Prolog

15 6 0
                                    

___^^___



"Uishh, tumben-tumbenan maen kemari. Kirain udah jadi pejuang halal, gak mau lagi maen yang haram-haram." Gurauan lelaki berambut cepak disampingnya hanya ditanggapi Randy dengan gumaman tak jelas.

Kepalanya berdengung. Kesadarannya sudah hampir punah. Alhasil, saat mencoba bangkit berdiri, dia hampir jatuh tersungkur.

"Anjir! Udah teler lo sat. Kirain baru join," Septian merangkul Randy yang sempoyongan. Padahal, dia baru saja datang dan kebetulan melihat Randy minum. Cukup terkejut mengingat sejak menikah, Randy sama sekali tak terlihat batang hidungnya berkunjung ketempat laknat ini.

"Lo ada masalah apa sih? Gue tau gue bangsat. Tapi ya gak bisa kayak gini, Ran. Masalah lo gak bakal selesai kalo ketempat ini,"

"Nyerein bini tapi gak ketahuan jadi duda, gimana Sep?"

"Astagfirullah, Ran!" Septian melempar tubuh setengah sadar Randy kesofa terdekat. "Masalah lo segede apa sih sampe mikir cerai segala? Sadar woi, nikah juga baru. Pahit manisnya belum sampe tenggorokan, gila ya, lo?!"

"Gue nyesel cepet-cepet nikah." Randy meracau. "Seharusnya gue nyari yang tepat dulu. Ini malah ketemu yang cerewet, sok ngatur, kerjaannya marah-marah mulu. Bikin pusing!"

"Istri lo Ran. Baik buruknya harus lo terima, sama kaya dia nerima lo." Septian tertegun sejenak, mendadak kagum pada dirinya sendiri. Malam ini, dia bijak sekali rasanya.

"Gue bisa nggak sih ngulang waktu? Sekaliii aja. Setelah itu gue gak bakal minta apa-apa lagi sama Tuhan,"

"Ran, Ya Allah..." Septian tak tega. Menarik kembali tubuh Randy untuk ia bawa keluar. Jika masalah Randy separah itu, tempat ini tentu bukan jawaban yang tepat.

"Gue pengen ngerubah takdir, Sep. Gak nikah sama Maisha, gak punya penyesalan, pasti hidup gue bakal baik-baik aja. Bantuin gue, Sep. Gue pengen balik lagi kewaktu sebelum gue ketemu Maisha,"

"Gak akan bisa, Ran, Ya Allah.." Septian mengelus dada. Randy sudah ia duduk kan dijok sampingnya. Menoleh sekali lagi pada sahabatnya itu, Septian memacu mobil dengan kecepatan sedang.

"Gue nyesel ketemu Maisha." Itu kalimat terakhir Randy sebelum tak sadarkan diri. Septian hanya bisa menghela napas berat seraya menggeleng prihatin.

Lubuk hatinya mengamini permohonan Randy. Ingin tau apakah pria itu akan benar-benar hidup dengan baik jika tidak dipertemukan dengan Maisha.

Dan tanpa keduanya sadari, Tuhan benar-benar menjawab doa mereka.

Lembaran takdir diulang lagi. Ditulis kembali tanpa merusak alur yang sudah ada. Seperti sebuah pe-revisian, ada yang dibiarkan tak berubah, ada pula yang ditambah atau bahkan dikurangi.

Begitu pula jika seseorang kembali mengulang masa lalu mereka. Tak ada yang akan benar-benar sama.

Sayangnya, Randy yang sudah terlanjur buta, lupa akan resiko yang akan ia terima.

___^^___



Haiii

Ketemu boss lagi dooong😁😁
Seharusnya cerita ini up kemaren, tapi karena ada kendala jadinya hari ini.
Semoga suka yaaa

P.s buat yg suka teenfict sabar ya, lagi proses



Boss Fika




Turn Back Life : Before Met YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang