaki yg disapa Al tadi

"boleh tuh, bunda jadi penasaran"

••••

Seperti biasa, saat ini jara tengah berada di barisan yang di hindari oleh banyak siswa/i. ya, Jara terlambat.

"kalian tau kan tata tertib sekolah ini?" tanya Pak Sun diangguki semua

AuRixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang