Part 3

3 2 4
                                    

"Tuh rumah aku yang depan, yang pagernya item." Kejora menunjuk sebuah rumah yang bisa dibilang mewah.

Lalu Leo memberhentikan motornya di depan pagar dan menyuruh Kejora turun.

"Hoaammm ... Ngantuk banget huhh." Kejora menutup mulutnya karena sedari tadi ia terus menguap.

"Saya pamit."

"Eh, makasih banyak yah. Kamu hari ini udah nolongin aku terus nganterin aku," ucap Kejora dengan wajah lesu nya. Tapi ia tetap tersenyum ke arah Leo.

"Iya."

Setelah memastikan Kejora masuk ke dalam rumah, Leo pun pergi melajukan motornya.

**

"Hoaamm ...." Leo bangun dari posisi tidurnya sembari mengucek matanya.

Ia meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja dan melihat jam yang terpampang di layar ponselnya itu.

"Oh, baru jam setengah delapan."

"Tunggu, apa? Jam setengah delapan?!"

"Saya kesiangan ya ampun. Bisa-bisa dihukum nanti pas upacara," ia terus merutuki dirinya.

Ia menyambar handuk yang menggantung di pintu, lalu berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Kurang lebih 20 menit Leo melakukan ritual mandi paginya, ia pun keluar dengan tergesa-gesa. Sampai-sampai ia hampir terpeleset karena kakinya yang basah menyatu dengan lantai yang licin.

Setelah itu Leo kembali berlari menuju lemari pakaiannya. Dia mengambil seragam dan dasi nya, lalu mengenakannya. Dilanjut, ia sedikit menyisir rambutnya, mengenakan jam tangan, dan memakai sepatu. Lalu memasukkan buku-buku catatan pelajarannya ke dalam tas. Kemudian mengambil kunci motor dan segera bergegas pergi.


SMA Panglima

Leo sudah sampai di depan gerbang sekolahnya. Namun dugaannya benar, pintu gerbang sudah dikunci. Sedangkan di dalam terdengar suara siswa dan siswi lain tengah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Leo turun dari motornya dan berniat memanggil satpam penjaga. "Permisi!"

Satpam itu menghampiri Leo dari balik gerbang.

"Pak, saya boleh masuk?"

"Kenapa kamu datang terlambat, hah?" tanya Pak Yanto alias satpam sekolah.

"Maaf, saya bangun kesiangan Pak." Leo menunduk malu.

"Pasti kamu begadang kan?"

"Tidak, Pak. Semalam saya kerja sampai larut."

"Kamu tidak bohong kan?"

"Saya tidak bohong Pak."

"Baik, kamu boleh masuk. Tapi nanti setelah upacara selesai."

"Dan satu lagi. Kamu harus tetap dihukum agar lebih di siplin lagi nantinya," tegas Pak Yanto.

"Baik, Pak. Saya terima konsekuensi nya."

Cold Boy In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang