PART 16 : STEP BY STEP

541 76 35
                                    


"Terimakasih makanannya Noona." Namjoon meletakkan mangkuk ramen yang sudah tandas.

Jisoo tersenyum, mengulurkan segelas air putih pada Namjoon yang langsung diminum pria itu.

"Kau terlihat suntuk akhir akhir ini." Komentar Jisoo.

Namjoon mengangkat alis, memperhatikan kakak iparnya yang juga terlihat tidak baik baik saja, "Noona juga sama." Sahutnya, "mau saling curhat?"

Jisoo terkekeh, "tidak! Aku mau menjelek jelekkan Hyungmu, tidak ingin kulakukan di depanmu!"

"Lakukan saja! Aku juga akan menjelek jelekannya bersamamu." Namjoon sedikit terhibur, "dia brengsek kan?"

Jisoo menggelengkan kepalanya pelan, masih tertawa.

"Ayo katakan saja Noona! Kim Seokjin menyebalkan! Kim Seokjin Jelek, tukang mengorok!"

"Yang terakhir itu kau!" Tukas Jisoo, tertawa lagi.

"Oiya benar." Namjoon ikut tertawa, "yang lain kalau begitu Noona. Ayo! Maki saja dia! Aku berada di pihakmu kok!"

"Kim Seokjin jelek." Jisoo menaikkan sudut bibirnya, "Tertawanya menyebalkan. Tukang makan." Matanya mulai berkaca kaca, "Kim Seokjin bodoh ... Kim Seokjin ... "

Suaranya menjadi lemah dan tidak terdengar lagi. Namjoon berpaling, memandang ke samping sehingga kakak iparnya itu bisa menyeka air mata yang mulai muncul di sudut matanya. Ia sudah menduga bahwa kelihatannya mereka sedang bertengkar atau apa. Tapi Namjoon juga tau ia tidak boleh terlibat. Meskipun ia dan saudara saudaranya yang lain adalah tukang ikut campur, mereka adalah para tukang ikut campur yang tau diri. Setidaknya belum saatnya.

"Kau sendiri?" Tanya Jisoo, mengubah suaranya menjadi lebih riang meski sengau, "ada masalah?"

Namjoon mengangkat bahu.

"Kau mengacaukannya ya? Dengan Rose?" Tebak Jisoo.

"Daebak! Apa Noona cenayang?"

"Kau mudah ditebak. Akhir akhir ini kau terlihat bahagia. Rose juga begitu. Lalu sekarang kau terlihat seperti ingin bunuh diri saking suramnya auramu. Dan Seulgi bilang Rose juga lebih banyak diam. Yah dia memang tidak suka mengoceh seperti Yerim, tapi menurut Seulgi, Rose terlihat lebih pendiam." Jisoo tersenyum, "tidak perlu menjadi jenius sepertimu untuk menyatukan puzzle itu."

Namjoon balas tersenyum, tapi senyumnya sedih.

"Ooh, kau benar benar mengacaukannya." Ucap Jisoo prihatin, "mau Noona bicara padanya?"

Namjoon tertawa. Inilah bedanya kakak perempuan dan kakak lelaki. Jika ini Seokjin, kakaknya itu mungkin hanya akan mengajaknya minum lagi. Dan akan menimbulkan kehebohan lagi.

"Tidak usah Noona. Noona juga tidak terlihat baik baik saja dimataku, mau aku bicara dengan Hyung?"

Jisoo menggeleng, "sepertinya untuk saat ini, kita harus mengurusi masalah kita masing masing Joon-aah."

Namjoon setuju. Masalahnya dan Rose, menurut wanita itu, hanya akan bisa diselesaikan dengan waktu.


Dan kali ini, Namjoon akan berusaha menurutinya.



*



"Ahjussi."

"Hmm?" Namjoon menunduk, menatap bocah kecil yang menghampirinya di meja dapur, meninggalkan bonekanya tergeletak di beranda samping rumah kakaknya.

MANTAN PACARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang