Bagian XXVIII

4.4K 392 24
                                    

Typo itu manusiawi (◕ᴗ◕✿)

Author POV

Sudah 1 bulan kira kira sejak kalimat "hidup normal" itu berlaku di kehidupan Jaemin

Dan mengenai ibu Jaemin dia sudah dapat perawatan yang layak atas bantuan Jeno. Daehwi dan Dongpyo kini melanjutkan sekolah nya yang di biayayai oleh Jeno. Dan setiap bulan pasti ada sekantung belanja besar yang di kirim oleh Jeno untuk kebutuhan mereka sehari-hari. Rumah Jaemin juga sudah di perbaiki oleh nya

Dan sejak Jeno membantu dia dan keluarganya Jaemin berhen kerja atas paksaan Jeno dia tidak ingin Jaemin kembali ke ruang serba putih itu dan tangan nya kembali tertusuk jarum

Semua di lakukan Jeno untuk Jaemin
Ntahlah semua orang di buat bingung oleh perilaku Jeno. Bukan karena Jeno yang tiba-tiba membiayayai segala kehidupan Jaemin tapi ini pertama kalinya seorang Lee Jeno melakukan hal seperti ini pada kekasihnya atau orang lain

Jika ada yang bertanya dari mana uang Jeno berasal jawabannya adalah uang jajan dan uang hasil balap liar

Uang uang itu semua di simpan oleh Jeno dan jarang bahkan tidak pernah berkurang dan terus bertambah

Uang yang sudah masuk jangan harap bisa keluar

Ya itulah seorang Lee Jeno yang berubah hanya untuk Na Jaemin












Hari ini mereka semua sedang berkumpul di Rumah Haechan. Orang tua Haechan sedang pergi berlibur makanya Haechan mengajak mereka untuk bermain di rumah nya sekaligus menghilangkan bosan nya

"Bear apakah di rumah mu masih ada stok semangka?" Tanya Mark pada snag kekasih

"Di kulkas sepertinya tidak ada tapi jika mau petik sendiri di halama belakang" ujar Haechan

"Aku ambil tiga yaa!" Teriak Mark sambil berlari ke arah taman belakang

Inilah alasan Mark sangat suka jika di rumah Haechan. Karena di belakang rumah Haechan terdapat kebun semamgka yang cukup luas

Sementara di ruang tamu sedang ramai oleh teriakan kakak beradi Huang tersebut yang sedang berebut makanan di meja

"Tidak bisakah kalian diam?" Ucap Jeno yang sudah jengah akan suara ribut mereka berdua

"Renjun ini masih banyak makanan di meja,kenapa harus berebut" Jaemin angkat bicara, Jujur Jaemin juga lelah melihat pertengkaran mulai dia masuk ke rumah Haechan

Sementara Jisung, dia sejak tadi sedang bermain game di ponselnya dan tidak mempedulikan sang kekasih yang bertengkar dengan sang kakak




"Jadi kalian sudah mendapatkan izin untuk menginap malam ini di sini kan?" Tanya Haechan yamg datang dari dapur

"Sudah,tapi Jaemin?" Ucap Renjun, ia menoleh ke arah Jaemin

"Sudah" ujar Jeno

"Tapi ibu,Dongpyo dan Daehwi?" Tanya Jaemin pada Jeno

Tadinya Jaemin tidak akan menginap

"Aku sudah menyuruh perawat datang ke rumah mu untuk menjaga mereka bertiga" jawab Jeno

"Aaah baiklah "

"Jadi semuanya akan menginap" ujar Renjun

"Ah apakah kalian melihat Mark hyung? Aku tidak melihatnya dari tadi" ujar Jisung karena dia tidak melihat Mark sejak dia berkata akan menemui Haechan

"Ada yang mencariku? Aku disini" ujar Mark sambil memegang empat semangka

"Bukankah kau berkata akan mengambil tiga?" Tanya Haechan melihat semangka yang di bawa Mark

"Bear, semangka ini menggoda ku untuk ku petik" jawab Mark sambil tersenyum

"Gila"

Mereka menghabiskan waktu di ruang tengah sampai jam 8 malam

"Jaemin bisakah kau ikut denganku ke atas ada yang ingin ku katakan kepadamu" ucap Haechan

"Untuk apa? Aku ikut" belum Jaemin menjawab Jeno lebih dulu menyela perkataan Jaemin

"Tidak ini hal pribadi,kau tidak boleh ikut" tegas Haechan

"Baiklah"



Sekarang Jaemin berada di kamar Haechan
Di kamar yang bertema kayu itu terdapat banyak foto keluarga Haechan

Dan di sudut kamar terdapat satu goto lumayan besar yang menampakkan dua anak tersenyum dengan manis

Itu Jaemin dan Haechan

Dan di bawa foto itu ada meja yang menyimpan banyak sekali pernak pernik itu barang yang Jaemin berikan pada Haechan sewaktu mereka sedang bermain dulu

"Kau menyimpan semuanya?" Tanya Jaemin

"Semuanya,tidak ada ynag terlewat dan"

Haechan memberikan album yang berisi foto mereka dulu saat berada di taman kanak kanak dan sekolah dasar

Jaemin tersenyum melihat foto itu semua
Ada juga foto Jisung yang sedang tidur dan wajah nya penuh coretan
Semua kenangan indah itu tersimpan di dalam album tersebut
Dia senantiasa tersenyum dan mebalik halaman baru untuk melihat foto foto yang lain

"Jadi kapan kau akan memberitahu Jisung?" Tanya Haechan tiba-tiba

Senyum di wajah Jaemin seketika luntur dan berubah menjadi sendu

"Tunggu aku siap,aku takut dia akan membenci ku"

"Dia akan lebih membencimu jika dia tau kebenaran nya dari orang lain"

"Tapi aku taku"

"Tak ada yang perlu kau takutkan Na,kau tidak bersalah orang tuamu yang sala,kau dan Jisung hanya korban di sini"

"Tapi-

"Tidak ada tapi-tapian aku beritahu Jisung sekarang juga!"

"Harus sekarang?"

" Iya,aku akan membantumu"















"Hyuckiii kembalikan kalungku!!" Jaemin berlari mengejar Haechan yang membawa lari kalungnya

"Tidak mau! Ayo kejar aku terlebih dahulu Naaa!"

"Ayolah Nana cape Hyuckii"

"Hey,bear jangan berlarian nanti kau akan jatuh" himbau Mark

"Sudah Nana lelah"

'Nana'

Jisung langsung melihat ke arah Jaemin dan kalung yang sedang di pegang oleh Haechan

Itu kalung yang sama dengan milik nya kalung pemberian orang tunya

"Kak Nana?"

Semua yang ada di sana mengalihkan pendangan pada Jisung sekarang

"Kak Nana nya Ji?" Ucap Jisung sekali lagi dan berjalan ke arah Jaemin

Jaemin yang melihat Jisung semakin mendekat pun menjadi panik dan mundur ke belakang

"Jangan panik katakan yang sebenarnya "

Jaemin menghembuskan nafasnya secara perlahan dan mulai mendekati Jisung

"Iya ini Nana nya Ji" ujar Jaemin memeluk Jisung

"Kak Nana"

"Kak Nana"

"Jangan tinggalin Ji lagi"

Jisung menangis di bahu Jaemin dia memeluk Jaemin dengan arat seakan tak ingin di tinggalkan oleh sang Kaka

Semua yang berada di sana bingung mereka hanya melihat tanpa berani bertanya dan menggangu Jaemin dan Jisung

Jeno hanya diam melihat samg kekasih di peluk oleh sang teman

Haechan yang melihat itu tersenyum hangat

TBC



HEHE
BYE BYE





Hey I Love You   ~NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang