Marah lagi?

305 46 1
                                    

Happy Reading

Jangan lupa Vomentnya (づ ̄ ³ ̄)づ

"Sial, kejadian lagi kayak dulu," gerutu Yara menatap Riri yang sedang menyengir kuda.

"Kalo yang ini, gue ngaku deh salah gue," ucap Riri sambil mengangkat kedua jari telunjuk dan jari tengah nya.

"Capek gue, padahal cuma nyusul doang eh dikira ikutan bolos," ujar Tasya membuka suara.

Sebenarnya tadi Yara dan Riri berniat untuk pergi ke kamar mandi, setelah selesai tiba tiba malah nyasar ke kantin.

Kalo kata Riri mah, "ga tau tiba tiba nyampe kantin aja gitu, kaki gerak sendiri."

Dikantin Riri meninggalkan Yara yang sedang memesan minuman, gadis itu pergi ke tempat penjual pentol kuah tanpa tau bahwa ada guru yang sedang patroli.

Tasya yang awalnya ingin menyusul kedua temannya malah ikut kepergok guru, dan mau tak mau ikut dihukum juga.

Jadilah mereka bertiga dihukum bareng.

"Panas banget gila, haus gue minuman tadi belum ke minum semua," gerutu Yara lagi sambil melirik Tasya pelan.

"Terus Lo berharap apa? gue ngendap ngendap ke kantin beliin Lo minum gitu? ogah banget gue," balas Tasya sinis.

Seakan terulang kembali, hawa dingin dari sebuah botol terasa pada pipi mulus Yara membuat gadis itu serta teman temannya menoleh.

"Udahan panas panasannya, cabut gih udah lama juga."

Riri dan Tasya yang melihat itu sontak melongo tak percaya, bahkan sedari tadi mata Tasya tak berkedip sedikit pun karena terkejut.

Disana seorang lelaki dengan senyum manisnya, menatap Yara seakan tak pernah bertemu lama.

"Kenapa bengong? nih ambil."

Yara mengambil minuman itu, cowok itu memberikan dua minuman lainnya pada Riri dan Tasya, kedua gadis itu menerimanya meski masih dalam keadaan bingung dan tak percaya.

"Parah," gumam Riri.

"Wagelasih!" pekik Tasya.

Cowok itu membungkukkan badannya sedikit untuk melihat wajah Yara yang kini telah  menunduk.

Cowok itu terkekeh, kemudian mengacak rambut Yara.

"Kenapa?"

Bisma, cowok yang sudah dua hari marah padanya karena terlalu dekat dengan cowok lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisma, cowok yang sudah dua hari marah padanya karena terlalu dekat dengan cowok lain.

Dua hari tanpa Bisma rasanya sangat sangat menyedihkan, tanpa adanya gangguan Bisma yang selama ini selalu ada.

Ini bukan pertama kalinya Bisma marah sampai tak memberi kabar, tapi Yara tetaplah Yara.

Sedari kecil mereka tumbuh bersama, selalu bersama. Namun Yara tak pernah mau orang orang tau itu, ia tak mau Bismanya hilang.

Bisma ||END|| ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang