01. Lamaran

2.7K 476 457
                                    

Mitsuya Takashi (27)
Readers (26)

- Marry me -
Plot by me

─────────

Suara cicit burung membangunkan seorang lelaki bersurai dwi warna, ungu cerah dan hitam.

Dia Mitsuya Takeshi..

Eh, Mitsuya Takashi.

Lelaki berumur 27 tahun itu meregangkan otot-ototnya yang kaku dan mengucapkan selamat pagi pada dunia tipu-tipu ini.

Setelah itu, tempat pertama yang ia kunjungi adalah kamar mandi.

Mitsuya sedikit bernyanyi kecil disaat ia mengusap lembut rambutnya yang bercampur shampo.
Terkadang ia juga membuat gestur seperti orang yang memegang gitar, tapi sekarang gak dulu.

Ditengah-tengah kegiatan mandinya, tiba-tiba sang adik nyelonong masuk ke dalam kamar mandi.

"Astaga Luna!!" Kaget Mitsuya, lelaki itu buru-buru menutupi burung kecil kebanggaannya.

"Numpang berak, kamar mandi sebelah dipakai Mana. Udah nggak tahan." Luna dengan santainya duduk dikloset duduk hingga membuat Mitsuya jantungan.

Hal seperti ini sudah biasa sejak Mitsuya merawat kedua adiknya.

Mitsuya buru-buru menyelesaikan acara mandinya demi kesucian mata sang adik. Maklum, Luna dan Mana masih tergolong dibawah umur. Mereka masih remaja.

Setelah bebas dari sang adik, Mitsuya ganti baju, memakai baju casual dimana yang sering ia kenakan untuk bekerja.

Lalu, Mitsuya menyiapkan barang-barangnya yang akan ia bawa nantinya ke tempat kerja. Hal yang terpenting adalah buku pesanan dimana berisikan ukuran panjang, model, jumlah tagihan, dan hutang dari pelanggannya.

Setelah beres semua, Mitsuya menghubungi Hakkai. Namun, yang mengangkat teleponnya adalah Yuzuha, kakak dari Hakkai.

"Aku akan segera berangkat. Maaf agak terlambat."

"Ya, tenang saja Mitsuya. Aku─sstt! Berisik Hakkai!" Kesal Yuzuha diseberang panggilan.

"Ada apa?"

"Mitsuya, sepertinya Hakkai kena guna-guna. Dia selalu mengkhawatirkan tentangmu, padahal hari ini kau hanya terlambat beberapa menit."

Terdengar suara tampolan maut diseberang panggilan, sepertinya Shiba bersaudara itu tengah bertengkar.

"Hahaha, katakan pada Hakkai, cepatlah cari pasangan!"

Panggilan ditutup sepihak oleh Mitsuya.
Ngomong-ngomong soal pasangan, Mitsuya sendiri belum mempunyainya. Tapi dia sok berguru pada Hakkai, sang model.

Memangnya siapa yang mau sama pria modelan Mitsuya?

"Niichan!" Panggil Mana dari ambang pintu.

"Hm? Ada apa Mana?"

Mana menggerakkan tangannya sebagai kode agar kakaknya mendekat.

"Katakan saja!"

"Bukan itu." Lirih Mana sedikit berbisik, suaranya terlalu kecil untuk didengar Mitsuya, alhasil sang kakak sedikit ngegas.

"Hah?!"

"Ck, cepat kemari!"

"Bicaralah lebih keras, Mana!"

"GANTENG-GANTENG BUDEG!"

Astaga Mana keceplosan berteriak, padahal lagi ada tamu.

Sang adik masuk ke dalam kamar Mitsuya dan menyeret kakaknya keluar agar ia bisa melihat sendiri apa yang sedang terjadi.

Sampai diruang tamu Mitsuya kaget.

"Kok rame?"

"Takashi, duduklah dulu!" Pinta ibu Mitsuya.

Mitsuya duduk dan perhatiannya beralih ke arah seorang gadis yang sangat dikenalinya.

"Loh, (Name)?"

Gadis yang dipanggil (Name) itu semakin bersemangat dan bergerak gusar, baru saja ingin membalas sapaan Mitsuya tapi sang bapak memegang lengan putrinya, agar sindrom kebegoannya tidak keluar.

"Siang, paman.. bibi!" Mitsuya menyapa kedua orang tua (Name) dengan sopan, tapi ia heran untuk apa mereka berpakaian rapi dan lagi membawa bingkisan yang banyak sekali.

"Jadi, kedatangan kami kesini adalah untu─"

"Melamar Mitsuya!" Potong (Name), "Aku datang kesini untuk melamarmu Mitsuya!"

Mitsuya melotot, bapaknya menyemburkan kopi, ibunya melongo, Luna tersedak bakpau, sedangkan Mana jatuh tersungkur dari sofa.

"M-maksudnya?"

"Sudah kubilang kan, aku datang untuk melamarmu Mitsuya Takashi-kun!"

Bapak dan ibu (Name) sampai berpaling malu sebab tingkah putri semata berbienya itu.

"(Name) seharusnya pihak laki-laki yang duluan melamar." Kekeh bapak Mitsuya.

"Heh.. tapi paman zaman sekarang sudah berubah. Sudah canggih." Alesan (Name) kebelet ngelamar Mitsuya, "Dan lagi, (Name) juga cinta sama Mistuya."

Mitsuya jantungan, demi apa teman sma nya dulu ini tiba-tiba datang dan melamarnya?

"(Name)?"

"Hm?!" (Name) memekik senang sebab dipanggil Mitsuya.

"Astaga dia waras kan?" Batin Mitsuya.

"Sasuga (Name)-chan da!! Tapi, berikan Takashi waktu sebentar ya.. belakangan ini dia cukup sibuk dengan pekerjaannya." Tolak ibu Mitsuya secara halus, iya ditolak.

"Soudesuka? Kalau begitu (Name) akan menunggu jawaban Mitsuya!"

Gadis yang tak sadar umur itu berpamitan dan meninggalkan keluarga Mitsuya dalam kebingungan.

"Astaga Takashi, dia gadis yang menarik!" Tanggap ibu Mitsuya.

"Jarang-jarang ada orang nekat berani seperti itu." Tanggap bapak Mitsuya.

"Niichan, siapa dia?" Berbeda dengan sang ortu, adik-adik Mitsuya nampak shock dan tak terima.

Apalagi Mitsuya.

"Anggap saja mimpi." Mitsuya kehabisan kata-kata.

***

Beralih ke kediaman (Name), gadis itu tengah santai duduk didepan televisi sembari memikirkan rencana untuk mengambil hati Mitsuya.

Yah, soalnya dia tahu ini tidak akan mudah.
Makanya dia maju terlebih dahulu, sebelum ditikung oleh yang lain.

Selangkah lebih maju.

"Astaga, kenapa putriku jadi seperti itu?" Bapak (Name) tertekan.

"Kau sendiri yang mengajarinya, Gojo." Tanggap ibu (Name) sambil membawakan teh.

"Dia putrimu juga Makima."

"Oh?" Ibu (Name) memasang wajah datface, "Sejak kapan dia jadi putriku?"

Ibu durhaka.

"Wah! Sudah waktunya!"

(Name) buru-buru memakai coatnya dan sungkem kepada kedua orang tuanya.

"Mau kemana lagi?" Makima memijit pelipisnya pusing atas tingkah putrinya yang luar binasa.

"Ke tempat calon mantu kalian, hehe doakan (Name) ya!"

"What hah naniii??" Kaget bapak (Name). Tapi sayang, putrinya sudah pergi duluan.

Setelah naik bus selama 10 menit, akhirnya (Name) sampai disebuah tempat seperti butik, yah, disana tempat kerja Mitsuya sebagai designer.

Cringg!

"Selamat da─"

"Halo Mitsuya!!"

Cobaan Mitsuya tambah lagi.

***

Warn :
- tidak menggunakan alur manga
- sedikit ooc
- typo
- gaje (?)

Marry me! | Mitsuya TakashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang