🌹Happy Reading🌹
•
•
•Seorang gadis berambut sedada, dengan piyama bergambar bulan sabit berwarna biru dongker yang melekat pada tubuhnya, tak lupa rambut cantiknya yang kini menggimbal—sedang tertidur pulas di atas kasur berseprai kupu-kupu. Ia pun tak peduli pada jam yang terus berputar, padahal ini sudah pukul tujuh malam.
Kedua orang tuanya sedang pergi keluar kota dalam waktu seminggu ini. Jadi, belakangan ini gadis itu bersikap sesuka hatinya di rumah itu.
Karena Nafa tau soal orang tua sahabatnya yang sudah dua hari ini tak ada di rumah, gadis itu langsung saja masuk ke dalam rumah itu tanpa mengetuk terlebih dulu.
Nafa Ashila, gadis cantik sedikit berisi, dengan rambut sedada yang bergelombang cantik menghiasi dirinya–merupakan seorang salah satu sahabat dari si gadis penggila oppa-oppa Korea itu.
Olivia Kirena Amala.
"Kirennnnnn!" Nafa tak menggedor ataupun mengetuk pintu kamar gadis bernama Kiren itu lagi. Ia tahu, sahabatnya itu pasti sedang tidur.
Benar terkaan Nafa. Ketika pintu dibuka, terlihatlah seorang Kiren yang cantik jelita kaya Lisa Blackpink–katanya—sedang tidur pulas dalam keadaan telungkup di atas kasurnya.
"Ya Allah, Kirena! Bangun woi! Bentar lagi Ara tampil drama, monyet!" begitulah omelan Nafa mengalun nyaring di telinga Kiren.
"Ck, apa..." lirih Kiren serak, ala-ala orang yang baru bangun dari tidur.
Nafa menarik tubuh Kiren, memaksa gadis itu untuk membalikkan badan. Dan usahanya berhasil. Kini Kiren sudah terlentang.
"Lo ni ih! Tadi katanya suruh jemput abis magrib. Napa malah masih tidur hah?"
Kiren menghirup napasnya dalam. Gadis itu membuka matanya perlahan, lalu meraba sekitaran kasur untuk mencari ponsel becase pink pastel miliknya.
"Eh, jam tujuh lewat kok udah?" ucap gadis itu tenang. Ia membangunkan tubuhnya, dan melirik sahabatnya yang sudah memasang wajah masam.
"MANDI GAK LO? BURUAN!"
•••×•••
Kiren turun dari motor matic Nafa, lalu melepaskan helm yang sedari tadi melekat di kepalanya. Kedua gadis itu kini berjalan tenang ke arah lapangan SMA NANJAYA yang kini sudah sangat ramai.
Mata mereka langsung tertuju ke panggung. Keduanya menghela napas lega ketika Pak Jono masih berpidato di atas panggung, mengucapkan salam pembuka untuk acara penutupan pentas seni di malam ini.
Nafa menarik tangan Kiren agar gadis itu tidak terpisah darinya. Karena Nafa tau, Kiren itu orang yang sangat sangat sangat ceroboh. Gadis itu pintar, namun ketololan di dalam dirinya sudah menutupi semua kelebihan yang ada.
Kiren yang malang.
"Ren, beli tahu goreng, kuy?" ajak Nafa.
Kiren yang sedari tadi melihat kesana dan kesini, kini ia memusatkan perhatiannya pada Nafa.
"Aduh! Dompet gue di kantong motor lo, Fa!" pekik Kiren panik, tak terlalu keras.
Nah kan, baru juga di bilang.
"Kebiasaan, njing! Nih, udah gue ambil tadi!" tunjuk Nafa pada slingbag hitamnya.
Kiren pun hanya menyengir senang. Senangnya apa? Ia tidak perlu capek-capek harus ke parkiran lagi untuk mengambil dompet.
"Btw lo aja deh yang beli. Gue mau beli minum yang campur-campur soda itu," tunjuk Kiren pada stan yang menjual es tropical yang di maksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET EX
Teen FictionCerita ringan tentang si dingin yang susah Move on, dan si ceroboh yang diam-diam gamon.