Juna itu...

221 38 0
                                    

Happy Reading

Jangan lupa Vomentnya (づ ̄ ³ ̄)づ

"Kak Bisma, ayo kesini cepat!" Bisma yang sedari tadi memandang ponsel karena chat nya tidak ada balasan oleh Yara akhirnya tersadar.

Bisma menghampiri Manda, "liat deh Kak, bagus banget ya bonekanya? Kakak bisa gak ambil buat aku?" tanya Manda sambil menunjuk boneka di dalam mesin capit boneka.

"Mau yang mana?" dengan cepat Manda akhirnya menunjuk boneka yang dia inginkan, sebuah boneka Teddy bear berwarna coklat.

"Bentar," dengan telaten Bisma mencoba mengambil boneka itu namun gagal.

"Yah jatuh bonekanya," gumam Manda sedih, Bisma pun mencoba untuk mendapatkan boneka itu kembali.

"Yess dapet, makasih Kak," ucap Manda kegirangan sambil dan dengan spontan memeluk Bisma.

Bisma diam, kemudian mengelus pelan rambut Manda. Membuat Manda tersentak kaget dan makin erat memeluk Bisma.

"Bisma!" panggil seseorang.

Bisma dan Manda menoleh bersamaan pada orang yang memanggil mereka, ternyata adalah Alvian dan Farel.

Alvian mengernyit "cewek Lo?" tanyanya sambil menunjuk Manda.

"Hah? bu-"

"Iya, aku pacarnya Bisma."

Alvian dan Farel seketika bertatapan, kemudian menatap Bisma dengan tanda tanya.

"Terus si Ya-" dengan cepat Farel menutup mulut Alvian.

"Kita duluan ya, bye selamat pacaran."

Farel akhirnya menarik Alvian pergi dari sana, tanpa peduli Alvian yang sudah marah marah.

"Kenapa?" Bisma menatap datar Manda sambil bertanya dengan dingin.

"A-aku, aku suka sama Kakak."

"Kakak juga suka kan?" lanjutnya lagi sambil menunduk.

"Gue juga suka-"

"Beneran?!" ucap Manda sambil mendongak senang.

"Huaa senang banget, aku pikir perasaan aku bertepuk sebelah tangan loh Kak," pekik Manda sambil memeluk Bisma lagi dengan erat.

"Jadi Kak, ki-kita pacaran?"

"Gue-"

drt... drt...

"Halo?" ucap Bisma ketika sudah mengangkat teleponnya.

"Hah?"

"Beneran?!" Manda tersentak ketika Bisma terlihat panik dengan jawaban dari seberang.

"Share lock, gue kesana."

Bisma pergi dengan masih mengangkat teleponnya, dan tanpa peduli dengan Manda.

"Kak Bisma!" Bisma menoleh kemudian kembali ke Manda.

"Sorry gue-"

"Tau kok, aku bisa pulang sendiri."

Bisma mengelus puncak kepala Manda, "sorry lagi ya Man.." Manda mengangguk.

"Bye."

"Huh lagi lagi begini," gumam Manda ketika Bisma sudah pergi.

~••~

"Lepasin gue! lepasin!!" ucap Yara sambil berusaha melepaskan cekalan cowok itu.

"shut up!"

"Please gue mohon lepasin gue! please!"

"Sudah terlambat, bukannya tadi gue udah kasih Lo kesempatan buat nerima gue? sekarang udah kayak gini baru Lo mohon mohon ke gue? dan juga, seandainya Lo nerima gue tadi hal ini ga mungkin terjadi."

"Please gue mohon hiks.." Yara mulai menangis, ia sudah tak tahan. Kini gadis itu hanya berharap adanya keajaiban.

"Kita lanjutkan apa yang sudah kita mulai tadi," ucap Juna sambil mengeluarkan senyum liciknya, Yara menggeleng namun tak dihiraukan oleh Juna.

Juna menarik Yara agar lebih dekat dengannya, memeluknya erat sambil mengusap punggungnya.

Yara menggeleng, "please jangan."

"Sudah terlambat Baby," bisik Juna.

Juna kembali memiringkan kepalanya kemudian berusaha mendekatkan bibirnya pada bibir Yara. Yara terus menolak membuat Juna geram.

"Lo itu kenapa sih?!"

"Gue ga mau bego!" teriak Yara disela sela menangisnya.

"Oh, ngelawan?" Yara menggeleng menangis tersedu sedu.

"Makanya terima gue kalo gitu!" Yara menggeleng lagi.

"Kenapa sih Lo ga mau sama gue?!"

"Gue ga suka sama Lo!"

"Terus Lo sukanya sama siapa?!"

"Lo ga perlu tau!"

Juna mengumpat, kemudian dia mengambil sapu tangan yang dia gunakan untuk mengikat tangan Yara.

"Diam disini, ada yang harus gue ambil."

Yara menunduk membuat Juna pasrah kemudian berjongkok dengan menumpu satu kakinya.

"Kalau Lo nanya apa gue ngerasa bersalah atau enggak, jawaban gue adalah enggak. Ini salah Lo sendiri Yara."

"Lo iblis! Lo bukan manusia!"

Juna terkekeh, "terserah, intinya gue suka sama Lo dan mau Lo jadi milik gue selamanya."

"Lo cuma obsesi!"

"Gue ga peduli, gue suka sama Lo. Intinya itu."

"Gue pergi dulu, beli sesuatu. Buat Lo," ucapnya sambil tersenyum licik.

"Hiks... hilang dah wibawa galaknya gue, tuh cowok bener bener ya. Mana tangan gue diiket lagi.... ih gue ga ngebayangin kalo sampai di arghhh ga mau ih ga suka gelay!"

30menit kemudian...

"Tuh cowok lama juga jalannya, gimana ya cara ngebuka ni ikatan. Udah kayak sinetron aja pake ikatan segala," gumam Yara.

Dengan rasa sedikit takut, gadis itu mencoba membuka sapu tangan yang mengikat ditangannya. Entahlah, ikatan itu begitu kuat melebihi kuatnya ikatan cinta, bahkan tangan Yara kini sampai memerah.

"Finally!" seru Yara ketika berhasil membuka ikatan tersebut.

Yara yang hendak berdiri seketika berhenti ketika mendengar suara seperti orang yang sedang berlari.

Dia bingung, mau ikat tangan lagi tapi bukanya udah susah payah. Tapi ga lucu juga kalo ke gep pas lagi berdiri nanti.

"Yara!!"

Yara menoleh, melihat sosok laki laki yang berdiri dengan tangan yang berada dipinggang.

"E-elo?" ucap Yara terbata.

tbc....

Bisma ||END|| ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang