Menatap senja di tepi sungai sudah menjadi hal biasa bagi jaehyun untuk menyingkirkan beban pikirannya sejenak. Dulu ia sering datang bersama bunda, berbicara banyak mengenai kebaikan papa nya. Padahal jaehyun tau bunda nya banyak disakiti oleh papa. Lagi dan lagi jaehyun hanya menghela nafas kasar mengingat kejadian itu.
Saat itu ia baru menduduki kelas 1 SMP. Sepulang sekolah, asisten rumah tangga nya langsung menghampiri dirinya dengan raut wajah khawatir.
"Bunda gak mau keluar kamar nak je"
Jelas jaehyun panik. Bunda nya tidak boleh terlalu banyak memikirkan sesuatu. Jaehyun pun langsung berlari menuju kamar bunda nya. Ia mengetuk pelan pintu kamarnya.
"Bunda ini jeje"
Tidak ada jawaban dari dalam membuat rasa lelah yang ia rasa menghilang dan berubah menjadi rasa takut.
"Bunda?" Masih berusaha sambil mengetuk pintu.
"Dari kapan bunda gak mau keluar kamar?"
"Semenjak papa nak je datang" jawabnya.
Jaehyun mengernyitkan dahinya, "papa datang?"
"Iya, tapi pergi lagi"
"Bibi ngasih tau kak Jackson atau kak Johnny gak?"
"Belum bibi kasih tau. Bibi takut memperkeruh keadaan"
"Makasih bi"
Jaehyun kembali fokus pada bunda nya yang tidak menjawab panggilannya hingga meminta kunci cadangan untuk membuka pintu.
Betapa terkejutnya ketika melihat bunda nya tergeletak di pinggiran ranjang, "BUNDA!"
Jaehyun mengusap wajahnya kasar mengingat kejadian waktu itu.
"Papa juga gak baik ke Jessy..." Ucapnya lirih.
****
Kini waktunya untuk kembali pada realita. Ke sekolah untuk menuntut ilmu yang pasti.
Duduk di taman yang masih sepi. Sendirian. Iya, dirinya bangun sangat pagi untuk keluar dari rumah tersebut. Ia masih terlalu memikirkan identitas nya. Siapa dirinya? Farah? Jessy atau Rose? Semuanya sangat pusing untuk dipikirkan.
"Jes!"
Ia menengok ke arah sumber suara. Moonbin.
"Maaf ya bin gue gak pulang ke dorm kemarin"
"Gak pa-pa. Udah ketemu sama kakak-kakak lo kan?" Hanya anggukan yang dapat dilakukan.
"Lemes amat? Ayo cari makan dulu, udah jam enam lewat nih"
"Tau aja hehe..."
Moonbin tersenyum manis.
Akhirnya kami pergi mencari makanan. Karena moonbin orang asing jadi penting baginya untuk merekomendasikan makanan. Batagor di dekat taman sini lumayan enak.
"Gimana? Enak?" Moonbin mengangguk semangat.
Mereka pun segera menghabiskan makanannya dan kembali ke dorm untuk menunggu jemputan.
Jarak dari dorm ke sekolah membutuhkan waktu sekitar 20 menit saja. Menapakkan kaki di sekolah yang masih asing membuat mereka malu. Padahal biasanya malu-maluin sih.
Ketika melewati lapangan banyak siswa dan siswi yang minggir seperti memberikan jalan.
"Ada apa--eh?"
Betapa terkejutnya rose melihat sosok lelaki yang selalu mengejar dirinya.
"Lo diam ditempat!" Orang itu menunjuk.
"Siapa?" Tanya moonbin.
"Gak tau gak kenal tapi dia gangguin gue terus" moonbin langsung menggenggam tangan sahabatnya itu.
"Gue ada urusan sama dia" ucapnya dengan tatapan dingin.
Moonbin membalas tatapannya itu tak kalah menyeramkan, "urusan dia berarti urusan gue juga, lo ada masalah apa?"
"Ck. Gak usah jadi pahlawan kesiangan murid asing."
Kevin. Dia baru saja ingin menarik tangan Rose tetapi langsung di tepis.
"Sialan."
Bugh
Kepalan tangannya mendarat di pipi moonbin.
Sabar ini masih lingkungan sekolah
"Lo gila?! Gak waras lo!"
Baru ingin membantu moonbin tangannya langsung ditarik kasar.
"Makanya turutin permintaan gue."
"Gak."
"Oke gue orangnya gak pandang bulu. Gak peduli itu cewe atau cowo, gue bebas main kasar."
"Stress lo."
Mempelintirkan lengannya ke belakang lalu menendang punggung nya sudah ia lakukan untuk orang itu. Rose pun mengajak moonbin untuk ke UKS. Pukulannya terlihat kencang karena area bibir dan mulut moonbin banyak mengeluarkan darah.
Sekali lagi Rose membalikan badannya menghadap lawannya lalu menatapnya intens, "jangan main-main sama gue. Gue bahkan gak takut sama lo, kalau berani satu lawan satu gak usah pake anak buah. Pengecut!"
Kevin merasa harga dirinya telah diinjak-injak oleh perempuan tersebut. Namun ia tidak ingin membuat masalah di sekolah ini, bisa-bisanya dirinya akan diberi hukuman oleh orang tuanya.
"Buat kalian yang liat tadi jangan berani-beraninya ngadu ke guru yang disini!" Kevin pun pergi meninggalkan area sekolah.
"Itu alumni sini kan? Kak Kevin? Gila ya udah lulus malah nyari ribut sama adek kelasnya disini mana yang diajak ribut murid asing lagi." Ujar salah satu siswa.
Sementara itu Rose memberikan moonbin obat, "aduh tadi banyak banget darahnya sumpah. Bisa sariawan ituu"
"Gak pa-pa kan udah dikasih obat kumur-kumur tadi sama lo"
"Lagian ya lo ngapain sih nolongin gue segala? Lo tau gue bisa bela diri"
"Ya lo pikir gue gak bisa bela diri?"
"Ih enggak gitu biiiinnnn"
Moonbin terkekeh. Sudah hal biasa ketika melihat seorang moonbin tertawa melihat Rose kesal.
"ROSE?!"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Family || Wanna One S2
FanfictionMasih ingat dengan seorang gadis SMP yang dibawa pergi sang ayah dan meninggalkan kesebelas abangnya tanpa kata pamit. cerita ini akan mengungkapkan semua cerita janggal dari season 1 semoga kalian menikmati~