Hari Kedua di Dunia Makanan

23 21 9
                                    

Di atas rumput hijau yang dipenuhi dengan semua jenis makanan, Andi Bio terduduk dengan wajah ditekuk. Dia menatap makanan itu tanpa berniat untuk disentuhnya.

"Bosan lama-lama di sini, aku ingin pulang. Pasti anak-anak merasa kehilangan sosok inspirasi sepertiku ini. Aku ingin pulang! Woy aku ingin pulang!!"

"Berteriak saja terus tidak akan ada yang menolongmu di sini. Kamu akan terjebak di dunia ini selamanya," ucap seorang perempuan tiba-tiba, dengan memakai sebuah gaun layaknya seorang putri Cinderella.

"Astaghfirullah, lemah jantungku. Tiba-tiba nongol entah dari mana. Kenapa coba orang-orang di sini kayak hantu, tiba-tiba ada dan tiba-tiba pergi."

"Jangan bicara sembarangan," ucapnya ketus.

"Namaku Andi Bio, nama kamu siapa?"

"Lita. Seorang putri Cinderella di dunia makanan," jawab Lita dengan menekan kata putri.

"Berarti ada pangerannya gitu?"

"Pangeran sudah tiada, sebab kalah di dalam sebuah permainan." Mata Lita berkaca-kaca.

"Permainan?"

"Iya, permainan di mana siapa pun yang datang di dunia ini akan diuji dengan sebuah permainan mematikan. Permainan tumbal namanya atau dalam bahasa asing Among US. Permainan yang hanya akan mempertahankan satu orang saja. Yang bertahan dialah pemenangnya, sedangkan yang kalah dialah tumbal untuk negeri ini."

"Hm. Tapi, kenapa harus ada tumbal?" tanya Andi Bio lagi dengan penasaran.

"Kamu lihat pohon tua itu?" ucap Lita sembari menunjukkan sebuah pohon besar di seberang sana, "di sana banyak nyawa yang melayang, di pohon itu tempat tumbal dipersembahkan. Sebuah nama sudah tertulis di dalam daun, tapi sayangnya kita dilarang untuk ke sana. Yang bisa ke sana cuma ksatria terpilih, mungkin saja kamu salah satunya."

Andi Bio hanya membalas dengan ber-oh ria saja.

"Ayo ikut aku ke istana, nanti aku akan jelaskan banyak hal tentang Negeri ini dan menghilangkan puluhan anak pikiran yang bersarang di kepalamu itu. Ayo!" ajak Lita dengan berjalan duluan.

Andi Bio tidak membalas apa yang diucapkan oleh perempuan itu. Dia hanya sibuk bertengkar dengan kepala yang isinya ketakutan tentang sebuah permainan yang memakan banyak nyawa. Rasa frustasi mulai menjalar, sedang keinginan untuk pulang semakin kecil diberi kabar.

Perjalanan singkat, kini mereka telah sampai di sebuah istana yang megah yang atap dan gerbangnya adalah makanan. Sebelum masuk ke dalam istana ternyata dua orang pengawal sudah menghadang senjata.

"Maaf, Putri. Tidak diperkenankan seorang manusia asing masuk ke dalam istana tanpa sepengetahuan Raja dan Ratu," ucap pengawal Azam.

"Tapi, dia temanku. Jadi, izinkan kami masuk. Aku ingin bertemu dengan Raja dan Ratu."

"Tolong jangan buat ulah, Putri. Kami hanya menjalankan tugas dari Raja dan Ratu. Sekali tidak boleh tetap tidak boleh," kekeh pengawal Ryeon.

"Tak apa, aku akan menunggu di sini. Kamu masuk saja," ucap Andi Bio dengan berjalan keluar gerbang.

Baru beberapa menit dia melangkah, tiba-tiba suara dua orang menghentikan langkahnya. Siapa lagi kalo bukan Raja dan Ratu?

"Hey kamu, ikut saya!" perintah Raja kepada Andi Bio.

Andi Bio hanya berbalik dan terdiam.

"Ayo ikut!" ajak Lita sembari tersenyum.

Andi Bio hanya mengangguk. Lalu berjalan mengikuti mereka masuk ke dalam istana.

Selamat atau MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang