My Quiet Best Friend's just Tongue Tied - 10

1.8K 295 16
                                    


Naruto menggigit kuku-kuku jarinya dengan ekspresi seolah ia sedang dalam masalah besar. Sesekali matanya melebar, menyipit disertai bibir yang bergetar.

"Untuk apa kau memasang wajah jelek, Naruto?"

Naruto tak menggubris ucapan Deidara. Otaknya fokus memikirkan kekuatan spesialnya yang tiba-tiba raib. Ia tak lagi bisa melihat alat pengukur nafsu siapa pun.

"Hei, bel masuk hampir berbunyi, tapi kenapa Sasuke belum datang. Apakah kau tahu kenapa, Naruto?"

Naruto langsung mengubah ekspresinya menjadi sedih. "Aku tidak tahu." Naruto memutar tubuhnya menghadap ke depan kelas dengan wajah muram. Ingatannya kembali ke saat kejadian di mana alat pengukur nafsu Sasuke meledak.

Bagaimana ia tahu sesuatu jika Sasuke saja tak mengatakan apa pun padanya. Sekarang ia tak lagi dapat melihat pengukur nafsu. Bagaimana bisa ia mengerti akan Sasuke mulai sekarang.

"Sasuke absen hari ini karena kurang enak badan."

"Eh?" Naruto terkejut dengan informasi yang didapatnya saat ini dari guru pembimbingnya. Mungkinkah Sasuke sakit akibat kejadian kemarin?

Apakah alat pengukurnya mempengaruhi kondisi tubuhnya?

Apakah Sasuke masih menahan diri dengan keadaannya seperti terakhir kali dilihatnya?

Naruto menggelengkan kepala mengenyahkan berbagai pemikiran yang memenuhi otak kecilnya. Tunggu! Tidak ada gunanya memikirkan kondisi Sasuke sekarang. Ia yakin tidak terjadi apa-apa pada Sasuke. Mungkin Sasuke hanya terserang flu saja. Ia juga yakin jika mereka bertemu nanti, hanya ada situasi canggung di antara mereka.

Tapi ... mungkin saat ini Sasuke sedang menghadapi penderitaan sendirian. Ia menyesalkan kenapa kekuatannya tiba-tiba saja menghilang.

***

Naruto menghela napas sebelum memencet bel kediaman Uchiha. Akhirnya ia berakhir menemui Sasuke. Tidak! Ia bukan menemui Sasuke karena khawatir, tapi karena kedua sahabat idiotnya menyuruhnya untuk menyerahkan catatan hari ini karena ia tinggal lebih dekat dengan rumah Sasuke. Inilah alasan ia ke tempat Sasuke.

"Akhirnya kau menjawabnya, Sasuー" Naruto terdiam mematung melihat penampakan Sasuke. Memang tak ada yang berbeda dengan Sasuke biasanya, tapi ia merasakan sesuatu yang mengerikan tentang sahabatnya itu. "Apakah kau baik-baik saja?"

"Untuk apa kau kemari?"

"Aku mengantarkan catatan hari ini."

"Terimakasih."

Naruto terkejut dengan aksi Sasuke yang mengambil kertas catatan di tangannya dengan kasar. Setelah itu Sasuke berbalik berniat masuk ke dalam kembali.

"Bye."

"Tung-hei! Apakah kau absen karena alat pengukurmu rusak? Jika kau sedang berjuang mengatasinya, beritahu aku."

"Apa yang kau bicarakan?"

"Eh?" Mata Naruto sedikit melebar melihat ekspresi Sasuke saat menoleh ke samping. Sasuke seperti berusaha menghindarinya.

"Jangan khawatir, aku akan mengurusnya sendiri. Sebaiknya kita melupakannya."

"Sasuke aku sudah tidak bisa melihat pengukur itu lagi setelah kejadian itu. Aku tidak bisa mengatakan apakah kau dalam masalah atau tidak ...."

Sasuke perlahan menarik pintu rumahnya tanpa membalik tubuhnya sekedar melihat wajah Naruto. "Jika kau bertahan ... kita benar-benar tidak akan menjadi sahabat baik kembali." Sebelum pintu rumahnya tertutup rapat, Sasuke mengatakan sesuatu yang membuat Naruto merasakan sakit di dadanya tanpa sepengetahuan dirinya.

Kamoku na Shinyuu Tada no Muttsuri deshita (SasuNaru ver. )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang