Hari Pertama di Dunia Makanan

29 21 5
                                    

Bangunan tua rimpuh masih berdiri cukup kukuh. Meskipun sarang laba-laba bergelayutan di antara tiang penyangga. Gadis kecil nan cantik tengah berusaha memasuki tempat itu. Berjalan secara perlahan dan mengendap-endap bak maling. Melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada yang mengetahui aksinya.

Gubuk itu terbuat dari kayu, dengan ayaman bambu sebagai dindingnya, juga jerami sebagai atapnya. Masih sangat kuno, entah siapa yang tinggal di tempat itu. Pekarangan rumahnya dihiasi tanaman bunga dengan berbagai warna. Sangat cantik dan memanjakan mata. Sebab itulah gadis kecil tadi penasaran dan datang untuk melihat.

Dara berusia belasan tahun itu hanya seorang diri. Petualang muda yang cantik dan pemberani, Zuzu.

Matanya mengerjap kala melihat sebuah benda yang bersinar di meja. "Benda apa ini?"

***

Beberapa anak tampak bermain di bawah pohon rindang. Duduk dan bercerita, sambil memainkan permainan tradisional.

"Lihat nih aku dapat sesuatu!" seru Zuzu sembari berlari memamerkan benda itu.

Mereka hanya diam dan menunggu Zuzu memberikan penjelasan. Salah seorang di antaranya, terlihat penasaran lalu meraih buku tadi. Namun, belum sempat tangannya menggapai, sudah ditepis oleh gadis kecil nan cantik itu. Hingga si korban meringis kesakitan.

"Apa itu?" tanya An.

"Gak tau, tadi nemu di rumah tua."

"Coba sini biar aku lihat." Kerbek menawarkan diri.

"Jangan sentuh ini punyaku."

Tiba-tiba dari arah belakang, seorang anak lelaki dengan berusia belasan tahun merebut buku itu dan berlari meninggalkan Zuzu yang berteriak melengking.

"Om, kembalikan buku itu. Itu punyaku," ujar Zuzu sembari menghentakkan kaki ke tanah tanpa ingin ikut berlari.

"Syukurin, Zu. Itu pembalasan siapa suruh pelit sama kita," balas An dan Kerbek bersamaan.

'Awas, ya Om akan kubuat kau jadi pecel nanti,' batin Zuzu.

***

Di sebuah ruang bernuansa putih biru dengan hiasan dinding yang menarik, seorang anak laki-laki bernama Andi Bio sedang mencoba membuka sebuah buku yang dia rebut dari Zuzu tadi siang. Dengan rasa penasaran yang berlebihan akhirnya dia membuka dengan pelan-pelan.

"Buku apaaan ini? Berdebu dan kuno, tapi terlihat klasik. Jadi penasaran isinya, jangan-jangan ini buku diary si Zuzu lagi, kan lumayan siapa tahu ada namaku terselip."

Satu halaman terbuka dengan menampilkan kertas kosong tak memiliki coretan apapun. Lembar kedua masih kosong hingga pada lembar selanjutnya masih kosong juga. Dengan rasa kesal akhirnya Andi Bio membuang buku itu ke atas kasur.

TUNG!

"Buku apaan itu cuma ada halaman kosong yang ditampilkan. Ah, gak berguna."

Tapi, saat dia ingin melangkahkan kaki keluar pintu tiba-tiba saja buku itu terbuka dan memperlihatkan sebuah cahaya yang berkilau. Andi Bio merasa heran, mencoba mendekati buku itu dan HAP. Dia masuk ke dalam buku itu.

Zuzu yang ingin memberi pelajaran kepada Andi Bio hanya meringis kepedihan saat tak mendapati orang yang dia cari tak ditemukan di dalam kamar.

"Om, jangan sembunyi ayo keluar aku gak suka main petak umpet. Ayolah Om keluar kembalikan bukuku," ucap Zuzu memasuki kamar sembari berjalan menuju ranjang.

"Zu, ngapain di kamar Babeh?" tanya Ami secara tiba-tiba.

"Babeh mana?" tanya Erma dengan mengedarkan pandangan ke segala juru kamar.

Selamat atau MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang