Part 2

6 3 13
                                    

Hari ini hari minggu, di mana Leo harus kerja dari pagi hingga larut malam. Dia bekerja di sebuah kafe sebagai seorang pelayan.

Seorang pelayan wanita yang sudah senior menghampiri Leo sembari membawa nampan berisi makanan dan minuman. "Leo, anterin pesanan ini ke meja nomor dua belas."

Leo mengangguk sembari mengambil nampan berisi pesanan pelanggan itu dari pelayan wanita tadi.

Leo berjalan menuju meja nomor 12. Di sana tampak seorang gadis mungil berkulit putih sedang menunggu pesanannya.

"Permisi, ini pesanannya." Leo meletakkan nampan yang dibawanya dan menyusun piring makanan serta minuman yang dipesan oleh sang pelanggan yang tengah fokus memainkan ponselnya itu.

Wanita itu mengalihkan fokusnya pada Leo, "Iya Mas taro a-ja." ia memelankan suaranya pada kata terakhir.

"Kamu?!" ucapnya sedikit kaget.

Oh, jadi namanya Leo

'Loh ternyata bocah itu,' ucap Leo dalam hati.

Leo mengambil nampannya dan bergegas pergi.

"Tunggu dulu macan!" ujar Kejora cukup keras hingga orang-orang di sana melempar tatapan datar padanya.

"Emmhh, maksudnya Leo." Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Leo menghentikkan langkahnya. Ia membalikkan tubuhnya dan kembali pada meja Kejora. "Dari mana kamu tau nama saya?" tanya Leo dengan nada dingin.

"Tuh." Kejora menunjuk sebuah name tag yang terpasang di baju seragam pelayan Leo.

Sialan!

"Mau ke mana?" tanya Kejora basa-basi.

"Kerja."

"Duduk dulu sini," suruh Kejora sembari menepuk-nepuk kursi di sampingnya.

"Gak. Saya harus kerja," tolak Leo masih dengan nada dinginnya.

"Ayolah, sebentar kok."

Leo mencoba menuruti perintah Kejora. Ia duduk di sampingnya namun masih dengan tatapan dan ekspresi datar.

"Jadi kamu kerja di sini?"

"Menurutmu?"

"Menurut aku iya."

'Aaa gak nyangka bisa duduk berdua sama dia, ngobrol sambil natap wajahnya yang cool itu. Dan penampilannya di luar juga beda kayak pas di sekolah. Udah gitu, bahasanya ternyata pake bahasa baku walaupun satu atau dua kata yang keluar. Ternyata dia gak secupu yang aku kira," batinnya. Sedangkan pikirannya sedang berkelana di alam halu.

Leo bangkit dari duduknya. Ia bergegas pergi kembali untuk melanjutkan pekerjaannya tanpa melirik Kejora sedikitpun. Sedangkan Kejora, ia masih sibuk berpetualang di alam halu nya.

"Mas macan?"

"Mas macan?"

"Hello mas macan kenapa diem?" Ia pun tersadar dari khayalannya dan mendapati Leo tidak ada di tempat duduknya.

Ia menoleh ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan Leo. "Yah, mas macan nya kabur."

"Mbak! Ini uangnya. Kembaliannya ambil aja," ujar Kejora menyimpan uang 200 ribu di meja makan.

**

"Hallo, Kak?"

"Apa, Ra?"

"Bisa jemput aku gak? Udah malem soalnya."

"Duh, bukan gue gak mau Dek. Tapi gue lagi gak enak badan, gak kuat bawa motor. Kalo lo naik taksi dulu atau ojek gapapa kan?" ucap Kakaknya Kejora dari seberang sana.

Cold Boy In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang