✍️ 1

25 7 0
                                    

Aisyah Humairah Az-Zahra, nama seorang gadis cantik berusia 18 tahun. Gadis yang kerap disapa Ai itu kini tengah menempuh pendidikan di salah satu universitas yang ada di Jakarta.

Waktu sudah menunjukkan pukul 7.30. Aisyah terlihat sudah rapi dengan pakaian syar'inya. Gamis berwarna biru navy, dipasangkan dengan jilbab berwarna hitam dan tidak lupa juga dengan cadarnya.

"Ai, Abang anter ke kampus ya," ujar Alif saat melihat Aisyah yang baru saja keluar dari kamar.

"Tumben baik, Abang salah makan deh kayaknya," balas Aisyah sambil berjalan menuju ke lantai bawah.

"Emang baik ya, kamunya aja yang nggak nyadar sama kebaikan abang," kata Alif sembari mengikuti langkah Aisyah.

"Iya deh, baik."

"Emang baik."

"Hmm."

"Ai, udah mau berangkat sayang?" Tanya umi saat melihat Aisyah.

"Iya, Mi, aku yang anter," jawab Alif.

"Kan Ai yang ditanya, kenapa Abang yang jawab," protes Aisyah.

"Mewakili," ujar Alif sambil memainkan ponselnya.

"Nggak bisa gitu dong," sahut Aisyah tak mau kalah.

"Udah, udah, nggak usah ribut, mendingan kalian berangkat aja sekarang ya," kata umi melerai kedua anaknya itu yang tiada hari tanpa berdebat.

"Ya udah, Ai berangkat dulu ya, Mi, assalamu'alaikum," pamit Aisyah sembari mencium tangan uminya bergantian dengan Alif.

"Wa'alaikumussalam, hati-hati ya sayang."

Setelah berpamitan dengan uminya, Aisyah langsung berangkat ke kampus di antar oleh abangnya.

Alif terpaut usia 5 tahun lebih tua dari Aisyah. Kini, lelaki berusia 23 tahun itu masih sibuk dengan kuliah S2 nya. Alif dan Aisyah memang seringkali bertengkar. Tapi, itu wajar kalau kakak beradik. Karena dibalik semua itu, ada rasa sayang yang teramat sangat dalam, iya kan?

"Makasih ya, Bang," ucap Aisyah setelah tiba di kampus.

"Oke, sama-sama Aisyah yang."

"Yang apa?" Tanya Aisyah dengan raut wajah polosnya.

"Yang cantik, yang imut, yang lucu, yang manis, yang yang yang dah pokoknya," jawab Alif  yang merasa kesal karena Aisyah tidak mengerti maksud dari ucapannya. Padahal Aisyah yang itu maksudnya "Aisyah sayang."

--------------------------------------------------

Aisyah POV

"Yang cantik, yang imut, yang lucu, yang manis, yang yang yang dah pokoknya," jawab Abang dengan raut wajah kesalnya.

Entah apa yang membuatnya kesal. Aku tidak tau dan tidak mau tau.

"Ya udah, Ai turun dulu ya, assalamu'alaikum," kataku sambil mencium tangan Bang Alif.

"Wa'alaikumussalam, nanti Abang jemput ya," ujarnya dari dalam mobil.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum dibalik cadarku, dan segera berlalu dari tempat itu.

Aku melangkahkan kakiku menyusuri koridor kampus yang sudah ramai oleh para mahasiswa yang menuntut ilmu di sini.

Sepanjang perjalanan menuju ke kelas, banyak orang yang menyapaku. Mengucapkan salam atau hanya sekedar melemparkan senyum. Ya, memang sudah menjadi kebiasaan setiap aku datang ke kampus. Sepertinya banyak yang mengenalku, tapi aku tidak mengenal mereka. Maksudnya, hanya sebagian dari mereka yang aku kenal.

"Assalamu'alaikum," ucapku saat memasuki ruang kelas.

"Wa'alaikumussalam," jawab semua yang ada di kelas itu.

"Ai," panggil seseorang yang tidak lain adalah sahabatku, Nadiyah.

"Duduk sini, Ai," ujar Farizha menyuruhku duduk di tengah-tengah mereka berdua.

"Kalian udah dari tadi ya?" Tanyaku pada kedua sahabatku itu.

"Iya, dari tadi banget," jawab Farizha.

"Kita datangnya kepagian, kirain jadwal kuliah jam 7, eh, ternyata jam 9."

"Ya baguslah, daripada telat."

Cukup lama kami mengobrol, hingga akhirnya Pak Dosen pun datang.

"Assalamu'alaikum," ucap Pak Ahmad saat memasuki ruang kelas.

Eh, tapi tunggu dulu, yang datang bukan Pak Ahmad, tapi siapa dia?

"Wa'alaikumussalam, Pak," kataku saat menyadari bahwa aku belum menjawab salamnya.

Alhasil, aku menjadi pusat perhatian orang-orang, termasuk dia. Aku langsung menunduk karena malu.

"Ai, masih muda gitu kok di panggil pak," bisik Nadiyah.

"Dia siapa ya?" Tanya Farizha padaku.

Padahal aku sendiri juga tidak tau siapa dia. Yang jelas, rasanya mau sembunyi di bawah meja sekarang.

"Hmm," orang itu berdehem sambil menatap tajam ke arah kami bertiga.

"Perkenalkan, nama saya..."

"Sebelumnya saya mau absen dulu ya."

Huft, sungguh sangat, sangat menyebalkan. Apakah dia tidak tau kalau aku sudah penasaran siapa dia sebenarnya.

Dia mulai menyebut nama kami satu per satu.

"Abidzar."

"Adinda Putri."

"Aisyah Humairah Az-Zahra."

"Hadir," ucapku saat mendengar namaku disebut.

.
.
.

"Saya anaknya Pak Ahmad, karena beliau sedang berhalangan, jadi saya di suruh untuk datang ke sini dan memberikan tugas kepada kalian," jelasnya setelah selesai mengabsen.

"Kalian sudah paham?" Tanyanya setelah menjelaskan apa tugas yang harus kami kerjakan.

"Paham," jawab kami serempak.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu," ujarnya lalu pergi meninggalkan ruang kelas.

"Ih, sok misterius banget sih tuh orang, namanya aja nggak di kasih tau," kata Dinda yang terlihat kesal.

"Iya, ngeselin banget deh," sambung Farizha.

"Nggak usah kepo," Abi yang bersuara.

"Kamu juga kepo kan."

"Nggak ya."

Suasana kelas menjadi gaduh gara-gara anaknya Pak Ahmad yang katanya Dinda sok misterius itu. Dia mau buat kami mati penasaran deh kayaknya.

--------------------------------------------------

Bismillah
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

Halo semuanya🤗
Ahlan wa Sahlan di cerita ana:)
Btw, ada yang baca nggak yah?
Semoga aja ada deh yang mau mampir ke sini. Smoga bisa menghibur juga. Dan intinya, semoga cerita ini ada manfaatnya, aamiin🤲

Afwan ya, karena ceritanya masih gitu-gitu aja😂 Masih banyak typo-typo nya juga😁

Kalau mau di lanjut ceritanya, silahkan di like, vote, coment and jangan lupa di follow yah😊

Syukron katsiran buat teman-teman yang udah baca🤩

Happy reading and enjoy my story

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

--------------------------------------------------

(Cerita ini hanya fiktif belaka)

Salam sayang dan salam ukhuwah dari author♥️

By : IAU

A i S y a hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang