26. Salah Paham

31 2 0
                                    

Play🎶🎼 : Papercuts (Exo)

°°°°

Seminggu sudah Kinar terbaring di rumahnya karena sakit. Namun dia akhirnya senang tubuhnya sudah lumayan membaik. Walaupun masih terasa lemas karena efek pemulihannya.

Kinar melangkah memasuki gerbang sekolah dengan langkah kecil.

Rekor kedua bagi Kinar memang karena dia berangkat ke sekolah tanpa harus lari-lari karena telat dan juga tidak memanjat pagar belakang seperti biasanya.

Dirinya sadar dengan tubuhnya yang masih lemas dan karena omelan abangnya yang memintanya agar berangkat lebih awal. Jadi Kinar pun menurut.

Sebenarnya maminya belum mengijinkan putrinya itu masuk sekolah. Namun karena Kinar sendiri yang memaksa, jadi diijinkan. Juga dengan catatan harus berangkat lebih awal setiap hari.

Keadaan di dalam sekolah masih lumayan sepi. Hanya beberapa siswa-siswi yang sudah ada di kelas mereka masing-masing.

Kinar tersenyum tipis dengan bibirnya yang masih terlihat sedikit pucat itu. Dia menghentikan langkahnya di depan ruang BK yang masih tertutup rapat.

Jika mengingat pengakuan Cavan tentang perasaannya terhadap Kinar. Rasanya membuat jantung Kinar berdetak tak karuan setiap mengingatnya. Cavan sudah mengakuinya.

Namun setelah itu. Cavan menghilang.

Pria itu tidak pernah sekalipun menjenguknya.

Kinar bingung. Dia sampai bertanya ke teman-temannya apa Cavan sedang sangat sibuk di sekolah.

Dan ternyata benar.

Pria itu sedang sibuk mengurus kegiatan UAS yang akan dilaksanakan minggu depan.

Kinar tau mungkin Cavan sedang sibuk membuat soal-soal UAS. Apalagi dia mengampu kelas sepuluh dan sebelas. Banyak soal yang harus dibuatnya. Belum lagi mengurus kerjaan kantornya juga mengurus Maura di rumah.

Itulah mengapa Kinar ragu ingin menghubungi pria itu setiap kali Kinar ingin.

Dia tidak ingin terlihat menjadi gadis yang kekanak-kanakan. Dan ingin terus diperhatikan dan minta terus dipahami oleh seorang pria yang dicintainya.

"Kinar!"

Kinar menoleh ke arah sumber suara yang tidak jauh.

Lova berlari Ke arahnya sambil memegangi dadanya yang ngos-ngosan.

"Kenapa lo lari kayak ngejar maling?" tanya Kinar bingung.

"Hufhh... Bentar, bentar... Huft.."

Lova mengatur napasnya berulangkali sampai akhirnya sudah mulai tenang.

"Lo kenapa udah masuk sekolah? Beneran udah sembuh?" tanyanya begitu khawatir.

Kinar tersenyum. "Udah."

Lova menelisik raut wajah sahabatnya itu. Sedikit ragu.

"Beneran?" tanyanya lagi.

"Ck! Iya! Gue udah sembuh. Makanya gue masuk." Jawab Kinar mulai sebal.

Lova terkekeh sambil menepuk-nepuk bahu Kinar. Kemudian dia merangkul lengan sahabatnya itu membuatnya kembali melangkah meninggalkan depan ruangan tadi.

"Bagus deh kalo udah sembuh. Gue dan yang lain kangen banget sama lo tau."

"Kan kalian sering jengukin gue."

Lova menyengir. "Iya tapi pas di sekolah kalo nggak ada sahabat gue ini tuh rasanya sepi gitu gaes..."

"Hmmm... Ternyata gue emang ngangenin."

Siswi Sosiopat vs Guru KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang