Selama dalam perjalanan kembali ke apartement, Hyunsuk hanya terdiam memandang lampu-lampu kota yang menyala di malam hari. Menemani beban pikiran yang tiba-tiba saja memenuhi otaknya.
"seharusnya bayangan itu tidak pernah pergi walau hanya sekejap"
Hyunsuk tidak tau alasan mengapa malam ini dirinya merasa kesal setengah mati. Hari ini sangat buruk menurutnya.
"Pak Jung!" seru Hyunsuk memanggil supir pribadinya yang sedang fokus menyetir.
"Ada apa Tuan?" tanya Pak Jung.
"Tolong putar balik..."
Di tempat lain, sesuai perintah dari Tuan Muda-nya, Jihoon sudah berjalan kaki selama 10 menit untuk pulang ke apartement. Saat ini ia berhenti sejenak di pinggir Jembatan Han River untuk beristirahat dan melihat apa saja yang ada di depan matanya.
Sebenarnya ia tidak terlalu lelah. Jalan kaki seperti ini bagaikan olahraga biasa baginya. Namun selama Jihoon berjalan, dia terus saja memikirkan apa yang salah dengannya hari ini hingga membuat Tuan Muda-nya itu marah. Berbagai kemungkinan pun memenuhi otaknya.
Hingga suara klakson mobil mengembalikkan kesadarannya. Ternyata itu mobil Hyunsuk.
Hyunsuk membuka kaca mobilnya "Kau benar-benar melakukannya?" tanya Hyunsuk dengan wajah datar.
Jihoon hanya menganggukkan kepalanya.
"Kau gila?!" seru Hyunsuk menatap Jihoon tidak percaya.
"Aku hanya menjalankan perintahmu" ucap Jihoon sambil menunduk. Jihoon tidak tau kenapa ia tidak berani menatap Tuan Muda-nya untuk saat ini.
Mendengar ucapan Jihoon barusan membuat Hyunsuk merasa bersalah dan kesal di saat bersamaan.
Hyunsuk pun membuang nafasnya dengan berat kemudian membuka pintu mobilnya.
"Masuklah" perintahnya pada Jihoon. Namun sang bodyguard hanya terdiam menatapnya.
"Kau benar-benar ingin pulang berjalan kaki?" tanya Hyunsuk kembali dengan dahi mengkerut. Lagi-lagi Jihoon masih saja terdiam.
Hyunsuk yang melihatnya pun seketika tersenyum miring "Demi Tuhan, Park Jihoon! Aku akan meninggalkanmu jika kau tetap jadi patung disitu"
Setelah mendengar ucapan Hyunsuk seperti itu, Jihoon langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam mobil. Ia terdiam karena takut berbuat salah lagi tapi ternyata kediamannya tadi justru membuat Hyunsuk semakin kesal.
Malam semakin larut. Entah bagaimana ceritanya, sesampainya mereka di apartement, Hyunsuk tidur bersama Jihoon dikamar sang bodyguard.
Kedua pemuda itu masih terjaga dalam posisi saling membelakangi. Hanya suara deru nafasnya mereka yang terdengar dalam kegelapan.
"Kau tau kenapa aku menyuruhmu tadi?" tanya Hyunsuk memulai pembicaraan.
"Kau marah?" tebak Jihoon.
"Bisa jadi tapi itu merupakan bentuk amarahku yang berbeda....."
"Apakah kau pernah merasakan hal itu padaku?" tanya Hyunsuk kembali.
"A-apa maksudmu? Aku tidak mengerti" jawab Jihoon dengan cepat. Hyunsuk tersenyum masam mendengar jawaban Jihoon barusan.
Keheningan pun kembali melanda. Tidak ada lagi yang bersuara. Hingga tubuh Hyunsuk berbalik menatap punggung Jihoon.
"Peluk aku, Ji!" pinta Hyunsuk dengan suara memohon.
Jihoon yang awalnya sudah ingin terlelap, akhirnya membuka matanya kembali ketika mendengar permintaan pemuda pendek itu.
"Peluk aku seperti yang sering Eomma-ku lakukan!" ucap Hyunsuk lagi. Namun Jihoon tetap tidak bergeming.
Karena tidak ingin menunggu lama, tangan Hyunsuk dengan cepat memeluk tubuh Jihoon duluan. Tapi dengan cepat pula Jihoon mendorong tangan Hyunsuk agar melepaskan pelukannya.
"Hyunsuk, jangan seperti ini..." pinta Jihoon.
"Apa? Bukankah dulu kau sering melakukan ini padaku. Aku ingin kau melakukannya lagi" ucap Hyunsuk dengan suara yang terdengar sedih.
Mendengar suara Hyunsuk seperti itu membuat Jihoon merasa tidak enak. Walau dalam gelap seperti ini, Jihoon yakin jika saat ini Hyunsuk dalam mode kekanakan dan sebentar lagi pemuda itu akan menangis.
Benar saja, isakan tangis langsung terdengar di telinga Jihoon.
"Hyunsuk....." Jihoon membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Hyunsuk. Namun Hyunsuk tiba-tiba membangunkan tubuhnya dari tempat tidur.
"Aku pindah" setelah mengucapkan itu, Hyunsuk pergi meninggalkan Jihoon dan kembali ke kamarnya sendiri.
Melihat kepergian Hyunsuk, membuat Jihoon semakin merasa bersalah. Ia berpikir jika saat ini dia semakin membuat pemuda pendek itu marah. Dia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.
Hatinya berkata jika ia harus menyusul Hyunsuk ke kamarnya untuk menenangkannya. Tapi ia juga takut jika ia hanya semakin memperkeruh suasana.
Hi, guys!
Aku balik lagi... Apakah kalian udh lupa? :')
Maaf part ini pendek yaaa
*gambar, nama, lokasi tempat jika salah mohon dimaafkan, cuma sebagai pemanis aja*Maaf banget kalo lama gak update soalnya stuck sama kelanjutan alurnya mau gimana😭 Aku mau bikin konfliknya tapi bingung huhuhuhu
Tapi makasih byk yg sdh mau menunggu cerita ini 💕💕
Tinggalkan jejak like dan komentnya biar aku tau kalian ada xixixixi :))
Thankyou!
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW • Hoonsuk
Fanfictiontentang Choi Hyunsuk seorang siswa SMA yang merupakan anak dari pemilik perusahaan terkaya di Seoul. sifatnya sangat bertolak belakang. disisi lain Park Jihoon merupakan seorang anak yang telah diasuh oleh Appa Hyunsuk sejak kecil dan ditugaskan men...