Chapter 1

281K 5.2K 156
                                    

Nama ku Lizy. Usia ku 19 tahun. Aku kuliah di salah satu universitas di London. Disini aku tinggal dengan kakak sepupu ku yang bernama Aiden. Dia memiliki perusahaan disini atau lebih tepat nya dia menjadi CEO di perusahaan nya.

Ayah dan ibuku menitipkanku ke kak Aiden karena sangat mempercayai kak Aiden. Yah, dia adalah orang yang bertanggung jawab, tegas, dan dingin. Usia kak Aiden sudah 29 tahun.

Aku tinggal di mansion nya hanya berdua. Tapi disana juga banyak pelayan. Jadi aku tidak merasa kesepian. Selama aku tinggal bersamanya, aku belum pernah melihat dia membawa seorang wanita ke Mansion. Entahlah, padahal aku yakin sekali pasti banyak yang ingin bersanding dengan nya.

Kak Aiden termasuk orang yang pelit berbicara. Di hanya bersuara seperlunya saja begitu juga dengan ku. Bahkan kita jarang sarapan bersama, karena dia orang yang sangat disiplin dalam berangkat kerja.

Aku tinggal dengan nya sudah 6 bulan. Tapi aku jarang mengobrol karena kesibukan nya. Dia berangkat pagi dengan buru-buru. Dan pulang larut malam ketika aku sudah tidur.

Malam ini sepertinya dia belum pulang. Padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam.
Aku turun dari kamar menuju dapur untuk mengambil air karena aku haus.

Tidak ada siapapun di dapur mungkin para pelayan sudah tidur. Lampu dapur hanya aku nyalakan sebagian, hingga terasa gelap. Ketika aku sedang minum, tiba-tiba ada sebuah tangan memeluk ku dari belakang. Sontak aku kaget dan langsung berbalik. Namun tangan kekar itu menahan ku.

"Kenapa belum tidur Lizy, ini sudah malam" ucap nya dengan Suara berbisik di telingaku.

"Kak Aiden?" ucapku memastikan

"Ya baby, kakak sungguh lelah tapi kenapa kamu malah belum tidur, hm"

Tanya nya kepadaku namun dia tiba-tiba
membenamkan wajah nya di leher ku.

"Lizy haus kak, jadi ke dapur. Jika kak Aiden sudah mengantuk kakak langsung saja naik ke atas untuk___" ucapku tidak selesai karena tangan mulai bergerak kedalam bajuku.

"Kak Aiden apa yang kakak lakukan?" Sergah dengan cepat.

"Salah sendiri kamu menggoda kakak dengan pakaian mu yang tipis ini"

Disini aku tersadar jika seperti nya dia sedang dalam pengaruh alkohol. Namun aku mencoba tetap tenang, bagaimana pun juga tidak ada orang lain diruangan ini.

"Istirahatlah Kak, sepertinya kakak sudah sangat lelah. Karena aku juga ingin tidur__"

Dia tidak menghiraukan ku. Malah dia mengangkatku dan meletakkan ku di meja makan. Sungguh aku sangat terkejut dengan perlakuan pria ini.

"Kau mencoba menghindar dari ku, Lizy?" gumam nya namun terdengar mengintimidasi.

"Bukan begitu maksudku. Hanya saja, aku merasa kak Aiden sedang mabuk"

Dia tidak menjawab ku hanya diam. Keheningan semakin terasa dan membuat ku tidak nyaman karena kak Aiden terus menatapku.

Author POV.

Wajah cantik Lizy terlihat sangat merah, ketika jari Aiden mulai meraba bibir nya. Sapuan lembut dari pria itu nyatanya membuat hati Lizy tidak menentu. Ditambah mata tajamnya yang dengan lekat tidak lepas memperhatikan gadis itu tanpa jeda.

"Kau benar, aku sedang mabuk. Bahkan kepalaku terasa ingin pecah, karena kau selalu mengabaikan ku"

"Apa maksud mu kak, aku tidak pernah mengabaikan kakak."

"Benarkah? kau sudah berbulan-bulan tinggal denganku. Tapi kau tidak pernah mempedulikan aku, Lizy"

Lizy bingung dengan penuturan pria itu, karena dia merasa Aiden lah yang sering menjauhinya. Bahkan mereka jarang sekali bertegur sapa, hingga membuat jarak keduanya terasa sangat jauh.

"Aku hanya berfikir kak Aiden tidak nyaman dengan keberadaan ku. Jadi aku takut untuk berbicara pada kakak"

"Takut? apa aku terlihat seperti vampir yang akan mengigit orang sampai mati?" tanya Aiden

"Bukan. Kakak tidak bisa menyamakan diri kakak dengan Vampir. Itu satu hal yang berbeda" Cicit Lizy dengan pelan karena takut Aiden akan tersinggung dengan jawabannya.

"Bisa jadi mungkin, bedanya aku bisa mengigit bibir mu sekarang. seperti ini__"

Tanpa basa-basi, Aiden langsung meraup bibir Lizy yang sedari tadi sangat ingin dia lahap.

Entah karena pengaruh Alkohol atau hal lain namun malam ini Aiden tidak bisa lagi membendung perasaannya. Gadis yang dia anggap sebagai adiknya ternyata memiliki daya tarik yang tidak bisa diabaikan sebelah mata.

Aiden sudah mencoba untuk tidak lepas kendali selama ini, namun ternyata membuat jarak antara mereka bertambah jauh. Hingga rasa ingin memiliki dalam hatinya semakin membesar.

Sedangkan Lizy terlihat meronta agar Aiden melepaskan pautan bibir mereka. Bagaimanapun tidak, pria itu mencium Lizy seperti tidak akan ada hari esok.

Meskipun Lizy memberontak dengan cara memukul dada pria itu, namun sepertinya sia-sia saja.

Tangan Aiden bahkan sudah mulai membuka kancing piyama tidur gadis itu. Meskipun mata Aiden tertutup karena terbawa sensasi bibir Lizy yang ternyata sangat manis, dan mungkin akan menjadi candu baginya.

"kak Aiden berhenti." ucap Lizy susah payah disela ciuman itu.

Rupanya Aiden sengaja tidak mendengar ucapan Lizy, bahkan dia mulai menghisap leher jenjang Lizy.
Tidak dipungkiri, gadis itu semakin panik. Takut jika Aiden tidak bisa mengendalikan dirinya.

Apalagi dua kancing sudah terbuka, membuat Aiden dengan mudah turun menciumi dada gadis itu.

Plak

"KAK AIDEN, CUKUP!!" pekik Lizy setelah menampar pria itu. Dengan mata yang berkaca-kaca dan nafas yang tidak beraturan, Lizy menatap Aiden dengan marah. Pria itu terdiam dengan wajah yang memerah.

Lizy tidak bisa membendung air matanya karena perbuatan Aiden barusan. Hal yang tidak pernah dia duga jika pria itu sudah melewati batas dengan dirinya.

Tanpa berbicara, Aiden pun menatap Lizy tajam dan berbalik pergi meninggalkan gadis itu sendirian di dapur.


My Fucking BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang