Ada yang bilang kalau jodoh kita itu dekat. So, lihat sekelilingmu and good luck!
Bacanya sambil denger lagu Blink. Kayak berasa cocok aja gitu haha. Bukan putih abu-abu tapi ya wkwkwk.
.
.
.
.
.
Sakura dikenal sebagai mahasiswa yang ambisius. Siapapun yang mengenalnya pasti tahu seberapa ambis orang ini. Apa saja yang ia lakukan, haruslah sesuai dengan keinginannya! Kalau tidak sesuai, kejar sampai dapat!Memang sih, ambis itu baik. Orang-orang akan memandangmu sebagai orang yang 'wow'. Tapi terkadang terlalu ambis bisa membuatmu sakit. Seperti yang dialami oleh Sakura sekarang. Entah sudah seberapa tebal kantung matanya, dia tetap memaksakan diri untuk belajar.
"Ra, udahan yuk. Matamu sakit loh ntar." Bujuk Ino. Sahabat karibnya dari TK ini berusaha membujuk Sakura yang masih berkutat dengan soal-soal partikel bahasa Jepang. Ibu Sakura sudah menyerah. Jadilah ia menelepon Ino agar anaknya ini mau berhenti sebentar.
"Nanggung, no." Balasnya tanpa menoleh. Ino mendelik. Direbutnya kertas soal itu.
"Yaampun Ra! Ibumu bilang kamu belum dapat stop loh dari kemarin. Gak sayang mata? Pake kacamata tebal entar baru tau!" Ino menyimpan soal itu jauh-jauh. Sejauh mungkin agar Sakura tak dapat menjangkaunya. Akhirnya Sakura menyerah. Dia menghembuskan nafas.
"Besok kuis partikel, No. Kamu sendiri lebih baik belajar." Sakura menghembuskan nafasnya kasar.
"Im better to dont do that! Buat apa belajar lama-lama kalau gak ada yang nempel nantinya?" Sekali lagi Sakura menatap sahabatnya itu yang tentu saja dibalas tatapannya seraya berkacak pinggang.
"Emang kamu pikir belajar 24 jam bisa buat ulangan kamu 100? Yang ada otak capek. Kamu itu manusia bukan robot! Ada kok yang santai santai aja tapi kualitas belajarnya bagus." Balas Ino lagi.
"Mustahil. Siapa yang bakal dapat sesuatu yang bagus kalau gak ada usaha?" Balas Sakura tidak mau kalah. Dia tahu seberapa keras dunia ini. Gak ada yang instant!
"Ada!"
"Siapa?"
"Uchiha Sasuke. Kelas A." Sakura mengernyitkan alisnya. Siapa itu?
"Hah?"
Sakura benar-benar tidak tahu siapa Uchiha Sasuke itu.
.
.
.
.
.
.
Esoknya Sakura benar-benar merasa bangga pada dirinya sendiri. Dia berterima kasih pada dirinya karena sudah mau diajak bekerja sama."Nilai tertinggi di kelas B, Haruno Sakura." Sakura tersenyum melihat nilai kuis yang ada di kertasnya, 85.
Semua orang yang ada di kelas kecil itu bertepuk tangan.
"Selamat ya, Sakura. Sudah lihat kan? Meskipun kita orang Jepang asli ya bukan berarti kita menguasai bahasa kita sendiri. Ya karena kita orang Jepang makanya harus malu kalau lihat orang asing yang lebih menguasai bahasa kita. Mahasiswa saya yang orang asing saja lebih pintar kok daripada kalian. Makanya kita di Sastra bukan hanya sekedar budaya, tapi bahasa sampai partikel terkecil kita pelajari." Sakura tersenyum penuh kemenangan. Dia akhirnya jadi yang teratas.
"Tapi, Sakura. Belajar terus ya. Di kelas A nilainya lebih besar daripada kamu loh. Sasuke dapat 100, Naruto dan Shikamaru dapat 92." Penjelasan dosen itu membuat Sakura menurunkan senyumannya. Dan Ino tersenyum puas sekali. Sakura menatapnya dengan jengkel yang dibalas senyuman mengejek dari Ino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Committee Short Series~
RomanceSasuke tidak mengerti mengapa jantungnya bertalu setiap melihat gadis itu. Sakura tidak tahu kalau presensi Sasuke bisa mengubah perasaannya. Padahal selama ini dia tidak menyadari radar pemuda itu. Semua berawal dari kepanitiaan. Pairing: Uchiha Sa...