Bab 26: Hiburan

137 40 14
                                    

Baru-baru ini kuketahui bahwa Kim Yeri merupakan adik angkat dari Kim Doyoung, anak laki-laki yang kubilang sebagai pewaris Dongjun Group, anak tunggal pemilik villa tempatku berlibur. Ya, cukup mengejutkan mengetahui fakta kalau dunia benar-benar sempit. Terlebih, situasi macam apa ini?! Aku dan Yeri berdiri saling berhadapan, hanya berdua saja di tepi pantai.

Hari menjelang malam. Sebelumnya, kami tak sengaja berpapasan saat perjalanan menuju ke villa. Kala itu jadwal kami sedang bebas-bebasnya. Kak Jisoo membiarkanku keluyuran sesuka hatiku, sementara Arin dan Ryujin asyik berenang di kolam renang yang merupakan fasilitas dari villa. Jangan tanyakan di mana Jung Jaehyun, sejak pagi setelah sarapan, aku sama sekali tidak dapat menemukannya. Bahkan Jungwoo pun tidak mengetahui keberadaan Jaehyun. Dan itulah aktivitasku selama hampir setengah hari, mencari jejak Jaehyun di antara hamparan tanah berpasir putih nan lembut ini.

"Apakah benar kamu Kim Yeri?"

"Ya, itu namaku. Kamu mengenalku? Ah, ya. Aku baru ingat, kita pernah bertemu di depan sekolahmu waktu itu. Kenapa kau membohongiku?"

"Bohong? Dalam rangka apa aku berbohong?"

Belum juga memperkenalkan diriku, garis itu sudah memberiku tuduhan yang tidak-tidak. Entahlah, aku tidak menyukainya. Meskipun Jaehyun memberikan berton-ton pujian pada gadis itu, aku tak bisa menerimanya sedikit pun. Di mataku, gadis ini punya aura yang tidak cukup baik. Menatapnya saja sudah memakan energiku. Ia seperti menyedot banyak pikiran positifku dan hanya menyisakan pikiran-pikiran jahat yang kini menjadi kesan pertama saat aku mengajaknya bicara.

"Kau bohong soal tidak mengenal Jeffrey. Padahal, kau dekat dengannya."

"Jeffrey? Aku memang tidak bohong. Aku tidak kenal yang namanya Jeffrey."

"Kau yakin? Kenapa Jeff mau berpacaran dengan gadis yang bahkan tidak mengetahui latar belakangnya? Ini aneh."

Tunggu, Jeffrey? Astaga! Aku baru ingat, Jeffrey adalah nama Amerika dari Jung Jaehyun. Jadi, sebenarnya Yeri telah menunjukkan eksistensinya sejak pertemuan kami di sekolah hari itu.

"Oh, kau sudah tau kalau kami berpacaran? Baguslah. Aku tidak perlu memperkenalkan diriku padamu. Aku hanya ingin mengatakan satu hal. Bahwa, ada masa lalu yang sebaiknya tidak perlu diulang. Dan kebahagiaan itu masih bisa dikejar dengan berbagai cara. Kuharap, kau mengerti maksudnya."

Sesungguhnya aku tak enak hati mengatakan hal ini pada Yeri. Tapi, aku harus. Jika tidak, maka aku yang kalah. Atau mungkin, aku memang sudah kalah sejak awal karena perasaan yang Jaehyun miliki bukanlah tertuju padaku, melainkan pada gadis yang kini berpijak pasti di hadapanku.

"Kau tidak tahu, seberapa berharganya Jeff bagiku. Lihatlah." Yeri melepaskan perban yang selama ini menutupi kedua pergelangan tangannya. Aku memperhatikannya dengan heran dan penuh penasaran. "Aku mencoba melakukan ini selama hampir satu tahun. Ketika aku sadar bahwa aku mempunyai Jeff yang selalu menyayangi dan memperhatikanku, aku rasa, aku masih punya kesempatan untuk bertahan hidup dan berbahagia."

Beberapa luka gores yang terlihat menyakitkan, menghiasi pergelangan tangannya bak ukiran. Tak terhitung lagi, ada berapa banyak sayatan yang gadis itu torehkan untuk menghabisi nyawanya sendiri. Karena tidak kuat dan tidak tega, aku memalingkan muka. Ia tersenyum kecil dan kedua matanya menerawang jauh ke arah lautan. Di mana matahari mulai tenggelam dan meninggalkan berkas-berkas berwarna jingga di atas sana.

"Aku bisa bertahan sejauh ini, semua berkat Jeff. Berkat motivasiku yang ingin memperbaiki segalanya. Kumohon, bisakah kau mengalah sekali ini saja?"

Yeri memelas. Kedua tangannya meraih jari-jemariku. Tatapannya yang menyedihkan, matanya yang berkaca-kaca dan alisnya yang melengkung rendah membuatku iba.

WISH LIST ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang