Haiii...sebelumnya author mau minta maaf nih, baru bisa ngupdate part5nya sekarang, heheee..authornya minggu ini mulai sibuk nguras otak:(. Jadi, yaaa baru sempet ngupdate kelanjutannya sekarang deh..
Oke deh, 'happy reading yah;)'.XOXO∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆
*Nasya POV
'Apa mau dia?'
'Ini bencana...'
'Big NO for this momment'
'Untuk apa dia kembali???'
'Dia--'"Asya...hellowww, elo kenapa sih?? Dari tadi ngelamun mulu dah!". Bisikkan Reina dari arah samping membuyarkan lamunanku dan mengembalikanku pada realita. Aku mengalihkan pandanganku ke arah samping, tepat pada seorang Reina yang sedang duduk manis dibangkunya dengan wajahnya yang terlihat keheranan dengan sikapku. Aku tak menggubris tatapan mata elang sipitnya itu.
"Nothing.". Setelah mengucapkan 1 kata 'spj' itu aku mengalihkan pandanganku dari Reina dan memusatkan perhatianku pada rumus-rumus fisika+kimia yang njelimetnya minta ampunnnn..but, sometimes, i like that. Aku berusaha mengumpulkan konsentarasi dan fokusku ke arah papan tulis yang disana sudah terdapat coret-coretan Pak Sainan, salah satu guru ter-killer sepanjang masa...*Reina POV
"Asya...helowww, elo kenapa sih?? Dari tadi ngelamun mulu dah!". Bisikku kesal dengan sikap Asya hari ini, tidak biasanya ia bersikap seperti ini pada saat jam pelajaran yang selalu bisa ia kuasai ini. Yaaa..apalagi kalau bukan fisika plus kimia.
Terkadang aku tidak habis fikir dengan kapasitas otak yang dimiliki Asya. Ia selalu dapat memuat hampir seluruh mata pelajaran ke dalam otaknya, begitupun dengan prakteknya. Dalam mata pelajaran yang berhubungan dengan lapangan pun masih bisa ia kuasai. Hufffhhhtt, aku sungguh kagum dan bangga mempunyai sahabat sepertinya. Multitalent. Yap! Sama seperti nama sekolah yang sedang kita tempati ini, 'SMA MULTITALENT'. Bukannya aku tidak punya talenta seperti yang dimiliki sahabatku ini, aku pun memiliki talentaku tersendiri. Walau tidak sebanding dengan talenta yang dimiliki Asya...
*Oke, kembali ke permasalahan semula.
Sehabis dariku yang meninggalkan Asya di UKS dengan 'dia', seorang pria yang begitu banyak disegani, dikagumi oleh seluruh siswi SMA ini maupun SMA lain. Pria yang nyaris sempurna dengan segala yang dimilikinya. Pria yang sudah membuat sahabat seperjuanganku dilanda kegelisahan hebat. Sungguh mengejutkan awal kedatangannya kembali ke Indonesia, kejadian yang tak terduga langsung menyambutnya dan itu berhasil membuat sahabatku dilanda gelisah 'again'.
Aku masih menunggu jawaban dari Asya dengan kening berkerut dan memandang wajah cantiknya lekat-lekat. Harus kuakui, ia memang pantas mendapat predikat sebagai 'primadona' Sekolah ini. Wajahnya yang cantik, tidak membuatnya membosankan, dan kepribadiannya yang cukup baik, walau terkadang..emosi yang dimilikinya cukup labil.
"Nothing.". Jawaban yang sangat-sangatlah SINGKAT mannn...! 1 kata yang dijawabnya, itu pun setelah mengalihkan pandangannya ke depan, ke arah papan tulis. Seolah-olah, papan tulis yang dipenuhi rumus-rumus itu lebih menarik daripada diriku. Yeahhh...it's so hurt memang.
Aku memilih untuk tidak membalas ucapan singkatnya itu, moodku sudah hancur karnanya, dan kurasa ia juga sedanh tidak mood untuk berbicara kali ini. Sudahlah, biarkanlah. Dan aku pun mengikuti arah pandang kedua bola mata hazel Asya, yaitu ke arah depan-papan tulis-dan mulai berkonsentrasi lagi sesuai arahan dari Pak Sainan.
*Author POV
Bel istirahat sudah berbunyi, anak-anak kelas X,XI,XII mulai berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing, mengistirahatkan otak dan otot-otot mereka dari materi yang di jejelkan para guru. Tapi tidak dengan Nasya, ia lebih memilih diam dan terlelap dalam lamunan fikirannya sendiri di dalam ruang kelasnya dan tidak berniat untuk keluar dari sana. Nasya sengaja tidak keluar dengan Reina-sohibnya untuk ke pergi kantin, Ia ingin menghindari seseor--
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY?! DAMN!!!
Teen FictionSeorang perempuan blasteran Jerman-Indonesia, bernama Nasya Renica Steven tidak percaya akan kehidupan yang dialaminya, ia harus berjuang membebaskan dirinya dari penjara yang dibuat oleh seorang cowo yang menurutnya sangat 'menyebalkan'. Seorang co...