PART 3

88 2 0
                                    

*Diatas fotonya Reina yah, kalau mau tau Reina siapa, baca aja okey...
'Happy Reading...' :)
-

Nasya mulai mengeluh kepanasan. Bagaimana tidak? Ia mendapat hukuman karna terlambat oleh guru killernya, Bu Susan. Nasya dihukum di tengah-tengah lapangan yang terik dan sangat panas sekali, ia berdiri di didepan tiang bendera dengan keadaan tangan kanannya hormat kepada Bendera Merah Putih. Keadaan Nasya saat ini dapat dibilang sangat buruk. Parasnya yang cantik mulai pucat dan merah karena kepanasan dan dehidrasi di siang bolong begini. Sudah berjam-jam ia dalam keadaan seperti ini. Tubuh mungilnya mulai lemas dan lesu.

"Hukuman akan berakhir sampai bel istirahat berbunyi". Perintah Bu Susan padanya, Nasya sangat berharap, semoga waktu akan berjalan lebih cepat. Nasya melirik jam tangan dipergelangan tangannya yang melingkar. 15 menit lagi bel istirahat akan berbunyi. Tapi tubuh Nasya kini sudah benar-benar lemas dan tidak ada tenaga lagi untuk menopang tubuhnya. Kedua bola matanya pun sudah sangat berat dan penglihatannya terlihat sangat buram. Kepalanya terasa sangat pusing dan berat. Perlahan, matanya mulai tertutup dengan sempurna dan seketika semuanya menjadi gelap.

*Nasya POV

Aku perlahan mengerjap-ngerjapkan kedua mataku, kepalaku masih terasa nyeri dan pusing. Mataku sudah terbuka dan mulai mengelilingi setiap sudut-sudut ruangan tempatku berbaring saat ini. Ya, aku sudah tau kalau saat ini aku sedang berbaring diruang UKS. Ada apa sih denganku ini? Entah. Aku tidak ingat apa-apa. Terakhir kali yang kuingat adalah BERDIRI DI TENGAH-TENGAH LAPANGAN. Hanya itu yang ku ingat, selebihnya, entahlah. Sampai pada akhirnya kedua mataku melihat wajah yang sangat ku kenal sedang duduk dikursi tepat disamping ranjang UKS ini. Reina, ia adalah sahabatku sejak memasuki sekolah menegah pertama. Reina menampakkan wajah cantiknya yang menggambarkan kecemasan yang ditujukan padaku. Hmmm...

"Elo gapapa Sya? Ya ampun...gue tuh khawatir banget sama elo tau gak!". Aduh..dasar Reina, temennya baru sadar juga malah udah diginiin aja, hufffhhhtt..

Reina membantuku yang ingin duduk diranjang UKS.

"Hemmm..gue gapapa ko, cuma masih pusing aja". Aku memegang kepalaku yang masih saja terasa pusing. Gak enak banget rasanya.

"Syukurlah kalo lo gapapa". Reina tersenyum lega ke arahku.

"Emang gue kenapa sih Rein?". Aku mempertanyakan pertanyaan yang sedari tadi mengisi otakku.

"Tadi tuh elo pingsan pas lagi dihukum sama Bu Susan gara-gara elo telat". Penjelasan Reina hanya mendapat anggukan sebagai jawaban dariku.

"Oh iya Sya, tadi juga pas elo pingsan, ada cowo tuh yang nolongin elo". Lanjut Reina sambil nyengar nyengir gak jelas, sontak mendengar ucapan Reina yang sedikit mengejutkan itu membuatku menolehkan kepalaku ke arahnya. Aku mengerutkan dahiku dan cukup membuat kepalaku menjadi terasa pusing kembali. Cowo? Siapa?. Pertanyaan itu terus menerus terngiang-ngiang dikepalaku.

"Cowo?". Tanyaku yang masih belum mengerti dengan apa yang Reina ucapkan.

"Iya...elo beruntung banget Sya! Coba aja yang tadi pingsan itu gue" Aku masih mencerna penjelasan Reina tadi. Ini sangat tersiksa Rein..kenapa elo malah mau jadi kaya gueee???

"Dan dia makin ganteng banget loh Sya!". Lanjut Reina dengan cengiran yang membuat kedua matanya menjadi lebih sipit, yap! Temanku ini memang mempunyai mata yang sipit, tapi tidak terlalu sipit juga sih. Aku tidak terlalu memperdulikan uacapan terakhir Reina. Reina memang selalu saja seperti itu kalau sudah ngeliat yang diatas rata-rata. Dasar. Aku terlelap dengan semua pertanyaan-pertanyaan yang mengisi otakku. Siapa dia? Kenapa dia menolongku? Apa dia kenal denganku?. Sedangkan Reina, dia sudah terlelap dengan dunia handphonenya. Setelah difikir-fikir, sepertinya aku harus melakukan sesuatu untuk membalas budinya, tidak mungkin kan kalau aku diam saja disini tanpa mengucapkan terima kasih atau apapun untuk membalas budi seseorang. Aku tidak mau mempunyai hutang budi kepada siapapun.

"Rein"

"Hm?"

"Elo masih inget kan tampang cowo itu?"

Seketika Reina langsung menolehkan kepalanya ke arahku dan melotot tajam ke arahku yang hanya bersikap santai. Memangnya apa yang salah dengan ucapanku?.

"YA MASIHLAH!!! Siapa sih yang gak kenal sama anak tunggalnya MR. ALEX?!?". Kata Reina dengan banyak penekanan disetiap kata-kata yang dilontarkannya. Seketika aku membeku, anak Mr. Alex? Reina pasti bohong, gak mungkinlah 'dia' ada disini. Apa dia sudah pulang?. Ah Nasya...elo gak usah percaya deh dengan kata-katanya Reina, dia kan anaknya suka banget ngibul. Huh!. Tapi-

"Oy Sya!". Aku tersadar dari lamunan dan fikiranku tentang ucapan Reina yang memenuhi otakku, apa itu benar?. Aku menolehkan kepalaku ke arah samping, tempat Reina duduk. Ia masih memandangiku dengan tatapan tidak percayanya. Loh, dia kenapa sih?.

"Kenapa?". Tanyaku polos.

"Elo tuh yang kenapa, perasaan tadi gue udah ngejelasin deh tentang cowo itu ke elo, masa iya sih elo gak mudeng sama sekali? Dan tadi elo malah nanya tentang tampang dia ke gue? Aduh Asya...apa penjelasan gue tadi belum cukup yah?perasaan tadi tuh gue udah kasih tau banyak tentang di--". Ucapan Reina tiba-tiba terhenti dan terdiam dengan tatapan lurus ke depan, tepatnya kearah belakangku. Sekarang nih anak kenapa lagi coba? Aneh!. Aku masih menatap Reina dengan kening yang berkerut, kenapa Reina malah jadi diem gini? Perasaan tadi dia nyerocos mulu deh, kenapa tiba-tiba malah jadi beku begini sih???. Dasar aneh. Reina masih terpaku dengan keadaannya yang membuatku bingung setengah mati.

"Rein? Elo kenapa sih?". Tanyaku mencoba untuk mengembalikkan sisi Reina untuk kembali seperti semula. Tidak ada jawaban darinya.

"Rein?! Elo kenapa sih??? Kesambet loh?". Tanyaku untuk yang kedua kalinya, aku sudah tidak tahan dengan kelakuan Reina yang seperti ini, apa jangan-jangan dia beneran kesam-

"Ehem". Seseorang menepuk pelan pundakku dari arah belakang, tiba-tiba muncul rasa takut+ngeri. Siapa nih?orang apa setan ya?. Aduh Nasya...kenapa elo jadi parno gini sih??uh! Gara-gara Reina nih!!.

Reina masih diem ditempat dan tidak bergerak sedikitpun. Gimana kalo dibelakang gue ini beneran setan???ahhhh....!!. Nasya..tenangin diri elo!. Akhirnya, aku mantapkan mentalku untuk menengok ke arah belakang, tempat seseorang yang menepuk bahuku. Perlahan ku gerakan kepalaku ke arah belakang, dan-

"AAAAAAAAAA!!!!!!!!". Entah apa yang ku lihat dibelakang, karna pada saat kepalaku sudah dengan sempurnanya membentuk arah 180derajat, aku langsung menutup mata, balik badan dan teriak. Dia siapa ya?

-
Hayy...aduh, ini cerita pasti gajebo banget deh, lagi pusing nih authornya sama tugas-tugas sekolah. Maaf yah guys, mohon di maklumi.
Jangan lupa vote dan commentnya yah..;)

ILY?! DAMN!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang